,
8 tweets,
2 min read
Read on Twitter
Mohon maaf, ustaz, kabar yang antum sebarkan ini adalah hoax. Mohon dengan sangat untuk tidak menunggangi kepergian mendiang dengan hal begini.
Sakit hati kami atas kepergian Murabbii, tolong jangan ditaburi garam lagi.
Sakit.
Benar-benar sakit.
Salam
Pernah Nyantri di Sarang
Sakit hati kami atas kepergian Murabbii, tolong jangan ditaburi garam lagi.
Sakit.
Benar-benar sakit.
Salam
Pernah Nyantri di Sarang
Pesan Mbah yang benar:
"Jangan sampai berani menghina Sayid. Bagaimanapun, ada darah Kanjeng Nabi pada mereka. Kalau tidak suka, anggap saja seperti sobekan Quran. Yang namanya sobekan, tidak bisa dibaca. Tapi jika diterlantarkan/dihina, jelas haram!"
"Jangan sampai berani menghina Sayid. Bagaimanapun, ada darah Kanjeng Nabi pada mereka. Kalau tidak suka, anggap saja seperti sobekan Quran. Yang namanya sobekan, tidak bisa dibaca. Tapi jika diterlantarkan/dihina, jelas haram!"
"... namun jangan juga berani menghina kiai. Karena bagaimanapun, kiai adalah pewaris para nabi. Kalau tidak suka, tidak masalah. Tidak perlu kamu ikuti. Tapi jika sampai berani menghina mereka, Nabi pasti sakit hati jika pewarisnya dilukai."
Mbah Moen sedang memberikan petuah pada kita semua yang terbelah antara "maniak habaib" dan "maniak kiai".
Yang maniak habaib tidak segan-segan menghina kiai. Yang maniak kiai tidak segan-segan menghina habaib.
Padahal, dua-duanya punya kursi kehormatan yang sama.
Yang maniak habaib tidak segan-segan menghina kiai. Yang maniak kiai tidak segan-segan menghina habaib.
Padahal, dua-duanya punya kursi kehormatan yang sama.
Jika antum semua benar-benar menghormati Mbah Moen, jangan menyampaikan "kebenaran sempalan". Mbah itu benar-benar mencintai umatnya, jangan sampai terbelah.
Begitu besarnya Mbah pada Indonesia, bahkan Mbah memberikan dalil pada "para maniak" tadi untuk saling menghormati.
Begitu besarnya Mbah pada Indonesia, bahkan Mbah memberikan dalil pada "para maniak" tadi untuk saling menghormati.
Kebenaran sempalan, setahu saya, adalah varian dari hoaks. Tidak utuh menyampaikan pesan, apalagi untuk legitimasi sikapnya yang picik, adalah hoaks dan kepicikan yang sama.
Mbah pernah bilang soal kecintaan beliau dengan Arab. Begitu banyak dalil yang Mbah sampaikan agar orang mencintai Arab.
"Kalau Arab tidak dicintai Allah, tidak mungkin Kanjeng Nabi diutus dari orang Arab."
- aw kama qaal
"Kalau Arab tidak dicintai Allah, tidak mungkin Kanjeng Nabi diutus dari orang Arab."
- aw kama qaal
Tapi Mbah juga cinta Indonesia. Begitu banyak dalil yang Mbah sampaikan agar orang tidak menanggalkan status di mana ia dilahirkan.
"Kalau ada kiai yang tidak Njawani, berarti dia tidak benar-benar kiai. Kiai jenis ini adalah kiai yang kurang alim."
- aw kama qaal
"Kalau ada kiai yang tidak Njawani, berarti dia tidak benar-benar kiai. Kiai jenis ini adalah kiai yang kurang alim."
- aw kama qaal
