Demi kenyamanan bersama, nama dan tempat sengaja saya rubah. Yang jelas kejadian ini menimpa tetangga dekat kami.
Sebenarnya kalau kita berfikir realistis semua bisa dinalar. Namun bagaimana jika sesuatu yang tak masuk akal terjadi di depan mata kita? masih mau mengelak? itu
adalah hak anda. Yang jelas saya mau menceritakan satu keluarga yang habis, meninggal satu per satu dalam satu tahun ini, karena "TENUNG PRING SEDAPUR" (teluh) sementara tersisa hanya seorang, yaitu anak sulung keluarga tsb. Sebut saja keluarga Suryoko, yg terdiri dari 4 orang,
sang bapak sebut saja pak Suryo, istrinya bu Ming, anak sulung nya Yoko dan si bungsu Radit. Dulunya mereka adalah keluarga yg bahagia, dengan rejeki yang selalu mengalir. Banyak anak2 pengangguran di lingkungan kami, diajak bekerja oleh keluarga ini. Pak Suryo adalah sosok yg
ramah, setiap kali lewat di depan rumah kami, selalu menyapa. Bahkan setiap kali mobilnya rewel, bapak ku lah yg mengatasi nya, karena selain orang pintar bapak ku adalah seorang montir. Selain keluarga yg bahagia, mereka adalah keluarga yg teguh pendirian dan tak silau dg harta,
pernah suatu hari saat dilingkungan mereka akan didirikan sebuah klinik kesehatan, yg sekarang berkembang menjadi RS swasta, hanya keluarga inilah yg menolak menyerahkan tanah nya meskipun dg iming2 uang yg lebih besar dari harga yg seharusnya. Mereka tidak mau menipu perasaannya
sendiri dg uang. Hingga suatu hari tiba tiba Bu Ming jatuh sakit, memang sudah sejak lama bu Ming menderita Diabetes, namun kali ini, kondisi nya banyak menurun. Hingga mengira akan segera wafat. Bu Ming berpesan agar mas Yoko segera menikah, mengingat usianya sudah kepala tiga
kalau soal jodoh memang mas yoko adalah orang yg sulit. Karena baru baru ini mas Yoko fokus hijrah, membantu perekonomian keluarga. Sebelumnya mas Yoko adalah pemuda yg tak mengerti apa itu bekerja, hoby nya hanya main ke sana kemari tak jelas. Hingga waktu itu mas Yoko menyadari
kesehatan ibu nya sudah tak seperti dulu lagi. Akhirnya mas Yoko berjanji, jikalau sudah bertemu jodohnya tak akan berlama lama menunggu. Saat mas yoko lagi tekun tekunnya bekerja keluar kota sebagai pedagang, bertemu lah dia dg seorang gadis, panggil saja namanya mbak Rita. Nah
berawal dari sinilah, bencana itu terjadi. Di awal awal perkenalan, mbak Rita dikenal sebagai sosok yg baik, sayang dan penuh perhatian kepada keluarga Suryoko. Meskipun tak terlalu akrab dengan masyarakat sekitar, saya meyakini bahwa pasti dia wanita yg baik, karena mas Yoko yg
sekarang adalah pemuda yg sangat baik. Perkenalan mereka cukup singkat tidak ada setahun, hingga tiba2 mas Yoko datang kerumahku untuk mencari bapak, dg tujuan mencari hari baik untuk pertunangan dan pernikahan nya. Bapak ku pun sempat kaget dan meledek,
"wes wani tenan ye mas?"
(sudah benar benar berani-nikah- ya mas?)
mas yoko menjawab "alah nggeh sampun wancine pak dar"(alah ya memang sudah waktunya pak dar) lalu mereka saling tertawa dan melanjutkan perbincangan
bapak : calon e tiyang pundi mas ko?(calonnya orang mana mas ko?)
Yoko : alah celak mawon
pak, deso SNKL (alah dekat saja pak desa SNKL)
Bapak tiba2 ekspresi nya berubah kaget, dan diam seketika. Mas Yoko merasa ada yg aneh, lalu bertanya "enten nopo pak? kok kaget?"(ada apa pak? kok kaget)
bapak : hehe mboten nopo2 mas, nggeh salajengipun pripun??(hehe gpp mas, ya
selanjutnya gimana?)
Yoko : kulo ajenge nywun tulung jenengan padoske dinten ingkang sae damel lamaran kalian nikahan pak(saya mau minta tolong and carikan hari yg baik untuk lamaran dan nikahan pak)
bapak mengangguk pelan lalu menjawab
"sejatosipun sedoyo dinten niku sae mas
luwih luwih dinten jum'at, ning nggeh namine tiyang jowo, kedah manut aturan e urip teng tanah jowo mas(sebenarnya semua hari itu baik mas, apalagi hari jum'at, tapi ya namanya org jawa, harus patuh aturannya hidup di tanah jawa mas)
Yoko : oalah nggeh pak leres (oalah iya pak
betul)
bapak : mas, saderenge kulo nyuwun ngapunten, neton e jenengan kalian calon e dinten nopo?(mas sebelumnya saya minta maaf, weton anda sama calon nya hari apa)
Mas Yoko pun menyodorkan kertas yg bertuliskan weton mereka, setelah membaca bapak manggut manggut. Lalu bapak
berkata :
"nek neton e sae mas, bakune ora wage karo pahing, lek miturut itungan jowo neton -geing- kui ora iso nyawiji, yen nganti nyawiji, iso keno musibah, musibah ora mesti toh nyowo mas, kadang yo iso rejekine sing mati(kalau weton nya baik mas, yg penting tidak wage sama
pahing, menurut hitungan jawa, weton -geing- itu tidak bisa bersatu, kalau sampai bersatu, bisa terkena musibah, musibah tidak harus bertaruh nyawa mas, terkadang juga bisa rejekinya yang mati) mas Yoko merasa lega karena satu syarat lolos dg baik selanjutnya mas Yoko bertanya :
"nek Paran e pripun pak? sae nopo mboten?"(kalau arahnya gimana pak, baik apa tidak)
bapak terdiam sejenak sambil bergumam
"hheemmmm....., sakderenge ngapunten mas, nek miturut itungan jowo, parane jejodoan iki ngalor ngulon ngidul ngetan, kui ora apik mas"(sebelumnya minta maaf
mas, kalau menurut hitungan jawa, arah perjodohan ini utara barat-selatan timur, nggak bagus mas)
mendengar itu, mas Yoko sedikit kecewa, namu karena keinginan yg kuat untuk mempersunting mbak Rita, mas Yoko tetap berupaya, dia bertanya kembali :
"nopo mboten saget diupoyo pak?"
(apa nggak bisa diusahakan pak?)
lalu bapak berdiri dari duduknya, pergi mengambil dupa lalu membakar nya, dan ditancapkan di tanah depan pondok. Sambil mondar mandir sembari berfikir keras kemudian bapak berkata "iso mas, tapi ono syarate, ora abot mung sampean kudu iso percoyo
(bisa mas,tapi ada syaratnya, tidak berat hanya saja harus bisa percaya)
Yoko : maksudte pripun pak?(maksudnya gimana pak)
bapak : cukup roso percoyo yen bakale apik apik wae mas, mengko smpean tak golekne cara ne nggo dalani(cukup rasa percaya jika nantinya akan baik baik saja
mas, nanti anda ku carikan caranya untuk jalan keluar)
Yoko : inshaAllah sanggup kulo pak(inshaAllah saya sanggup pak)
bapak : nggeh pun mas mbenjing sonten sampean mriki maleh, dalu niki mangke kulo tak melek an riyen pados solusi ne, mboten nopo2 njih?(yasudah mas besok sore
anda kesjni lagi, malam ini nanti aku mau tirakatan dulu cari solusinya, gak papa kan?)
Yoko : nggih pak mboten nopo2(iya pak, tidak apa2)
Setelah itu mas Yoko beranjak pergi. Bapak pun mulai mempersiapkan tirakatan. Tirakat disini adalah lebih ke tidak tidur sambil memohon pada
Yang Maha Esa agar mendapatkan pertolongan. Semalaman bapak tidak tidur hingga keesokan harinya.
Waktu yg dijanjikan tiba, yaitu sore hari, Mas Yoko datang dg pak Suryo, setelah mereka masuk dan dipersilahkan duduk, bapak membuka percakapan dg membakar dupa
(lanjut nanti ya..)
hayo siapa yg kalau tidur suka matiin lampu? atau ada yg pernah lihat jalan yg dikasih lampu,tapi lampu nya g bertahan lama(rusak/mati) atau kedip kedip manja kaya di pilem horror itu? 🤭 g bermaksud nakuti ya, tapi kisah ini benar benar terjadi dan dialami oleh Bapak ku sendiri.
Sekitar tahun 2017, di RT sebelah mengadakan kegiatan perombakan lingkungan, setelah kegiatan memasang paving, para bapak dan pemuda merencanakan pemasangan lampu jalan yg sebelumnya memang tidak pernah dipasang di lingkungan tersebut. Ini sangat perlu dilakukan mengingat, tempat
sebelumnya mohon maaf bukan maksud menakut nakuti, bberapa waktu lalu sempat #Viral,berita fotografer yg dapat job pemotretan nikahan, tapi alamat yg didatangi gak jelas, dan saat ketemu justru ke arah kuburan/rumah kosong. Kejadian ini hampir mirip dengan yang terjadi di Daerah
Jawa timur, wilayah Kabupaten Blitar sisi barat. Untuk anak 90-an pasti mendengar cerita ini, sebab kejadiannya membuat heboh Desa kami. Ini terjadi sudah lama sekali, saat kamera masih menggunakan "Klise"(belum ada memory card) dan yg saat itu ngetrend masih hp 6600 😅. Waktu
WARNING!!
JANGAN PERNAH DITIRU KARENA BERAKIBAT FATAL
perubahan baikku ini, turutlah bergembira atas ketegaran ku selama ini, untuk dosa atas masalalu, biarlah aku yg menanggung nya, dan kumohon kasihanilah aku dengan tidak mengungkitnya lagi karena sudah ada lelaki baik hati yg rela menanggung dosaku juga.
Aku : (terdiam)
Dira : en
hari ini aku melakukan ijab qobul, doakan untuk kebahagiaan kami ya?
Aku : aku hargai segala yg kamu lakukan ra, doaku selalu baik untukmu, semoga kamu istiqomah ya
Dira : Amin
Percakapan kami berakhir, dan hatiku berdebar kencang, seakan tak percaya ada hal segila ini terjadi
WARNING!!
JANGAN PERNAH DITIRU KARENA BERAKIBAT FATAL
Aku : gak nyangka ya Dira bisa melakukan itu 😲
Dyah : Siapa juga sih yang nyangka en,
Aku : trus sekarang harus gimana mbak?
Dyah : Kita harus bisa menghentikan perbuatannya, Dosa tuh en.. Syirik..
Aku : tapi gimana mbak? Dira yang sekarang kan keras kepala banget
Dyah : kita
pikir bareng bareng ya, plis tetep bantu aku demi kebaikan Dira
Aku : oke deh mbak, aku tunggu kabar selanjutnya ya mbak
Selang beberapa bulan kemudian, tiba tiba Dira seperti hilang di telan bumi, tidak ada kabar berita nya, kami sudah lulus sekolah dan Dira sudah mendapatkan
WARNING!!
JANGAN PERNAH DITIRU KARENA BERAKIBAT FATAL
percaya sama aku, kamu akan dapet yg lebih baik, kalau kamu bertahan selamanya kamu akan mengalami ini dir
Dira : (menggeleng) gimana aku bisa? aku sudah g layak en, aku kotor, pasti laki laki akan jijik kalau tau itu
Aku : gak semua laki laki bajingan kaya putra, masih banyak
lelaki baik dan terhormat yg bisa menghargai dan tidak melukai wanitanya, asal wanitanya benar benar mau bertobat dan kembali kejalan yg baik, plis percaya aku Dira, atau aku akan membiarkan mu sendirian, kali ini sudah cukup keterlaluan. (tegasku)
Dira : (😭) en, plis keluar
WARNING!!
JANGAN PERNAH DITIRU KARENA BERAKIBAT FATAL
saja mbak Dyah. Ketika Dira tidak dirumah aku segera bertamu untuk bertemu mbak Dyah, waktu itu hari sudah sore dan hujan rintik
Dyah : eh kamu En, nyari Dira? Dira nya g ada tuh keluar.. g pamit lagi
Aku : enggak kok mbak, justru kesini aku mau nyari mbak, ada hal penting yg mau
aku bicarakan sama mbak,
Dyah : lho lho kadingaren, emang penting banget tho? soal apa?
Aku : (mengangguk) soal Dira mbak
Dyah : 😲 (terkejut) opo o Dira? banyak yg berubah??
Aku : (mengangguk)
Dyah : sudah ku duga, tapi aku bingung en mau nanya ke siapa, mau nanya ke Dira