Thread by @KeiSavourie

Salah satu tujuan dibangun MRT kan supaya yang punya mobil jadi pake MRT dan mengurangi kemacetan, tapi kalau manusianya gak ada aturan begini sih yang punya mobil gak akan pindah ke MRT. Jadi percuma saja, Jakarta bakal tetep macet.

m.detik.com/finance/foto-b…

Yang biasa pake mobil mana mau mengorbankan kenyamanan demi naik kereta bareng sama orang-orang yang gak tau aturan, gak bisa ngantri, buang sampah sembarangan dan hobi ngedeprok di tengah jalan.

Just in case you didn't notice: faktor terbesar segregasi negara ini bukanlah agama atau ras, tapi KESENJANGAN KELAS SOSIAL.

Orang-orang yang rapi wangi dan biasa naik mobil gak bakal mau dempet-dempetan sama kalangan bawah, abang-abang dan emak-emak dengan bau gak sedap.

Ya gak salah juga kalau cuma mau berbaur dengan yang selevel, manusia memang lebih nyaman dengan yang familiar dan mirip dengan dirinya.

Yang salah ya pemerintah yang selama 70 tahun lebih masih belum bisa menyejahterakan seluruh rakyatnya.

Salah pemerintah masih ada rakyat yang kurang pendidikan sampai gak bisa teratur, gak bisa ngantri, gak bisa buang sampah pada tempatnya.

Orang pada nyalahin rakyatnya, kalau saya sih salahin pemerintah. Kalau anak kecil bandel, ya salahin ortunya gak bisa didik.

Kalau naik MRT di Jepang/Hong Kong/negara maju lainnya, kamu gak bakal bisa bedain yang mana orang miskin yang mana orang kaya. Semua sejenis, semua sekelas. Semua rapi, bersih, gak ada yang dekil kumel bau ketek. Kalau pun ada sedikit banget.

Coba renungin, selama ini kamu kan temenannya sama yang selevel kelas sosialnya.

Meskipun beda agama dan ras, tapi kalau selevel pendidikan, pergaulan & ekonomi, kamu bisa nyambung. Tapi sebaliknya, meskipun seagama dan sesuku, kalau beda kasta sosial, kamu susah nyambung.

Ini keliatan kok di mana-mana, cuma orang pura-pura gak liat saja. Politisi juga gak pernah angkat isu ini, mereka sibuk menyalahkan agama dan ras. Jurus andalan buat menyatukan orang ya bikin musuh bersama. Padahal yang bikin clash dan perpecahan adalah kesenjangan sosial.

MRT dibangun untuk semua, bukan cuma untuk yang kaya atau yang miskin.

Saya gak bilang bahwa MRT itu untuk kalangan atas yang punya mobil saja, saya juga gak bilang yang miskin gak boleh naik MRT. Jadi tolong gak usah protes soal itu, karena memang inti twit saya bukan di situ.

Inti twit saya adalah: MRT memang untuk semua, tapi selama kesenjangan kelas sosial masih tinggi, yang biasa bermobil gak akan pindah ke MRT. Akibatnya Jakarta tetap macet. Kalau itu terjadi, gak usah nyalahin yang bermobil karena gak mau pindah, salahin kesenjangan sosial.

Twit saya bukan cuma soal orang-orang kaya yang punya mobil dan supir pribadi kok, tapi juga:

- Kelas menengah yang punya mobil
- Yang pake mobil kantor
- Yang gak punya mobil tapi biasa naik taksol
- Yang punya mobil tapi males nyetir maka pake taksol
- Yang jadi supir taksol

Selama kesenjangan sosial masih tinggi, orang akan terus berlomba-lomba beli mobil. Karena di negara ini, punya mobil adalah simbol status sosial. Menunjukkan orang tsb sudah naik kasta, bukan lagi kalangan bawah yang naik kendaraan umum.

Dan yang ironisnya nih, orang kelas bawah yang akhirnya berhasil naik level jadi kelas menengah dan punya mobil, sekarang gak mau lagi naik kendaraan umum dan dempet-dempetan bau keringat sama orang-orang yang sekelas sama dia dulu.

Karena nyetir dari BSD ke Tanah Abang lebih capek dan gak enak daripada desak-desakan naik KRL. Coba kalau misalnya kantor sediain mobil dan supir gratis buat kamu, apa masih naik KRL? Simple kok bro logikanya.

https://twitter.com/wywiet/status/1109689839618678789?s=19