"Iya, jgn lupa telfon ibumu kabarin kalo sudah sampe". "Iya nek" ujar kevin.
dirumah nenek". "wass, wah kok baru nelfon sih nak" jawab ibunya.
"Hehe iya lupa td bu".
Setelah makan ia pergi ke toilet untuk buang air. Sekembalinya dari toilet, ia terkejut. Tv yg sedari td menyala tiba2 sudah mati. "Ah mungkin aku lupa td udah matiin tv" kevin berbicara sendiri dalam hati.
"Mungkin kamu salah lihat, tubuh kamu kan msh lemah krn sakit jd menghayal yg enggak2" kata nek ida sembari menghela nafas.
"Kevin gakmau sendiri dirumah nek, takut". Ujar kevin memprotes.
Kevin sedikit lega dgn jawaban neneknya itu. "Ting tong" bunyi bel berbunyi. Ternyata itu adalah om fariz, om fariz adalah abang kandung dari ibu kevin.
"Iya kerjaan om udah beres makanya langsung kesini". Ujar om antun sambil menuntun kevin masuk kedalam.
Kevin terdiam lama, "tidak usah dibahas om". Jwb kevin singkat.
Seakan mengerti om anton menganggukkan kepala.
"Kamu digangguin ya diatas vin?"
"Om lihat waktu pertama kali kamu datang, saat om naik keatas nganter koper kamu" timpalnya.
"Om jg gatau mungkin penunggu kamar kosong itu. Yasudah selama dia gak mencelakakan kamu jgn takut ya coba biasa aja" om anton mencoba menenangkan kevin.
Setelah selesai mereka memutuskan naik ke lantai 2 utk pergi tidur.
Ada perasaan ngeri ketika melewati kamar kosong sewaktu menuju tangga, tp ia hiraukan dan menuju ke dapur.
Kopi yg blm sempat ia minum, sudah habis hanya sisa sedikit.
"Ha ? Kopi apaan om ?" Jwb kevin yg baru bangun tak mengerti.
Om anton bergidik ngeri, kalo bkn kevin siapa yg meminum kopinya ?? Ia ingat betul blm meminumnya.
Om anton kembali mengerjakan pekerjaan nya di laptop sembari terus membaca doa dalam hati. Sejujurnya juga ia sgt takut malam itu.
"Om baik2 saja ? Tanya kevin heran.
Om anton hanya membalas dgn anggukan kecil.
Kevin tau ada yg tdk beres baru saja terjadi.
Entah mengapa hawa di kamar itu menjadi gerah dan tidak nyaman.
kevin menjadi gelisah, teringat kejadian2 yg menimpanya belakangan ini.
"Om dengar kan om ?" Tanya kevin ketakutan.
Mereka terdiam.
Lama sekali..
suara benda jatuh membuat mereka terpanjat dari keheningan. Suara itu dari dalam toilet. Om anton yg kaget langsung membuka pintu toilet itu.
Ternyata vas bunga kecil di toilet terjatuh dgn sendiri nya.
Bukan pertanda baik pikir om anton dalam hati.
"Ini vas bunga nya jatuh" jawab om anton sambil memegang pecahan vas keramik tsb.
Dan apa yg om anton saksikan setelahnya, membuat benda yg dipegangnya terjatuh ke lantai. Dia langsung lemas tak berdaya.
Sesuatu di samping kevin.
Rambutnya yg panjang selutut berantakan, dan matanya yg hampir copot itu terbelalak mengerikan. Ia persis duduk disamping kevin.
"La..lari vin, ayo t..turun". Ujar om anton terbata.
Sampai ia paham maksud isyarat mata dari om anton menyuruhnya menengok ke samping belakang kanan nya.
Dgn jelas kevin melihat wanita itu tersenyum mengerikan.
Kevin yg terkejut melihat wanita mengerikan itu sontak beranjak dari tempat tidurnya dan berlari kearah pintu keluar kamar.
Om anton tdk kalah panik membuka pintu kamar hendak lari secepat kilat.
Tapi apa yg mereka temui didepan kamar membuat langkah mereka terhenti.
Rambut putih disanggul dgn perawakan yg sedikit bungkuk.
.
.
ITU NEK IDA
Sosok itu melihat mereka berdua, kemudian tersenyum menyeringai dan berkata.
"Mau kemana kok belum tidur ?"
"ASTAGHFIRULLAHALADZIM" bentak om anton sembari menarik kevin utk meninggalkan tempat itu.
Ia tau, sosok itu bukanlah ibu mertuanya.
Nek ida sedang berada diluar kota utk arisan keluarga. Itulah alasan nya menginap disini malam ini menemani kevin.
Om anton yg sadar itu makhluk lain yg menyerupai ibu mertuanya menarik tangan kevin
"Ayo vin, dia bukan nenek !"
Dan seketika ia melihat apa yg membuatnya tak bisa bergerak.
Bulu kuduknya bergidik hebat melihatnya, ingin rasanya dia pingsan saja.
Kevin ketakutan namun tak berdaya, dia berupaya bergerak, tapi tetap saja hasilnya nihil.
Om anton dan kevin yg menyaksikan nya merinding setengah mati.
Kevin mulai menangis.
Dia tdk tau harus berbuat apa.
kevin pun memaksa kakinya lepas dari cengkraman si wanita buruk rupa itu. Setengah menendang akhirnya kevin berhasil lepas
Mereka berdua berlari menuruni tangga. Akhirnya..
Keringat mengucur deras dari wajah keduanya. Mereka msh tdk percaya apa yg baru saja mereka alami.
Bak adegan di film horror, kejadian barusan seperti mimpi saja rasanya.
Tidak, mereka tau itu bkn mimpi.
Seakan sengaja memastikan mereka berdua sedang tdk berkhayal.
Kevin menangis, dia sangat ketakutan.
Om anton memeluknya berusaha menenangkan.
"Istighfar vin, baca doa banyak2" seru om anton.
Benar saja, suara itu menghilang dan tak lg terdengar.
Dituntun nya kevin rebahan di sofa ruang tv, keponakan nya itu masih gemetar, begitu hebatnya.
Om anton berjaga di sampingnya memastikan makhluk2 tadi tdk lagi mengganggu mereka.
Tanpa terasa om anton jg ikut tertidur. Terror luar biasa malam itu menguras habis tenaga nya.
Dibukakan nya pintu utk mereka, kemudian mengajak masuk.
Nek ida terkejut melihat kevin tertidur di sofa ruang tv.
"Kenapa kevin tidur di situ ton ?"
"Kamu gakpapa ton, kok lemes bgt gitu ?" Tanya om fariz seketika melihat wajah lesu lunglai om anton.
"Saya gakpapa mas, tp kevin sepertinya shock sekali" timpal om anton.
Om anton diam sejenak.
Setelah menegak air segelas, kemudian ia bercerita panjang lebar.
Betapa terror td malam sgt mengerikan, begitu jelas dan begitu nyata dirasakan nya.
Dan kemudian nek ida terkejut melihat kaki kevin, kaki yg menjadi saksi bisu dsi makhluk2 jahanam di lantai 2 rumahnya itu.
Persis bekas cakaran binatang berkuku panjang.
"Kurang ajar, beraninya mengganggu cucuku seperti ini !!" geram nek ida sambil mengepalkan tangan nya.
Om anton dan om fariz hanya diam sembari menunggu nek ida selesai menelpon.
Rupanya yg ia telfon td adalah pak said, ustad sekaligus guru ngaji di masjid dekat rumahnya.
"Baik bu" jawab om anton singkat.
Ia pun menceritakan apa yg dialami nya td malam sambil menangis tersedu sedu
Nek ida yg iba melihatnya membelai lembut rambut cucu nya itu.
Kevin mengangguk pelan, sambil menyeka air matanya yg mulai membanjir. Ia pun perlahan beranjak mandi.
"Assalamualaikum" tiba2 penantian mereka berakhir, pak said datang dgn 2 anak remaja masjid asuhan nya.
"Waalaikumsalam" om fariz menjawab sembari melangkah membuka pintu.
Setelah saling membalas salam pak said duduk diantara mereka.
"Terima kasih sudah datang pak, begini cucu saya mengalami kejadian tdk mengenakkan tadi malam" kata nek ida memulai perbincangan.
Pak said manggut2 seakan sudah tahu titik permasalahan nya dimana.
Lantas ia mengajukan satu pertanyaan pada kevin.
"Pernah ustad".
kevin menjelaskan bahwa ia pernah masuk utk membersihkan kamar tsb, bahkan ia merapikan dan menaruh wewangian utk menutupi bau apek yg memenuhi kamar itu.
"Boleh saya lihat kamarnya keatas bu ?".
"Silahkan pak" jawab nek ida cepat.
"Saya saja yg naik, yg lain silahkan tunggu disini". pak said menambahkan.
Ia pun naik sendirian, ke lantai 2.
"Sepertinya saya sudah mengerti knp kevin diganggu seperti ini" ujarnya tanpa basa basi.
"Jumlah mereka byk bu, sudah seperti sarang mereka di kamar itu" pak said menjelaskan di sela2 percakapan.
"Itu sebabnya mereka tidak suka kevin mengusik kamar itu" jelas pak said.
"Sudah berapa lama kamar itu kosong bu ?"tanya pak said kemudian pada nek ida.
Pak said memegang jenggotnya sembari menjelaskan.
"Wajar kalau jadi rame begitu bu" kata pak said.
"Tidak, tindakan kamu sudah benar vin, tdk perlu minta maaf sama makhluk jahat seperti mereka".
"Biar saya yg tangani" kata pak said sembari bangkit dari duduknya.
Tanpa bertanya om anton segera mengambil apa yg diminta pak said.
Setelah mendapat apa yg diperlu, pak said naik ditemani 2 santrinya.
"Jgn ada yg naik ya, disini saja bantu dgn doa" ujarnya
Kevin semakin cemas, dia menjadi gelisah bila mengingat rentetan kejadian ganjil yg dialami nya belakangan ini.
Betapa gila nya semua ini pikirnya.
Terlihat wajah capek bersimpuh piluh keringat di wajah mereka bertiga.
Nek ida yg cemas langsung bertanya
"Bagaimana pak ?"
Pak said tersenyum sembari duduk disamping kevin.
"Rumah ini juga sudah saya pagari, mulai skrg akan baik2 saja insyaallah" pak said menambahkan.
"Alhamdulillah" semua orang diruangan itu berbarengan mengucap syukur.
Sebelum berpamitan pulang pak said berpesan kepada semua
Pesan yg akan diingat terus oleh nek ida beserta anak cucunya itu.
Tergantung bagaimana kita bersikap dan menjaga rumah kita sendiri.
Jgn biarkan rumah kita gelap dan kosong, krn makhluk sejenis jin dan kawanan nya senang sekali dgn tempat gelap, kotor dan sepi.
Sebagaimana orang yg beriman kita harus percaya "mereka" ada di sekeliling kita.
Akhir cerita, rumah tersebut sudah kembali nyaman dan damai.
Sedangkan rumah nek ida ? Bukan kevin lg yg menempati.
Sekarang giliran adik sepupu nya yg tinggal disana utk merantau kuliah.
Tapi itulah hidup, ada pelajaran yg bisa diambil dari semua itu.
Akhir kata saya undur diri, sampai jumpa di thread selanjutnya tweeps :). @bacahorror #bacahorror