Thread by @GlHindu

“Laksmana, tak mampu lagi hatiku menanggung rindu. Tak ada yg lebih buruk dari manusia yang kehilangan cinta. Ingin kukeringkan laut ini agar kita bisa segera menyeberang ke negeri Alengka. Tapi ada milyaran kehidupan didalamnya...

#SugihanBali&Valentine

Laksmana, apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan tak tahu kondisi cintaku Sita disana. Tidakkah kemewahan Alengka memalingkan hatinya? Masihkah ia menantiku dengan setia ? Laksmana, siang dan malam berlalu, hatiku luka2 menahan rindu” Rama tersedu.

Tiba2 ia seperti anak kecil yang menangis tak berdaya. Panah sakti Gowawijya gemerincing melompat2 dari sarungnya, minta segera dilepaskan, tak tahan ia melihat kesedihan junjungannya.

“Kakanda Ramawijaya, tabahkan dirimu. Tak kan redup cinta oleh derita.

Perpisahan ini justru akan membuatnya lebih bercahaya. Untuk menghiburmu, mintalah Hanoman ke Alengka menemui Sita. Ia juga pasti mengkhawatirkanmu” kata Laksmana. Sama seperti Gowawijaya, Laksmana juga tak tahan melihat kesedihan kakaknya.

Meski sudah bersumpah menjalani hidup suklabrahmacari, Laksmana paham kekuatan cinta. Ia bisa merasakan duka lara kakaknya.

“Hanoman, kamu berangkatlah ke Alengka. Temui Sita. Sampaikan keadaan kita disini. Kamu bawa cincin ini, mintalah Sita mengenakan di jarinya.

Bila bercahaya, masih sucilah ia, dan masih besarlah cintanya padaku. Bila sebaliknya, artinya ia telah ternoda, dan hatinya bukan lagi untukku”. Rama melepas cincin dijarinya, menyerahkannya pd Hanoman disertai derai air mata Laksmana dan jutaan kera di lembah Gunung Suwela.

Dimanakah tempatnya curiga diantara cinta yang sanggup mengeringkan samudra ?

Di sudut terindah Alengka, di taman Argasoka, Sita bagaikan bunga tunjung ditengah telaga penuh bisa. Keindahan yang bisu dalam pelukan duka. Sehelai bulu burung Jatayu terselip indah di rambutnya.

Bulu inilah satu2nya penjaga yang mampu melindunginya dari jamahan nafsu Rahwana. Sebagaimana janji Jatayu, bulu ini akan berubah menjadi pisau tajam setiap saat sita terancam. Sita tak bisa membunuh Rahwana, tapi ia bisa mengakhiri hidupnya sendiri.

Lebih baik mati daripada harus menyerahkan dirinya pada Rahwana. Disisi lain, Rahwana tidak mau gegabah. Ia tak mau kehilangan cinta 2 kali. Dulu sekali, ia kehilangan cinta Dewi Widowati yang memilih menceburkan diri ke api pembakaran sebelum Rahwana berhasil menyentuhnya.

“Ibunda Sita, terimalah sembah sujud hamba. Hamba adalah Hanoman, utusan junjungan hamba Raden Ramawijaya. Hamba diutus untuk memastikan keadaan Paduka. Mohon paduka bersabar, tidak akan lama, kami akan membangun jembatan ke Alengka untuk mengalahkan Rahwana.

Raden Ramawijaya setiap hari seperti orang linglung memikirkan paduka, tak tahan ia menahan rindu dan cinta. Dia menitipkan cincin ini kepada hamba, mohon Paduka kenakan di jari Paduka”. Hanoman menyembah, ia berhasil masuk ke Alengka dan menemui Sita.

Dan lihatlah, taman Argasoka tiba2 terang sejenak. Cincin yg dikenakan di jari Sita bercahaya berpendar2, mengalahkan keindahan bunga2 Alengka. Adakah yg lebi indah dr cinta suci dua anak manusia?

Hanoman melesat ke angkasa. Tak sabar ia cepat2 kembali ke Lembah Gunung Suwela.

Ingin ia segera membelah samudra, untuk menyatukan 2 cinta. Cincin yang bercahaya terang dijari Sita memberinya kekuatan berlipat ganda. Itulah cahaya cinta yang menerangi hati setiap manusia, yang pada akhirnya menerangi semesta raya.

Apalah artinya semesta tanpa cahaya cinta?

***
Hari ini adl hr spesial. Umat Hindu merayakan “Sugihan Bali”, symbol pembersihan diri, bhuwana alit, setelah kemarin “Sugihan Jawa”, symbol pembersihan jagat, bhuwana agung.

Saat bersamaan, hari ini jg adl hr perayaan cinta.

Selamat Sugihan Bali & Happy Valentine Day 🌷❤️