حسين مني وأنا من حسين، أحب الله من أحب حسيناً...
“Husein dariku dan aku dari Husein, Allah mencintai orang yang mencintai Husein
“Husein dariku dan aku dari Husein, Allah mencintai orang yang mencintai Husein
Suatu sore di bulan Sya'ban, Sayyidah Fathimah melahirkan Al-Husain. Lalu Nabi menggendongnya dan membacakan azan pada telinganya seperti azan utk shalat.
Azan dari mulut Nabi seperti bisikan suci di telinga anak yang belum bisa memahami suara. Seruan dari bibir Nabi menyucikan pendengarannya sebagai sesuatu yg pertama kali di dengar.
Allahu Akbar.... la ilaha illaLlah_. Maka kalimat itu tercetak dalam sanubarinya, bercampur dengan darahnya dan menumbuhkan benih benih kesucian dalam batinnya yang akan memberikan banyak hal kepada Islam.
Sebulan kemudian Sayyidah Fathimah jatuh sakit dan air susunya kering. Lalu Nabi SAW mengambil anak itu dan memasukkan ibu jarinya ke dalam mulut Al-Husain dan anak itu menghisapnya.
Maka Allah menjadikan makanan bayi itu dari ibu jari RasulNya, sehingga Dia menumbuhkan daging bayi itu dari daging Rasul SAW. Rasulullah SAW sangat mencintai cucunya ini sedemikian rupa sehingga memandangnya dengan naungan kenabian.
Karena cinta beliau yg besar kepada cucunya ini sehingga beliau selalu mengulang ulang sabdanya _"Husain dariku dan aku dari Husain"_.
Sehingga kemanusiaannya naik ke tempat (maqam) kenabian sang kakek: _"Aku dari Husain"_, dan kenabian sang kakek turun ke tempat kemanusiaannya: _" Husain dariku"_.
(The Saviour, Antoane Bara)
(The Saviour, Antoane Bara)
