Sering ya kita dengar dalam percakapan sehari hari? Atau malah kita yang sering mengucapkan "pokoknya" ini. Yang pada akhirnya lebih sering melukai lawan bicara dan diri kita sendiri, ketimbang malah kita menjadi bahagia.
Yuk lepaskan diri dari penjara batin bernama "pokoknya"