, 14 tweets, 3 min read Read on Twitter
Ijtima' Ulama III:

Ijtima' dr b. Arab yg berarti berkumpul. Ulama artinya cendekiawan.

Sudah kali ke 3, even itu mencuat, dan ada di Indonesia. Tidak ada yang memungkiri, bahwa perkumpulan itu untuk tujuan politis.

Apakah keputusan yang dihasilkan bersifat otoritatif?
Tidak. Secara hukum Islam, tidak otoritatif. Selain cacat logika (dg melihat isi keputusannya), itu bukan fatwa. Fatwa adalah keputusan pribadi mujtahid untuk konteks terbatas, dan ijtima' ulama 3, tidak ditemukan mujtahid secuilpun.
Apakah ada mujtahid fiqih di situ? Apakah ada ahli lulusan FISIPOL di situ. Apakah ada ahli hukum tata negara?

Jika jawabannya "ada". Maka saya tertawa.
Jika ada sanggahan, "kan ada ijtihad kolektif?"

Iya ada. Tapi ttp sj para pelaku ijtima' ulama' 3 bukan ahli. Sementara ijtihad kolektif itu dilakukan oleh para ahli dr berbagai bidang.

Kalau msh menyanggah, "mereka kan ulama'? dan ulama hrs diikuti!".
Maka jawabannya adalah...
Bahwa ulama dlm Alqur'an disebut sbg "hanya yang selalu takut kepada Allah"(Q.S Fathir, 28)
Apakah peserta ijtima' ulama 3 adalah ulama yg seperti dlm ayat tsb?
Saya tidak bisa memberi vonis. Ini berat urusannya.
Tapi ada celah untuk memberi kritik dg pemahaman dr hadits...
Kritik untuk ijtima' ulama berdasar dr hadits. Ulama sesuai prespektif Nabi saw adalah:
1. Pewaris ilmu dr para nabi. Ilmu apapun, nabi agama manapun. Maka bila ada keputusan ulama (fatwa apapun) yang minim logika keilmuan, bisa dipastikan keputusan itu bermasalah, bs jadi bahaya
Jelas bahaya karena tidak sesuai standar. Jika diterapkan, besar kemungkinan melahirkan mudarat.

2. Karakter ulama' selanjutnya. Menjauhi urusan pemerintahan (tidak mencampurinya).

Ijtima' ulm ke-3, juga ijtima'2 sblumnya tidak menunjukkan adanya upaya menjauhi urusan politik.
Bukannya menghasilkan keputusan yang sifatnya terobosan kehidupan bermasyarakar (al-ahwal al-mujtama'g, ijtima' ulama lebih terkesan ingin mengintervensi urusan kenegaraan, yg sama sekali bukan wewenangnya.
Setidak memang hanya 2 karakter pokok ttg ulama spt di atas, yg bisa sy temukan dr hadits. Secara moral, urusan ulama hanyalah urusan agama. Terkait pemerintahan pun, posisi ulama adalah penasehat.
Satu hal lagi yg menjadi kontroversi. Ijtima' ulama menegasikan ulama lain. Katanya, tidak mengundang ulama yg sudah jd cebong.
Pendiskreditan spt itu (jika trjd di antara ulama) tk bisa diterima (lihat As-Suyuthi; AlJami' Asshaghir)
Ijtima' ulama, baik 1,2,3 tidak menunjukkan adanya para ulama di tengah mereka. Kebnyakan diisi oleh tokoh nanggung. Memang ada yang lulusan Amerika, tapi kredibilitasnya sudah jatuh di mata banyak orang. Jadi sebenarnya ijtima' ulama itu...
..... seperti tidak ada. Hihihihi
Ini udah jadi artikel agak komprehensif di @qureta
Silakan disruput santai

qureta.com/post/ijtimak-u…
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Muhammad Ulil Abshor
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!