, 18 tweets, 3 min read
JAYADRATHA

Hari ke 13 Bharatayudha, ketika Abimanyu mjd ujung tombak pasukan Pandawa utk melawan formasi Cakrawyuha yg diterapkan Mahaguru Drona, tiba2 Jayadratha, raja kerajaan Sindhu yg memihak Kurawa, datang dgn ribuan pasukannya dan langsung memotong jalur bantuan Pandawa.
Jadilah Abimanyu bertempur sendiri ditengah kepungan formasi dahsyat yang ia sendiri belum tuntas mempelajarinya. Jayadratha ikut mengeroyoknya secara pengecut, yang bertentangan dengan adab pertempuran para ksatria, yang seharusnya dilakukan satu lawan satu. Abimanyupun gugur.
Arjuna yang bangga bercampur sedih mendengar kisah kematian putranya mengucap sumpah “besok sebelum matahari terbenam, leher Jayadratha harus putus. Bila aku gagal melaksanakan sumpah ini, biarlah aku mati dgn masuk ke api pembakaran. Besok, aku atau Jayadratha yg akan dibakar”.
Sumpah itu segera didengar oleh Kurawa. Maka Sangkuni sbg ahli strategi Kurawa memerintahkan agar besok Jayadratha tidak ikut bertempur, shg Arjuna tidak bisa membunuhnya. Etika pertempuran ksatria diatur ketat, tak mungkin menyerbu musuh yang beristirahat di tendanya sendiri.
“Kita menang mudah, kita tidak perlu bersusah payah membunuh Arjuna karena dengan menyembunyikan Jayadratha, maka Arjuna akan memenuhi sumpahnya, ia akan bunun diri. Kalau Arjuna mati, Pandawa otomatis kalah. Haha... merepache... akhirnya kita melihat cahaya kemenangan kita“
Keesokan harinya, Arjuna mencurahkan seluruh kesaktiannya utk mencari Jayadratha. Drestayumna yg mjd panglima perang Pandawa menyebar mata2 di seluruh pelosok Kurusetra. Namun waktu berlalu hingga sore, sosok Jayadratha tdk jg ditemukan. Kekhawatiran mulai menyelimuti 5 Pandawa.
Mereka bertempur dalam kegalauan sambil sebentar2 melirik matahari. Ingin mereka menahan matahari di tempatnya agar tak keburu terbenam, namun siapalah yang mampu menahan sang waktu ? Dan lapangan Kurusetra tiba2 gelap. Terompet tanda pertempuran harus dihentikanpun ditiup.
Para ksatria menarik senjatanya masing2. Sementara itu, didalam tendanya, Jayadratha tersenyum lega. Dua kali ia memastikan kepada prajuritnya bahwa diluar memang sudah gelap dan terompet tanda berhentinya pertempuran telah ditiup.
“Kalau begitu, inilah saatnya aku ke medan Kurusetra. Aku sendiri yg akan membakar Arjuna...”.

“Arjuna, penuhilah sumpahmu. Api telah disiapkan, tentu kami memperoleh kehormatan menyaksikan kematianmu.. Kini bahkan Vasudewa Krisna tak akan bisa menolongmu” Duryodana terbahak.
Arjuna menoleh pd Krisna sambil berjalan menuruni tangga kereta perangnya. “Vasudewa, aku percaya inipun ada dalam skenariomu. Aku terima kematianku ini tanpa kehilangan kepercayaan kepadamu” katanya mantap sambil berjalan menuju tumpukan kayu yang siap dibakar bersama tubuhnya.
Tiba2 saja Jayadratha yang seharian ini lenyap, tiba2 muncul dihadapannya dengan obor di tangan. “Arjuna, ternyata hari ini akulah yang akan membakarmu hahaha .... ”

Tapi lihatlah, langit tiba2 berangsur terang. Cahaya matahari tiba2 berpendar menjamah medan Kurusetra.
Lalu terdengar Sangkuni berteriak “wahai Vasudewa, mengapa Chakra Sudarsan-mu menutupi matahari ?”

Ya. Ternyata matahari masih belum terbenam. Vasudewa Krisna lah yang menutupinya dengan senjata Chakranya. Karena masih terang, terompet pertempuranpun kembali ditiup.
Celaka bagi Jayadratha, saat itu ia tepat berdiri dihadapan Arjuna yang telah bersumpah memutus lehernya. Maka sepucuk panah sakti melesat dari Gandiva Arjuna memisahkan kepala Jayadratha dari badannya yang masih menggenggam obor. Obor yang ia rencanakan untuk membakar Arjuna.
Andai saja Jayadratha tidak tergoda memenuhi egonya untuk membakar Arjuna dengan tangannya sendiri, andai saja ia terus bersantai di tendanya hingga pembakaran jenazah Arjuna usai, tentu ceritanya akan berbeda. Tetapi demikianlah yang dikatakan Vasudewa Krisna :
“Aku mengetahui masa depan melalui pengetahuanku pada kejadian hari ini. Kejadian hari ini yang dibentuk oleh karakter masing2 manusia ini, melahirkan pola yang responnya bisa ditebak. Dari pengamatan itulah aku dapat menyusun rencana dan mengetahui hasilnya”.
Jayadratha bisa saja tidur santai di tendanya. Tapi karakter, kesombongan dan egonya menarik langkahnya ke medan Kurusetra karena ia tak puas hanya mendengar kematian musuhnya. Ia ingin melakukannya sendiri agar ia dapat mengejek dan tertawa.
****

Maka sahabat, bila ada yang begitu bersemangat membela egonya hingga mengatakan, menulis, melakukan hal2 yang terasa melampaui batas, ingatlah kisah Jayadratha ini. Tindakan2 dan ucapan2 itu adalah karakter. Karakter yang menyebabkan responnya dimasa depan bisa ditebak.
Tutupi sinar sejenak, maka ia akan menyerahkan lehernya. Mereka yg suka menyebar fitnah, melakukan hal2 yg membahayakan masadepan bangsa, tinggal menunggu waktu, akan menerima nasib spt Jayadratha.

Vasudewa Krisna mengajarkan ini dengan sangat jernih.

🙏🙏🙏
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with HinduGL

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!