Dan setelah musuhnya ditumpas, para jenderal dan pengusaha leluasa menguasai tanah dan hutan hingga ke generasi Prabowo dkk
Maka ada jenderal atau pengusaha menguasai tanah jutaan hektar dianggap wajar karena "kerja keras".
50 tahun kebodohan dipelihara dan dirayakan.
Sebab, aset-aset tanah itu harus dilindungi. Dan perlindungan paling efektif adalah melarang sejak di hulu pemikirannya.
Tak ada yang muncul dengan gagasan baru bagaimana ekonomi seharusnya dijalankan. Hanya ada retorika anti-asing yang sebenarnya cuma untuk melindungi baron lokal.
Alokasi dan distribusi tanah adalah soal politik keberpihakan. Dalam perspektif ini, sertifikat gratis hanya lelucon.
Hanya para pendukungnya yang menjadikan ini urusan "pemimpin seiman" atau "orang baik pilih orang baik".
nasional.kompas.com/read/2019/02/2…