Harus cepat.
Tak hentinya pikiranku melafalkan dua kata tersebut. Demikian juga dengan sepasang tungkai yang dengan patuhnya menuruti perintah otak. Tak ada hal terpikirkan olehku saat ini selain menggerakkan seluruh tulang penyangga tubuhku secepat yang kubisa. »
Jalan buntu.
Tamat sudah.
Yang dapat kudengar saat ini hanyalah suara nafasku yang memburu »
Bunyi gesekan besi dan aspal itu memudar. Buku jemariku kian gemetar.
"Jangan..."
Berhenti.
"Jangan..."
Berhenti disitu. Dengarlah aku!
»
Aku belum siap membayangkan sebuah akhir. Tidak di sini. Tidak hari ini.
Ketika semuanya terasa melambat, kucoba meronta dari apapun itu yang terasa mengekang pergerakanku. »
Benar, aku akan berteriak. Seseorang pasti akan mendengarku kalau aku berteriak.
"Kumohon..."
Aku hanya tidak ingin mati.
Kenapa? Kenapa tak bisa begitu saja dengan mudah?
"Kumohon, siapa saja!" »
Di antara celah bulu mata basah, aku melihat cahaya.
Tapi... siapa?
**