Profile picture
Zulfikar Akbar @zoelfick
, 42 tweets, 14 min read Read on Twitter
Baik, menjelang subuh saya mencoba mengulik siapa @eliya_mkom yang awalnya sempat saya kira laki-laki yg bersembunyi di balik akun perempuan.
Beberapa teman mmg menunjukkan bukti bahwa @eliya_mkom adalah benar sbg perempuan, dan terafiliasi ke kalangan oposisi.
@eliya_mkom sempat tenar dan jadi buah bibir dengan konten hasutan, menuding ada bagian tanah negara dicaplok negara tetangga.

Ia masih aman krn ulahnya saat itu cm berujung klarifikasi dr @_TNIAU yang menegaskan bahwa tdk ada tanah dicaplok
@eliya_mkom juga sempat memelintir kasus di Mako Brimob sbg pengalihan isu
Bahkan saat terjadi aksi bom bunuh diri bbrp waktu lalu @eliya_mkom ini pun lagi² memelintir kasus tsb, dan tujuannya begitu2 saja: menyerang pemerintah
@eliya_mkom ini memiliki kebencian kuat thd pemerintah, dan gemar menjadikan hasutan dan fitnah sbg senjata menyerang.

Bahkan usaha @Chilli_Pari yg kebetulan putra presiden jadi sasarannya. Ia beruntung krn negeri ini tdk dipimpin presiden tangan besi.
Persoalan paling serius dr keberadaan akun @eliya_mkom bukan krn ia menyasar anak presiden dlsb. Namun bgm ia memainkan hasutan² berbahaya dgn berbagai macam cara, yg di sisi lain ia dgn mudah cuci tangan.
Ingat bgm saat ia mengangkat ada tanah di Kalimantan dicaplok negara tetangga? Dengan ekspresi tanpa rasa berdosa @eliya_mkom ini menganggap masalah clear krn ada klarifikasi @_TNIAU
@eliya_mkom ini berbahaya krn bisa saja mengarahkan fitnahnya kpd siapa saja yg dianggap berlawanan dgnnya, atau yg dipandang mengusik kebiasaannya menebar hasutan di linimasa.
Menyimak bahaya itulah maka knp dr kemarin sy terlihat iseng di linimasa mengusik akun @eliya_mkom tsb.
Saat mengusik @eliya_mkom dr kemarin, saya tdk melihat dia perempuan atau bukan, melainkan apa isi dr cuitan2nya.
Soal pemilik akun @eliya_mkom ini di kubu oposisi bukanlah masalah. Demokrasi menghalalkan perbedaan.

Namun yg mesti ditentang keras adalah upayanya yg menghasut di byk kesempatan. Silakan simak isi linimasanya.
Tindak-tanduk @eliya_mkom di @TwitterID ini sama sekali tidak mengedukasi. Bisa disimak bgm ia menulis cuitan demi cuitan dan muatan apa yang dibawanya.
Maka kenapa, semoga @aduankonten bisa lbh proaktif melihat akun² spt @eliya_mkom ini. Bukan soal ia mengusik pemerintah, tapi lbh ke sisi efek yg bisa ditimbulkan akun spt ini thd publik.
Kalau sekadar kritikan @eliya_mkom thd pemerintah, itu wajar sbg haknya sbg warga negara.

Masalahnya adalah ia turut menyebar hasutan dgn dalih sbg kritikan. Di sinilah bahaya thd publik, terutama yg kebetulan bersimpati ke kubu oposisi.
Menghasut dgn menggunakan akun perempuan atau benar² dr kalangan perempuan lbh riskan. Sebab kalangan pria pun terkadang ragu menghadapi akun perempuan krn segan, khawatir dicibir, s.d dianggap "kurang laki"
Makanya banyak pengguna medsos pria, kalaupun menolak dan anti thd upaya2 hasutan s.d fitnah, menghindar berhadapan dgn akun yg membawa status sbg perempuan spt dimainkan oleh akun @eliya_mkom krn alasan2 tadi.

Walaupun mrka tahu, hasutan yg dibawa siapa saja sama bahayanya.
Di ranah medsos, melawan akun² penebar hasutan, fitnah, atau hate speech semestinya tdk perlu digoyahkan oleh cover² spt dimainkan @eliya_mkom

Kt coba membaca dampak. Sebab risiko konten diusungnya terlalu berisiko thd nalar s.d realitas luar medsos
Spt kasus @eliya_mkom kita menghormatinya sbg perempuan jika ia riil perempuan. Namun mencegah akun2 berwajah perempuan begini menebar konten berbau penyesatan publik menjadi suatu hal serius, jadi tanggung jawab siapa sj yg tidak ingin risiko besar terjadi krn semena2 di medsos
Kenapa saya memilih tdk menggubris soal citra dan menghadapi akun spt @eliya_mkom tak lain agar publik bisa melihat apa saja yg sudah dilakukan oleh akun tsb. Apakah ia cuma akun biasa saja, atau benar² bahaya?
Saya tdk mempersoalkan bahwa jagat twitter akan berpihak kpd pemilik akun @eliya_mkom krn ia adalah perempuan yg semestinya mmg dihormati.

Concern sy hanya soal muatan atau konten cuitan²nya yg mmg sarat hal2 negatif yang terlalu berisiko.
Bahwa kemarin saya hanya menghadapi akun @eliya_mkom dgn joke2 kecil, krn berpikir bahwa akun sekelas ini mmg tdk perlu diseriusi.

Stlh berdiskusi dgn teman², sy teryakinkan, bahwa publik s.d @aduankonten dan @TwitterID perlu melihat serius keberadaan akun ini.
Maka itu pagi ini saya meneruskan kecerewetan utk menunjukkan rawannya keberadaan akun² spt @eliya_mkom

Agar ia berpikir seribu kali utk menebar konten negatif krn publik sdh lebih awas.
"Anda kan menyorot @eliya_mkom krn dia beda pandangan politik dgn Anda saja?"

FYI, istri saya sendiri pemilih Pak @prabowo di Pilpres lalu. Sama sekali tdk saya dikte istri bahwa kamu harus mengikuti pilihanku utk mencoblos Pak @jokowi
Knp perlu sy ceritakan itu, krn mmg perbedaan itu bukan masalah. Masalah hanya jika krn perbedaan lalu membenarkan fitnah, hasutan, dlsb.
Saat istri saya sendiri memutuskan mencoblos Pak @prabowo di Pilpres lalu, saya hanya memintanya jangan ikut2an menebar fitnah dan hal2 SARA. Dia mengikuti itu tanpa perlu mengubah pilihannya.

Inilah demokrasi yang saya pahami.
Jika demokrasi direndahkan dgn membenarkan hasutan s.d fitnah, maka itulah musuh demokrasi yg perlu dilawan.
Sekarang banyak yang tampil sbg intelektual, menjajakan gelar, tapi menyetarakan fitnah s.d hasutan sbg bagian demokrasi, sbg bentuk kritikan penguat demokrasi.

Itu saya pikir intelektual keblinger yang perlu bantuan agar nalar tidak terpagar oleh gelar.
Itu juga knp saat pemilik akun @eliya_mkom tampil sbg "intelek" lengkap dgn gelar, tampil dgn sederet konten bermuatan fitnah s.d hasutan membuat saya tdk menggubris soal citra.

Sebab figur2 spt inilah plg riskan membodohi publik.
Kalau figur spt @eliya_mkom ini bisa tampil dgn konten yg memang edukatif, baik, tak masalah walaupun ybs berseberangan secara kacamata politik.
Alasan mirip jg kenapa sy pribadi terkesan rewel dgn figur2 yg jauh di atas sosok @eliya_mkom seperti @fadlizon @Fahrihamzah s.d @hnurwahid yg punya embel2 ketokohan.
Sebab figur publik yg sembarangan dlm berpendapat, hanya bertumpu pada kepentingan politis tanpa menggubris impact kpd publik, bisa menjadi "bom atom" yg bisa menghancurkan apa saja.
Maka itu, bagi saya media sosial bukanlah alat utk memanis-maniskan diri. Sebab manis saja rentan meracuni.
Perlu sikap tegas thd penebar hasutan² dan penyebar fitnah² yg mengotori nalar publik, terutama-maaf-kalangan awam media sosial, yg hanya tahu menggunakan tanpa mengetahui ada permainan apa di tengan keriuhannya.
Jadi Mbak @eliya_mkom dan lingkaran Anda, sepanjang kalian masih rajin menebar konten penyesatan publik, dan merasa aman² saja memainkan fitnah, krn tidak ada akun bercentang biru menggubris ulah Anda, maka saya pertaruhkan centang2an itu utk bikin Anda berpikir seribu kali.
Terus bgm istri saya sendiri yg sempat memilih Pak @prabowo di Pilpres lalu, apakah berubah pikiran?
Ya, istri saya sendiri sejak melihat klaim sepihak pendukung Prabowo sbg pemenang di Pilpres lalu, berterus terang menyesal menjatuhkan pilihan thd tokoh tsb.
Apalagi yg membuatnya menyesal turut mendukung sosok tsb? "Karena ternyata mereka terlalu banyak bermain fitnah dan hasutan," kata istri.
Ia kini bahkan mendukung pilihan politik saya, mengikutinya, tanpa dikte sama sekali bahwa ia harus mengikuti pilihan saya.
Pesan apa yg ingin saya angkat di sini; tidak masalah dengan perbedaan politik atau perbedaan apa saja. Menjadi masalah jika krn alasan politik menghalalkan utk menipu publik.
Anda berhak utk memilih garis politik mana saja, mendukung siapa saja, tapi di media sosial, saya hanya menjadi lawan bagi siapa saja yang menghalalkan cara apa saja.
Tidak takut diberangus akun-akun pendukung @eliya_mkom karena sikap itu? Lagi, dia lihai menghasut lho?

Yang mengira saya akan diam cuma krn dikeroyok, hanya karena belum berkenalan saja dgn saya. Berkenalan lbh membantu melihat yg sebenarnya.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Zulfikar Akbar
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!