Inilah yg menjelaskan mengapa di satu sisi dia bermesraan dgn golongan Islam garis keras tapi di sisi lain ikut perayaan Natal bersama saudara2nya.
Mari kita lanjutkan..
Maka Feisal Tanjung pun mendadak menjadi 'Jenderal Islam' yg kemana2 pakai kopiah dan baju koko. Dan di saat yg bersamaan karirnya mulai moncer hingga menjadi PANGAB
Bersama R. Hartono Prabowo mendirikan CPDS (Center Policy for Development Studies). Lembaga ini merekrut 'perwira2 Islam' dalam klik politik Prabowo di tubuh ABRI
ABRI Hijau adalah kelompok Prabowo dkk, sedangkan ABRI Merah-Putih adalah kelompok Try Sutrisno, Edy Sudrajad dkk.
Jadi disini terjadi simbiosis mutualisme. Mereka dibantu karirnya sedangkan Prabowo mendapat pengikut untuk ambisi pribadinya.
Salah satu yg dibina dan dibesarkan Prabowo adalah KISDI pimpinan Ahmad Sumargono.
Dan Prabowo adalah perwira yg secara aktif membina ormas2 tersebut.
Ketika itu hampir terjadi bentrokan antara para mahasiswa yg menduduki gedung DPR/MPR dengan massa KISDI pimpinan Ahmad Sumargono
Para mahasiswa membuat pagar dgn bergandengan satu sama lain sambil melangkah mundur.
Jadi dulu pun para mahasiswa yg melahirkan era reformasi itu juga sudah di cap komunis. Fitnah serupa yg sekarang masih mereka pakai terhadap lawan2 Prabowo.
Tak lama kemudian mereka bubar untuk Sholat Jum'at.
Dalam hitungan menit, satu demi satu massa KISDI itu pun meninggalkan areal Gedung DPR/MPR
Dan 'jaringan Islam' yg dibina Prabowo untuk meraih kekuasaan itu pun akhirnya satu persatu mengkhianatinya.
Alasannya sangat pragmatis, KISDI menganggap Prabowo tak lagi memiliki kekuatan utk mencapai tujuan perjuangan mereka
Di sisi lain mereka pun memanfaatkan posisi kuat Prabowo sebagai menantu Presiden. Simbiosis mutualisme
Namun ingat2lah, cara2 politik identitas itu sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara ini!