Thread by @PartaiSocmed

PENCABUTAN SUBSIDI GAS 3 KG. JOKOWI RAJA TEGA

#JokowiRajaTega

Bicara soal rencana pencabutan subsidi gas 3 kg menjadi subsidi tertutup hanya untuk masyarakat miskin saja tak afdol rasanya jika tak membahas tentang konversi minyak tanak ke gas LPG sebagai awal mula permasalahannya

Konversi minyak tanah ke gas LPG dilakukan tahun 2007 karena subsidi minyak tanah dianggap terlalu tinggi dan membebani APBN.
Oya, saat itu subsidi minyak tanah diberikan secara menyeluruh. Jadi baik kaya maupun miskin bebas membeli dengan harga yg sama

#JokowiRajaTega

Program konversi ini memang termasuk berhasil karena semua rumah tangga, baik yg kaya maupun miskin diberi kompor dan tabung gas 3 kg gratis. Syaratnya belum punya kompor gas. Jadi ada semacam insentif supaya masyarakat mau beralih ke gas.
#JokowiRajaTega

Kami ulangi lagi, saat itu semua yg mau beralih dari minyak tanah ke gas ditawari kompor dan tabung gas 3 kg. Tidak mengenal kaya atau miskin! Pokoknya semua diajak pindah ke gas LPG yg dikampanyekan lebih irit (karena diberi subsidi)
#JokowiRajaTega

Alhasil program konversi tersebut sukses karena masyarakat berbondong2 pindah ke gas LPG. Negara pun berhasil menghemat triliunan rupiah!
#JokowiRajaTega

Meskipun ada kritik mengapa kita tidak konversi ke LNG yg sumbernya melimpah ruah di tanah air, tetapi malah ke LPG yg sama2 impornya dengan minyak tanah.
#JokowiaRajaTega

Dan adanya korban berupa bangkrutnya industri pembuatan kompor minyak tanah di tanah air.

#JokowiRajaTega

Tapi setiap kebijakan selalu ada plus minusnya. Yg pasti sasaran penjualan gas LPG 3 kg sama persis seperti penjualan minyak tanah. Tidak membedakan kaya dan miskin. Dan karenanya negara berhasil menghemat triliunan rupiah.
#JokowiRajaTega

Tabung gas 3 kg itu di produksi untuk konversi minyak tanah ke gas. Krn pengguna minyak tanah berasal dari semua rumah tangga (miskin dan kaya), maka gas 3 kg juga dibagikan untuk semua rumah tangga. Hal ini tertuang pada Perpres 104 tahun 2007 pasal 1 ayat 4 dan pasal 3 ayat 1

Lalu setelah semua masyarakat pindah ke gas LPG tiba2 secara sepihak Pertamina memberi stempel "Hanya untuk masyarakat miskin" pada tabung gas 3 kg. Kurang ajar tidak?
#JokowiRajaTega

Tapi apa sebenarnya yg melatarbelakangi stempel diskriminasi di tabung gas melon itu? Ternyata kepentingan bisnis pertamina.
Akibat hadirnya gas 3 kg yg lebih murah tersebut gas 12 kg dan belakangan gas 5,5 kg jadi tidak laku. Wajar karena ada disparitas harga.
#JokowiRajaTega

Tapi apakah Pertamina rugi dengan penjualan gas 3 kg itu? Jelas tidak sebab selisih harga dengan harga keekonomisannya ditanggung pemerintah. Jadi tetap untung.
Masalahnya, Pertamina itu meski BUMN tetaplah sebuah korporasi yg greedy dan korup.
#JokowiRajaTega

Masalahnya adalah meskipun tidak rugi tapi keuntungan Pertamina dari jualan gas 3 kg yg bersubsidi tidak sebanyak keuntungan jualan bright gas. Bahkan Pertamina sempat akal2an bikin program konversi ala mereka sendiri. Tetap gatot!
#JokowiRajaTega

Akhirnya ditempuh cara paling jitu sebagai BUMN yaitu melalui kebijakan pemerintah. Isunya adalah menghemat APBN. Mereka lupa bahwa dibanding minyak tanah dulu sudah terjadi penghematan APBN ketika masyarakat pindah ke gas LPG.
#JokowiRajaTega

BUMN seharusnya ada demi rakyat bukan rakyat ada untuk BUMN. Perilaku BUMN yg menggunakan hak monopolinya untuk sebesar2nya keuntungan tanpa memberi opsi lain pada rakyat adalah contoh KAPITALISMS EKSTRIM!
#JokowiRajaTega

Kapitalisme Ekstrim ini bahkan di negara2 kapitalis sekalipun sangat diharamkan tetapi subur di Indonesia.
Kapitalisme ekstrim adalah praktik mendapatkan keuntungan yg sebesar2nya secara tidak fair tanpa kompetisi dan dengan bantuan negara.
#JokowiRajaTega

Contoh praktik Kapitalisme Ekstrim adalah hilangnya Premium dari pasaran meskipun Premium sdh bukan lagi BBM bersubsidi krn keuntungannya kurang banyak dibanding pertalite. Konsumen tdk diberi pilihan lain krn negara melarang SPBU asing jual BBM setara premium.
#JokowiRajaTega

SOLUSI.
Nah, kami bukan sekedar kritik saja tapi juga memberikan solusi. Solusi yg kami tawarkan adalah menghilangkan hak monopoli yg diberikan pada Pertamina untuk bisnis gas LPG ini. Ijinkan perusahaan lain atau asing untuk berkompetisi dengan Pertamina.
#JokowiRajaTega

Buka pasar agar masyarakat bisa memilih siapa yg jualan paling murah dan jangan lindungi Pertamina seperti yg dilakukan Pemerintah terkait Premium. Tidak perlu dibuat aturan harga batas bawah untuk gas LPG! Buka pasar selebar2nya agar konsumen punya pilihan!
#JokowiRajaTega

Dengan adanya kompetitor kami yakin harga gas LPG bisa jadi murah. Karena selama masih dimonopoli oleh Pertamina maka segala biaya inefisiensi dan korupsi di tubuh BUMN itu akan dilimpahkan pada harga jual produk retailnya.
#JokowiRajaTega

Negara tak perlu lagi terlalu melindungi Pertamina sampai2 menyengsarakan rakyat seperti ini. Sebab BUMN didirikan untuk rakyat bukan rakyat diciptakan untuk BUMN. Kecuali niatnya memang membuat BUMN sebagai mesin perah politikus.
#JokowiRajaTega

Solusi selanjutnya adalah mulai lakukan konversi LPG ke LNG dimana kita adalah eksportir LNG terbesar dunia.
Memang butuh proses karena perlu instalasi pipa ke perumahan2. Tapi layak dilakukan karena LNG jauh lebih murah dan sumbernya berlimpah di Indonesia.
#JokowiRajaTega

Akhir kata, @jokowi janganlah kejam2 pada rakyatmu sendiri. Ingat, tanpa mereka Anda bukan siapa-siapa. Terima kasih.
#JokowiRajaTega