"Di zaman Nabi, benar-salah itu diketahui dengan jelas. Yang benar, jelas. Yang salah, jelas."
Itulah kenapa waktu perang Badar, doa Nabi:
اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ
"Ya Allah, jika Engkau menghancurkan (memberi kekalahan) pada kelompok beriman ini, maka Engkau tidak akan lagi disembah di muka bumi."
Waktu itu jelas: yang mana benar, mana salah.
Bagaimana mungkin ada jaminan umat beriman di negeri ini akan habis jika paslon (yang islamnya gak jelas, jumatannya gak jelas, salatnya gak jelas) kalah?
Kalau kredit motor saja butuh asuransi (jaminan), bagaimana jaminan orang ini?
😓😓😓
Jaman sekarang ini serba gak jelas. Apa-apa nggak jelas. Benar, gak jelas. Salah, gak jelas.
Jangan dong main² dengan "mengatasnamakan doa Badar". Kuwalat!
Gusti Allah menuruti doa Kanjeng Nabi karena beliau disayangi. Lha paslonmu ini siapa? Jumatannya saja gak jelas.
😓😓😓
Tapi nDak perlu selancang ini sama Gusti Allah, dong... 😓😓
Ya karena satu kepala satu suara. Bukan satu kualitas kepala satu suara.
😓😓😓