Leluhur kita memang acapkali menyematkan makna filosofis dalam banyak hal, baik itu nama benda, bahasa, huruf, tari, bangunan dan seterusnya termasuk angka/ bilangan.
#BudayaNusantara #RahayuNusantara
#RahayuNusantara #BudayaNusantara
Jika bahasa Indonesia dalam penyebutan puluhan konsisten memakai kata puluh, maka tidak demikian dengan bilangan Jawa.
#RahayuNusantara
#RahayuNusantara #RahayuNusantara
#BudayaNusantara #RahayuNusantara
Kenapa puluhan diganti welasan?
#RahayuNusantara #BudayaNusantara
#RahayuNusantara #BudayaNusantara
Apa maknanya?
#RahayuNusantara #BudayaNusantara
Angka 25 tidak disebut sebagai limang likur ataupun rongpuluh lima, tapi SELAWE (Seneng-senenge Lanang lan Wedok).
#RahayuNusantara #BudayaNusantara
Telung puluh,
Telung puluh siji,
Telung puluh loro; dst.
Namun ada penyimpangan lagi pada angka 50.
Setelah sepuluh,
Rongpuluh,
Telung puluh,
Patang puluh,
harusnya Limang puluh!
#RahayuNusantara
Mengapa?
Hal ini menandakan usia seseorang semakin lanjut, dan tutup kepala (kethu) merupakan lambang dari semua itu.
#RahayuNusantara #BudayaNusantara
Manusia seringkali lupa bahwa usia hanyalah titipan sementara, sejak usia likuran seseorang bekerja keras mencari kekayaan untuk kehidupan dunia, sekitar 25 tahun kemudian, perbanyaklah ibadah.
Sesungguhnya pada usia ini sudah saatnya seseorang siap untuk tindak (pergi) meninggalkan dunia ini.
#RahayuNusantara