Dear rakyat Akal Sehat, kembali gue ajukan kultuit @rockygerung. Para nyemot lagi baper soal kultuit gue sebelumnya. Gue juga gak mau mereka cepat mati. Sblm baca kultuit gue, kalian dengarkan dulu video ini.
"Kebenaran tdk boleh tunduk pada kebencian"
"Kebenaran tdk boleh tunduk pada kebencian"
Dari pertama @rockygerung pun sudah keliru. Dia bilang BI berkali-kali turunkan suku bunga. Tapi, kredit gak bertumbuh.
Gini ya @rockygerung , gampangnya suku bunga itu adalah upah dari dana yang di investasikan. Dalam perbankan dikenal Istilah (loanable funds).
Gini ya @rockygerung , gampangnya suku bunga itu adalah upah dari dana yang di investasikan. Dalam perbankan dikenal Istilah (loanable funds).
Suku bunga juga menjadi indikator, dalam investas dan deposito masyarakat. Itu kata Pak Budiono, @rockygerung . Orang yang lebih kredibel bicara Ekonomi daripada elo.
Kemudian, suku bunga juga gak bisa statis @rockygerung ! Kenapa? Karena entitas Ekonomi kita, juga melihat geliat ekonomi global. Rocky, masa elo g paham teori utilitarian. Sifat perbankan itu pragmatis dan utiliti.
Sampe sini, nyemot ada yang mau bantah ?
Sampe sini, nyemot ada yang mau bantah ?
Lanjut ya, coba dek @rockygerung lihat kembali data BI, ini ya saya kasi linknya bi.go.id/id/moneter/bi-…
Dari sini, nak @rockygerung bisa memahami bahwa trend acuan suku bunga BI itu naik. Bukan turun. Kalaupun turun, itu karena fluktuasi moneter. Itu alamiah dlm perbankan.
Dari sini, nak @rockygerung bisa memahami bahwa trend acuan suku bunga BI itu naik. Bukan turun. Kalaupun turun, itu karena fluktuasi moneter. Itu alamiah dlm perbankan.
Terus ya, dek @rockygerung tahu gak kalau menaikan dan menurunkan otoritas kewenangannya ada di 2 lembaga; OJK dan BI. Nah, mereka punya kepentingan dan paradigma yang berbeda dalam melihat suku bunga.
Nyemot, ada yang mau intrupsi?
Nyemot, ada yang mau intrupsi?
Gue lanjut ya @rockygerung, gampangnya BI itu berpijak pada kepentingan nasional, yg juga mempertimbangkan fluktuasi global. Nah, OJK lebih pada kepentingan aliran fiskal atau likuiditas dalam instrumen perbankan, bisnis dan usaha mikro sektoral (menengah-kebawah).
Kayaknya, dek @rockygerung gak paham kalau menaikan dan menurunkan suku bunga, gak semudah dengan bicara lo yg selalu salah. Sering OJK dan BI selisih pendapat soal suku bunga. Makkum ya, @rockygerung ngerti ekonomi cuman denger dari Ci'il.
Oiya, satu lagi ya dek @rockygerung, kredit kita tumbuh per-april 8,9% yoy 2018. Terus non performance loan (NPL) ada di 2,79% . Rasio pengembalian kredit meningkat dari 7,7%, jadi 8,1% artinya likuiditas tdk terganggu.
@rockygerung itu data BI dan OJK, adek masih mau bantah ? Nanti bikin data sendiri ya, kasih ke abang ya..
Mumpung masih disini, nyemot mana suaranya ?
Mumpung masih disini, nyemot mana suaranya ?
Nah, kemudian @rockygerung mengeluarkan bahana aneh yg biar terkesan pinter. Dia sebut terma "oscillating". Dia artikan sebuah gerak partikel bebas. Sehingga tidak lagi dalam kendali.
Waduh, kok @rockygerung makin tolol. Setelah keliru bilang Nara kemarin sekarang salah lagi.
oscillating itu hukum fisika, cara kerja pendulum atau pegas suspensi. Kalau kalian cari di kamus pasti kalian temukan dua hal; derinisi yg tepat dan ketololan @rockygerung .
oscillating itu hukum fisika, cara kerja pendulum atau pegas suspensi. Kalau kalian cari di kamus pasti kalian temukan dua hal; derinisi yg tepat dan ketololan @rockygerung .
Jadi ya 'oscillating' yang diucapkan @rockygerung secara analogi itu gak relevan dengan relasi suku bunga dan kredit. Karena oscillating itu sebuah hukum magnitude fisika. Dia gerak harmonis, apa yg ditekan energinya sama dgn yg dibuang.
Sampe sini @rockygerung masih Kalian anggap cerdas ? Cerdas dari lobang yang mana ??
Semoga para nyemot berhenti nyembah berhala.
Semoga para nyemot berhenti nyembah berhala.
