Dilansir dari laman Washiton Post bulan Januari 2017, paus kesepian ini ditemukan pertama kali oleh seorang peneliti biota laut bernama Dr. William Watkins dari Oceanographic Institution Woods Hole.
Frekuensi ini lebih tinggi daripada frekuensi komunikasi paus normal yang pada umumnya hanya berkisar antara 12 sampai 25 Hertz.
Angka 52 digunakan untuk mengingatkan peneliti pada frekuensi suaranya yang tidak biasa.
Sampai saat ini jenis paus penyendiri tersebut belum benar-benar diketahui.
Pada tahun 2015, para peneliti melakukan segala cara untuk kembali menemukan Whale 52 di Samudra Pasifik.
Ilmuwan biota laut, Mary Ann Daher mengatakan bahwa Whalien 52 memiliki popularitas yang menyamakan seorang artis tenar di masyarakat.
Jurnalis sains New York Times, Andrew Revkin, mengatakan bahwa jurnal penelitian mengenai paus ini sangat menarik hingga mampu menyentuh emosi manusia.
Kisah paus yang kesepian ini telah menjadi inspirasi banyak pihak.
Whale 52 menjadi frasa simbol mengenai kesepian yang menyayat hati.
@ggukiebunny @chjimean @Xierweiyaaa @xcypherdz @citacittttt @0ggukmin @neko_mochiwww @yoonin_ @Jeon_DynaAz @maulinss_ @heybil12 @namjooice @smootaext @airplanejin_ @vtrii08 @_SweetSoda_ @meymoa @vantaeforgguk @rintanfaa @uripayem @ssyugaa
Yg udah follow nnti aku follback satu2, ini signalnya jelek bgt 😭
Jdi selama signal msh jelek aku mau nugas dulu yaaa.. sedih bgt kan ya malming tpi ttp nugas 💜
Here’s a song for you… Whalien 52 by BTS
open.spotify.com/track/6ESRqSLu…