Tjoe Bou San, di usia 27 tahun sudah menjadi pimpinan redaksi merangkap pimpinan umum di SinPo, sebuah media sangat kuat pengaruhnya di Hindia Belanda. Penolakan kewarganegaraan tsb menandaskan bahawa orang2 Tionghoa bukan bagian dari penjajah Belanda.
Semenjak meninggalnya Tjoe Bou San, Media SinPo kemudian dilanjutkan kepemimpinannya (pimred) oleh Kwee Kek Beng..SinPo adalah sebuah media yang sangat menyokong perjuangan/pergerakan ke arah Indonesia Merdeka.
SinPo juga berani menggunakan istilah "Indonesia" pd tahun 1926, 2 tahun sebelum Sumpah Pemuda.
Sumber:
--Pergerakan Tionghoa di Hindia Olanda dan Mr. P.H.Fromberg Sr.. oleh: Tjoe Bou San, terbit tahun 1921.
--Prisma, No 10, 1984.
Koleksi Museum Pustaka Peranakan Tionghoa.