How to get URL link on X (Twitter) App
@P_C_HORROR @HorrorBaca @ceritaht @IDN_Horor Malam itu di tengah suatu hutan yg lebat, seorang laki-laki setengah baya tengah duduk menghadap ke arah suatu api unggun yg beberapa saat yg lalu ia nyalakan.
Pada pagi itu di suatu kota kecil. Di salah satu sudut jalan tampak seorang laki-laki yg adalah Arhan sedang mengendarai sepeda motornya jenis bebek manual. Ia sepertinya hendak menuju suatu tempat yg merupakan di mana para kenalannya sedang berkumpul.
Samar-samar yg terlihat oleh bocah lelaki itu adalah sosok perempuan yg selama ini membesarkannya, diseret keluar dari dalam rumah. Orang-orang itu membawa perempuan tersebut entah ke mana.
Cerita ini pernah dibuat ketika pertama kali saya aktif membuat thread di twitter. Saya membuat cerita yg sama bukan karena cerita yg lama sukses melainkan karena saya merasa cerita tersebut kurang sreg dan juga terlalu absurd.
Dalam keremangan saat itu, Pak Tohar diseret oleh beberapa orang pengepung dalam kondisi dari wajah hingga ujung kaki dipenuhi tetesan darah. Laki-laki itu terlihat tidak berdaya saat orang-orang semi telanjang tersebut membawanya melewati gerbang dari tumpukkan batu yg mengarah
Cerita yg saya tulis ini kemungkinan memiliki judul yg sepertinya sudah terlalu umum. Tapi saya pastikan isi cerita bukan hasil dari menyontek karya orang lain. Bahkan cerita ini asli hasil pemikiran saya sendiri berdasarkan pada pengamatan pada sekelompok masyarakat yg memang
Malam itu di sebuah kampung di suatu desa yg namanya dirahasiakan. Di dalam sebuah rumah berdinding bata merah yg tidak diplester, sedang terjadi suatu kepanikan luar biasa.
Thread ini merupakan lanjutan dari thread berjudul "Rahasia Reruntuhan di Tengah Hutan". Bagi yg mengikuti thread tersebut mungkin tidak akan kebingungan dengan thread lanjutan ini.
Sebelum lanjut ke ceritanya, penulis ingin menyampaikan bahwa gambar di atas hanya ilustrasi yg berasal dari platform editing cover...
Menjelang dini hari di dalam sebuah rumah besar yang berdiri terpencil di tengah-tengah perkebunan sawit yang telah lama ditinggalkan.
Desa Cikahuripan yang telah lama mati, di salah satu sudut wilayahnya berupa rumah-rumah penduduk yang terbengkalai.
Setelah semalam berlalu pasca diusirnya keluarga Pak Raman dari desa.
Di suatu pagi menjelang siang. Di jalanan desa itu terlihat beberapa orang warga sedang berjalan terburu-buru menuju ke arah selatan. Terkadang para warga tersebut menemui warga lain yang ditemuinya kemudian membicarakan sesuatu yang tampaknya penting sekali.
November 1965
Cerita ini merupakan kelanjutan yang seharusnya dari cerita berjudul "Paninggaran". Cerita akan berfokus pada Johan dan Lidya yang setelah berhasil menghindari kejaran makhluk-makhluk penunggu Taman Ramayana, berhasil mencapai kota yang dinamakan Warung Kiara.
Malam itu di suatu desa yang berlokasi tidak jauh dari hutan lebat. Tampak dua orang laki-laki sedang berbicara satu sama lain sambil celingukan.
Parit pertahanan Hellberg dalam kondisi kacau balau. Para tentara berlarian di antara ledakan artileri dan berondongan senapan musuh.
Pemuda itu bernama Andre. Ia sedang berusaha tidur meski kedua matanya susah terpejam.
Pagi itu di suatu sekolahan menengah atas. Suatu perkelahian terjadi antara dua siswi SMA di lapangan basket dekat lapangan upacara.
Kota S, di mana sekarang salah seorang tokoh dari cerita sebelumnya berada. Di sebuah rumah bercat putih yang dikelilingi pagar tembok berwarna putih juga, Rina sedang mengepel lantai.
"Sangat tidak bijak jika kita harus meninggalkan desa yang sudah sekian lama kita bangun, pak," ujar Pak Didin setelah mendengar pernyataan Pak Subhan soal akan dikosongkannya desa.