, 16 tweets, 4 min read Read on Twitter
Sesudah nonton film ini kemarin, saya suka banget sama gelapnya kisah Joker. Walau di balik itu, ada permasalahan yang berpotensi terjadi akibat kisah ini.

Joker, Mental Health and Stigma

-saya nulisnya pelan pelan ya-
Dimulai dari bagian yang saya suka

Joker, sebagai film dan cerita sukses membuat saya merasakan sakitnya hidup sebagai Arthur. Bully, fitnah, kekerasan, orang yang tidak mampu mengerti, sistem yang tidak mendukung dst dsb.

Actingnya Joaquin Phoenix juara banget. Sakiiitttttt
Mengingat film ini, saya kemudian teringat villain di Spiderman waktu era Tobey.

Penggambaran manusia tidak hanya jahat dan baik. Ada kompleksitas sosiokultural juga disana. Kita diajak menyelami rasa sakit dan alasan villain Joker bergerak.
Udah cuma itu bagian yang saya suka. Sekarang langsung ke bagian yang saya rasa berbahaya ya.

Sebelum dijabarkan, saya mau nanya dulu ke temen temen.

Kira kira lebih sering mana, seseorang dengan gangguan jiwa jadi pelaku kejahatan atau korban kejahatan?
Menurut teman teman dari 100% perilaku kejahatan, ada berapa banyak yang pelakunya berasal dari penderita gangguan kejiwaan?
Stigma bicara tentang pembeda secara sosial. Pada gangguan jiwa stigma yang cukup sering dilekatkan adalah “Berbahaya”. Joker menguatkan stigma yang sudah kuat di masyarakat tentang ODGJ = berbahaya.

Data berkata sebaliknya, ODGJ justru lebih sering jadi korban
Lumayan juga pengetahuan teman teman di sini

Sebenarnya potret ODGJ Joker sebagai pelaku kejahatan itu tidak umum. Sebagian besar pelaku kejahatan justru tidak memiliki gangguan jiwa. Sekalipun kamu sangat percaya bahwa gangguan jiwa menyebabkan kriminalitas, that’s not the case
Benar sekali pada beberapa gangguan jiwa ada resiko terjadinya kekerasan. Tapi kalaupun ditotal dari 100% kejahatan, angkanya hanya 4% saja. 96% kejahatan dilakukan oleh orang yang tidak ODGJ.

Tapi dalam film Joker, ODGJ digambarkan sebegitu berbahayanya
Kita perlu membedakan antara tindak kriminal dan gangguan jiwa

Seringkali ada pertanyaan muncul

“Dok pelaku bom bunuh diri itu sakit jiwa kan?”
“Dok pembunuh berantai itu sakit jiwa kan”

Kita begitu ingin alasan dari kejahatan adalah gangguan jiwa. Kenapa? Ya karna stigma
Beberapa orang mungkin gatal ingin menyematkan label diagnosis pada Joker. Dan berusaha menyambungkan dengan stigma bahaya yang sudah melekat dalam belief kita.

Tapi....

Kita ga bisa mendiagnosis seseorang yang ga ada. Apalagi mengambil kesimpulan untuk sesuatu yang tidak nyata
Yang saya ga suka lagi dari Joker (2)

Film ini tidak cocok bagi yang perkembangan moral remaja kebawah. Remaja menilai moral pada level sosial, mutual benefit. Sehingga pada kondisi “tertindas” seperti Joker bisa saja remaja menganggap pembalasan sebagai hal yang “wajar”
Film ini lebih cocok ditonton untuk usia 21 tahun ke atas. Dimana perkembangan moral sudah baik, dan bisa menilai moral melebihi mutual benefit.

So kalau kamu punya isu mental emosional, belum 21++, ga enak badan, saran saya pilih tontonan lain aja
Kenapa pembalasan Joker terasa menyenangkan? Karena itu imajinasi pembalasan

Penelitian menunjukkan, membayangkan pembalasan membuat seseorang lega. Tapi melakukan pembalasan akan membuat makin gak puas.

Film joker (dan film action) memuaskan kita terhadap imajinasi pembalasan
Buat yang sudah dewasa, bisa saja membedakan antara pembalasan, menahan diri untuk tidak membalas, memaafkan, memilih pergi dst

Tapi tidak elok membiarkan anak mempelajari pembalasan sebagai cara yang dipuja dan dibenarkan banyak orang seperti dalam aksi Joker
Obat psikiatri

Ada pesan tersembunyi yang saya rasa juga berbahaya tentang obat kejiwaan di film ini. Ada asumsi tentang obat kejiwaan malah menghambat kebahagiaan, tidak membuat seseorang bebas.

Tujuan pengobatan adalah seseorang kembali sejahtera. Bukan malah jadi ga bahagia.
Anw bukan saya ga menikmati filmnya, i really love Joker. Komedi tragis kehidupan yang masyarakatnya menderita. Dari sana kita bisa belajar untuk bersikap baik kepada semua orang.

Tapi film ini bukan untuk semua orang. Juga berpotensi juga menimbulkan nyeri emosional.

End
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to dr. Jiemi Ardian
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!