Profile picture
Desy Miladiana @desymiladiana
, 38 tweets, 7 min read Read on Twitter
Uji nyali di rumah sendiri bersama teman sixsense

— A Thread —
Team : saya sendiri, @velinelaina @yudhistira_050 (sang dukun), @Anggik_Rio
Kejadian ini terjadi tanggal 5 Januari 2019, barusan aja. Di rumahku yang emang nggak pernah ditinggalin. Jadi bonyok beli, cuma nggak ditempatin aja bertahun-tahun. Nantinya aku bakal ceritain dari sisiku, dan sisi teman2ku yang lain. Stay tunes!
Pertama-tama aku mau cerita dari sisiku, kenapa kok tiba-tiba aku dan teman-teman uji nyali ke rumahku yang tidak berpenghuni ini. Jadi pagi tadi, Mamaku minta aku bawa Yudhis ke rumah ini untuk usir makhluk astral di sana. Kebetulan Mama tahu Yudhis punya 6sense
Bentar ya gengs, mau malam mingguan dulu ini hehe. Sabar ya
Jam 11 siang aku ketemu Yudhis, ceritalah ke dia. Dia bilang “oke. Nanti kapan-kapan deh aku ke rumah kamu.” Awalnya kita nggak mikir mau ke rumahku itu, karena mau jalan-jalan. Tapi si Veline biang kerok, bilang kalau hari ini aja ke rumahku itu. Fine!
Aku telepon Mama dan katanya oke. Kita ke rumahku buat ambil kunci. Mama cerita ke Yudhis gini “Biasanya itu saya kalau lagi di kamar mandi, suka merasa dilihatin dari arah tangga. Saya nggak bisa lihat, tapi saya bisa ngerasain.” Yudhis oke-oke aja, masih pengen lihat langsung.
Oke, long story short. Kita sampai, karena awalnya cuma bertiga aja, akhirnya minta Oy ikutan juga. Ganjil nggak aman, hehe. Oke, sampailah kita di rumah itu. Pas lewat Yudhis bilang “Hm, baru noleh sudah ada 1.” Baik.
Karena rumah nggak pernah dibuka ya, jadi susah banget buka gemboknya. Untunya Bokap sempet kasih minyak pelumas gitu. Okedeh. Dengan tenaga dua cowok, akhirnya pagernya kebuka.

Baru masuk teras, cuy, daun-daun kering berserakan. Banyak poop kucing/tikus juga.
Ya gimana dong, namanya juga rumah yang nggak pernah ditinggalin toh? Akhirnya Yudhis maju duluan, ambil kunci pintu buat buka pintu rumah. Pokoknya sebagai cenayang, Yudhis harus di depan. Gue berusaha menceritakan ini sebaik mungkin ya, kalau enggak baik, MOHON MAAF. Hehe.
Udah nih. Yudhis masuk, Veline, Oy, terakhir gue. Pas buka, di atas meja ada dua mineral botol 1.5 liter. Satu dan mau habis, satu masih full. Gue nggak tahu siapa yang taruh di sana. Bokap sih bilang terakhir 4 bulan yang lalu, cuma masuk doang gitu. Dunno ya.
Udah nih, Oy kan paling tinggi jadi banyak sarang laba-laba yang kena di kepala dia. Gue nyalain lampu ruang tamu, lampunya kuning gaes dan masih terang *sigh* agak creepy loh, asli. Dan karena rumah kosong, jadi auranya beda. Hehe.
Panas banget cuy di dalam, pengap juga. Nah, di lantai bawah ada 2 kamar. Satu kamar depan, satu kamar di belakang yang punya dua pintu (pintu ke dapur, pintu ke ruang tamu). Ke dapur juga ada pintu sendiri. Nah Yudhis itu langsung belok ke pintu yang masuk kamar belakang
Aku udah bilang “Lewat sini aja, itu pintu ke dapurnya.” Yudhis nggak ngereken dong. Veline juga. Oy juga. Aku memilih diam saja di ruang tamu. Pas Yudhis keluar dari pintu dapur sungguhan, dia bilang “Ayo ke atas.” Baik!
Well, gue nggak tahu urutannya. Kayaknya gue di belakang deh ya. Pas lagi di tengah-tengah tangga, Yudhis yang di depan noleh ke arah kami “Siapa yang geser kursi?” Veline jawab “Aku tadi dudukin kursi sih? Tapi nggak mungkin geser kayaknya.” Oke, Yudhis diam.
Udah kami ke atas. Di atas juga ada dua kamar serta balkon. Di depan kamar dekat balkon ada kursi panjang + pot bunga matahari yang terbuat dari plastik. Yudhis buka pintu balkon. Ya, biasa aja. Terus dia langsung pindah ke kamar belakang.
Gue lupa ya siapa yang buka kamar duluan, bukan gue pokoknya. Nah, pas dibuka itu, dicek kosong kan. Terus tiba-tiba nutup sendiri, pelan nutupnya. Yudhis lihat, dia langsung masuk. Keluar-keluar dia bilang “Hm, mereka tidur di sini.”
Akhirnya Yudhis beralih ke kamar depan. Dia buka, terus dia senyum. “bersih di sini.” Oke. Kita akhirnya buru-buru untuk tutup semua pintu serta turun ke bawah ya. Ya udah kita semua ke bawah dong. Pokoknya gue, veline dan oy memilih di ruang tamu, sementara Yudhis di dapur
Lama gitu ngelilingi, dia akhirnya keluar dari pintu dapur sambil geleng2 “Maaf, aku nggak kuat. Kita keluar aja dulu.” Oke kita keluar semua.

Pas kita bertiga keluar, mau nutup, Yudhis tiba2 bilang “Bentar seh.” Dia masuk lagi, nggak lama terus dia balik. Semua dikunci
Oke. Segitu doang uji nyalinya. Itu kan dari sisi gue ya? Pada bertanya-tanya kan gimana dari sisi Yudhis, Veline maupun Oy?

Aku bakal kasih dari sisi Oy dulu. Okay? 🙃
Well, kalau dari sisi Oy, gue gak tahu2 banget. Cuma Oy ini kasih gue cerita after kami bertiga cabut duluan. Jadi Oy ini rumahnya kebetulan cuma beda gang aja, jadi kita cabut mobilan sementara oy cabut jalan kaki.
Baru juga keluar perumahan, tiba-tiba Oy telepon kan. Hm, berhubung sinyal balak dan temen2nya, akhirnya Oy memilih chat aja. Nanti gue share ya!
Nah, ini isi chat oy ya. Asli nih, gue ngetik sambil chat Yudhis dan dia bete karena aku terlalu parno.

Hm, cuma gue heran kenapa tetangga bilang gitu ke Oy! Why?
Cerita Oy ini gue ceritain ke Nyokap. Hm, bener kata Nyokap katanya rumah itu terkenal seram di daerah situ. Sometimes tetangga denger orang jerit-jerit, kadang denger orang nangis-nangis, dll. So, itu menjawab kenapa kan? :)
Gue mau cerita lanjutannya, tapi Yudhis nyuruh gue tidur aja. Malam ini istirahat aja. So, guys, oke, I’ll sleep saja. Lanjutannya, besok pagi gue ceritain ya. Happy waiting! 🤭
Okay, gue mau lanjut ceritanya. Tapi sebelum dari sisinya Yudhis, gue mau ceritain dari sisi Veline. Save the best for the last, ye nggak?

Oya, ini gue ceritain dari apa yang mereka ceritain ya.
Jadi Veline maupun Yudhis cerita ini semua di mobil pas lagi di mobil. Gue nggak akan kasih clue tempatnya di mana, rumah ortu gue nih.

Nah, remember aku pernah sebut-sebut dekorasi bunga matahari dari plastik di lantai 2?
Before that, aku mau kasih tahu bahwa di antara aku, Yudhis, Oy dan Veline yang sehat itu Veline dan Oy.

Sejak awal, Oy bilang kalau semisal hati-hati buat energinya yang besar. Karena Veline sehat, so Yudhis khawatir ke Veline.
Oy khawatir sih, cuma Yudhis tahu kalau Oy nggak percaya gitu-gitu. Jadi dia aman sepertinya.

Oke, back to the story. Pas kami semua masih di lantai 2.
Veline itu bilang gini ke gue “Eh, lu ngapain sih taruh bunga matahari di pojok sana? Kok kayaknya ganggu?” Ya gue jawab aja “Dulu nggak di situ. Kayaknya diubah posisi sama Bonyok. Dunno.”
Yudhis yang denger cuma senyum sambil bilang. “Sepertinya Veline lagi peka deh. Kalau kalian sadar, posisi Bunga itu berubah loh. Ada salah satu dari mereka di sana.”

Veline langsung ngumpat dan bilang. “pantes jadi ngerasa diawasi banget!”

Yudhis ngangguk. Memang diawasi.
Eh gue pas nulis adegan ini mendadak dejavu. Gue merasa kayak lagi mimpi nulis cerita ini. Wah wah, ada apa ini? @yudhistira_050 help 😭😭

*mulai menangis*
Oke, sori gue tadi lagi tidur siang. Habis minum komik obat batuk malah jadi terlelap sangat nyenyak.

So, back to story about Veline ya. Karena sisi Veline ini agak ngacak, mohon bersabar karena kemampuan gue mengingatnya kurang.
Oke, balik ke pertama kami masuk. As I ever said before, gue berdiri paling belakang. Veline ngikutin Yudis dan Oy masuk ke dapur lewat kamar belakang.

She said, saat dia masuk kamar itu suasananya nggak enak. Apalagi di pintu dekat ruang tamu, ada kursi yang agak ngehalangin.
Pas masuk, Veline udah nggak enak gitu. Apalagi pas lihat ada kaca di sana dan ditinggal sama Yudhis dan Oy ke dapur. Veline dengan beraninya bilang “Eh ada foto Desy.” Itu sengaja dia lakuin, buat distract sekaligus kasih tahu she’s still there.
Oke, akhirnya Veline keluar ikutin Yudhis dan Oy ke dapur. Ketika keluar, di sisi kanan ada meja makan. Dia langsung feeling uncomfortable, gak nyaman. Kenapa sih harus taruh situ. Like there’s someone watching on her.
Oya, Karena itu rumah nggak ada lampunya. Jadi Kami pake flashlight hape ya.

Veline noleh ke kiri. Dia agak terkejut menemukan kamar mandi yang berada tepat di bawah tangga. Dia bilang ke gue, dia agak batin “Kenapa ada ruangan kayak gitu di sini?”
Feeling dia sudah ndak enak di dua spot itu. Udah kan, dia buru-buru nyamperin Oy dan Yudhis. Barulah kejadian di lantai 2 tadi.

Oya, pas dengerin ini Yudhis bilang “Bener. Kepekaanmu lagi tinggi. Benar kita tadi ajak Oy gabung krena jadi genap.”
Itu aja tentang Veline, karena sekarang gue mau cerita dari sisi Yudhis. Yudhis are you ready captain? @yudhistira_050
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Desy Miladiana
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!