Cerita ini berasal dari temanku, sepenggal kisah yg mungkin terjadi kpd siapa saja tanpa kita bisa menolaknya, tapi yakinlah akan kebesaran dan pertolongan Allah yg maha kuasa.
A thread horror story
@bacahorror #bacahorror
@ceritaht #threadhorror
Aku terbangun dari tidurku karena mendengar suara seperti papan kayu yg di garuk-garuk dgn kuku panjang, kulihat jam menunjukkan pukul 1 dini hari.
Saat aku melihat dari jendela kamar, terlihat masih banyak orang yg terjaga di teras rumah,
Sambil berjalan keluar kamar ibu mertua ku mengatakan "Oh ya wis ibu yo arep turu nduk, kesel lan ngantuk sisan" (oh ya sudah, ibu juga mau tidur nduk, cape dan ngantuk juga) , akupun menjawabnya dengan anggukan kepala.
saat aku akan mengelus perutku yg sudah mulai membesar, "aneh" batin ku, aku melihat perutku sudah tidak membesar, rata.. iya rata tidak seperti perutku yg sebelumnya, aku menangis histeris menjerit sekuat-
"hush ngomong opo kowe iki" (hush bicara apa kamu ini) .
(sudah begini saja, besok tetap di adakan selametan tapi tujuannya bukan mitoni, tasyakuran saja untuk keselamatan kita sekeluarga terutama untuk si nduk,
Setelah beberapa bulan dari kejadian hilangnya bayiku itu aku mendapatkan kabar gembira lagi, ya aku hamil lagi semua keluarga bersyukur.
Satu tahun berlalu aku dan suami merencanakan kehamilanku lagi, begitu aku hamil aku selalu berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah agar aku dan bayi ku di lindungi,seperti yg sudah kalian duga,
Aneh nya dari semua kehamilan ku waktu di USG janin tersebut nampak itu berarti ada janin dalam perutku, berbeda dengan Pseudocyesis
Sekali lagi dalam kelurga suamiku memang tidak terlalu menghubung-hubungkan kejadian itu kepada hal mistis karena seperti yg sudah kubilang
"Nduk budhe mu wis cerito akeh ,cerito kabeh sing mbok alami pas meteng, nyoh gawanen iki" sambil memberikan bungkusan kecil seperti uang 2000an yg terlipat rapi,
"simpenen tapi iling o ojo gowo iki pas neng jeding yo nduk, iling-ilingen" (nduk budhe mu sudah cerita banyak, cerita semua yg kamu alami selama hamil,
Cerita di ambil alih oleh suamiku, jadi sekarang "aku" adalah suamiku.
------------
"kowe weruh ga opo sing sajane kedaden karo bojomu le?" (Kamu tau ga apa yg sebenarnya terjadi kepada istrimu nak?)
"aku rung iso mastekne le, iki mengko delok en dewe wujud e koyo opo" (aku belum bisa memastikan nak, nanti lihat sendiri bentuknya seperti apa) "terus adek mboten nopo-nopo kan dhe? Bayi ku ngge aman kan ngge dhe?"
Tak terasa jam menunjukkan puku 00.40 , "nyoh wocoen iki, aku tak lungo sik, jogoen awakku yo, aku kate perang ghaib disik"
Aku mendengar suara orang berlari, sontak aku memegang tangan pak dhe, tiba-tiba kepalaku terasa berat tapi anehnya aku merasa tubuhku sangat ringan, aku melihat sekitar,
"mas tangi o mas" (mas bangun mas) dengan suara menangis istriku meneriaki ku, aku membuka mata sudah banyak -
"wis a tangi a sadar a? Mulak e lek ono wong ngerogo sukmo ojo melu-melu, lek di ketok e sing ora-ora ngene ga kuat kan?" (Udah bangun? Udah sadar? Makanya kalo ada orang meraga sukma jangan ikut-ikutan ,
Tak lama ada jawaban dari dalam "Waalaikumsalam kene melbu ayok, budhe bar teko mburi masak karo resik-resik" (Waalaikumsalam kesini ayo masuk, budhe habis masak dan bersih-bersih di belakang).
Budhe masuk untuk membuatkan kami minuman.
"Sing wingi kuwi, kowe pengen ero toh ceritane?" (Yg kemarin itu kamu ingin tau ya ceritanya?) aku dan istriku mengangguk pertanda memang kami penasaran apa yg sebenarnya terjadi.
Saat sedang asik bercerta budhe memotong "sik di ombe sik iki wedang e, di cemil jajan e, ayo ojo sungkan" ( sebentar ini minumannya di minum dulu, kue nya di makan)
"yo jelas, sing awakmu ambu wangi iku perewangan ku sing ngawasi awakmu, pancen tak utus gawe njogo kowe, ambu sing ora penak kuwi teko dhemit sing arep njupuk bayimu kuwi"
"maksud e pripun pak dhe? Nopo Pak dhe semerap tiang e" (maksudnya bagaimana pak dhe? Apa pak dhe tau orangnya?) tanya istriku.
Cerita kembali ke istriku, istriku sebagai "aku"
------------
".....ngoten buk kejadian e, sepuntene ngge buk pun damel ibu khawatir, ngapunten sa'estu" (....begitu bu kejadiannya, maaf ya bu sudah membuat ibu khawatir
"Yo wis nduk sing penting kowe rapopo kan? Sik toh nduk,jaremu bu sandi meteng? Ket kapan nduk? Wong aku ketemu seminggu winginane weteng e ra ono,
"tapi buk, bu sandi sanjang e pun limang sasi ngoten" (tapi buk bu sandi bilang nya sudah 5 bulan ,gitu) bela ku.
Belum selesai ibu bicara tiba-tiba ayah memotong "wes wes ojo diterusno, lek Encene bu sandi meteng alhamdulillah sing di jaluk, di ijabah maring gusti Allah, lagian ono bojone kok terus opo masalah e toh yo?"
Dengan nada lantang ibu menjawab "Masalah e bu sandi seminggu wingi rung meteng trus sik tas kepethuk si nduk -
----------
Kembali lagi saat dirumah pak dhe, dan tetap sudut pandang "aku" sebagai istri
----------
Cerita di ambil alih suamiku, "aku" sebagai saumiku
---------
Tiba-tiba aku mendengar suara pak dhe "ndungo lan dzikir ojo putus" (doa dan dzikir jangan putus). Aku berdoa dan melanjutkan tugas dari pak dhe. Setelah sampai di titik awal aku menabur aku dikagetkan dengan cahaya,
"Uya e wis tak dungani, iku duk uya sembarangan" (garamnya sudah ku doakan, itu bukan garam biasa), aku hanya menganggukan kepala karena tidak bisa berkata apa-apa melihat rumahku terasa lebih nyaman dan indah.
Kami semua para lelaki berada di luar rumah,
---------
Cerita di ambil alih pak dhe, sudut pandang pak dhe sebagai "aku"
---------
Sambil menyeringai aku berkata "oh moso se ndi? (nama dukun tersebut bernama pandi)
Kedua khodam kami saling bertarung, pertarungan pertama khodam ku lah yg lebih sering menyerang dan unggul, akhirnya khodam pandi kalah dan menghilang. "Kurang ajar kowe mar", kulihat pandi mengelurkan khodamnya lagi,
Tak mau kalah aku mengeluarkan khodam ku yg kedua, terlihat pandi begitu kaget setelah melihat khodam kedua ku ini, bagaimana tidak,
"Ga sudi aku," jawab bengisnya, pandi membuatku mengeluarkan khodam terkuat ku, tak mau kalah pandi juga sudah mengeluarkan khodamnya, kali ini berupa binatang.
"Pak e,, ya Allah pak e sadar pak e" , bu yanto histeris menangisi pak yanto yg sudah banyak mengeluarkan darah dari mulutnya.
---------
Kembali ke aku sebagai istri ya, jadi sudut pandang istri sebagai "aku"
---------
Saat itu aku berjemur dengan bayi ku di depan pekarangan rumah, matahari hangat di pagi hari membuatku damai.
"Lah iyo kebacut tenan se, gabah limamg sak ilang, yo ra mungkin lek pelaku e wong, pasti iki barang alus" (lah iya keterlaluan banget sih, padi 5 karung hilang, ya ngga mungkin pelakunya itu-
"Mbak yu nyapo toh kok koyone bingung?" (Mbak yu kenapa kok sepertinya bingung?) sela mertua dari belakang ku, ibu ini pun menceritakan yg terjadi,
"Lah wong gang e ki cilik loh ng gudang ku mbak yu, lek wong yo weruh pasti e ono montor utowo sepeda lewat,
Malam ini suamiku pulang larut malam, jadi aku harus mengurus bayiku sendirian karena ibu mertua ku pun ada urusan dirumah mbak rina (kakak dari suamiku).
Setelah selesai shalat aku meletakkan munekah ku, dengan melirik ke arah tempat dimana bayiku tertidur pulas,
Ku lihat sudah pukul 1 dini hari, aku tidak berani mengabari mas rama soal ini, aku tidak mau menggangu kerja mas rama, mba sum sudah terlelap tidu di kursi tamu, aku masih saja kebingungan mencari bayiku sampai keluar-
"Dek ngenteni mas yo?" (Dek nunggu mas ya?) sambil memeluk dan memcium kening ku.
Tak terasa adzan subuh berkumandang, suamiku baru juga masuk rumah, kasihan sekali pasti capek setelah seharian kerja malah tidak istirahat, aku meminta maaf kepada mas rama,
Aku teringat gentong tadi, gentong yg menarik perhatian ku, kubuka gentong tersebut, "arep adang po dek? Wis istirahat o bae, aku wae sing adang dek"
"Assalamualaikum" terdengar suara yg ku kenal, pak dhe. "Waalaikumsalam, eh pak dhe, pinarak melbet" (eh pak dhe, silahkan masuk) kataku. "Wes mari kabeh nduk, aku saiki iso tenang" ( sudah beres semua nduk, aku sekarang sudah bisa tenang).
"Wingi wis tak entekno tak tumpes kabeh kroco-kroco e pandi lan khodam e yo wis minggat kabeh (kemarin sudah tak habisi ku tumpas semua anak buah pandi, beserta khodamnya juga sudah pergi semua. Tandas pak dhe.
"Oalah adine sing njupuk gabah limang sak kae ingon-ingon e pandi? Kurang ajar tenan wong kuwi" (oalah jadi yg nyuri padi 5 karung itu peliharaan si pandi? kurang ajar sekali orang itu)
"Yo tuyul e pandi sing ngusungi gabah e cak dikin, oleh e ngusungi sak mangkok cilik bola-bali nganti limang sak ludes" ( ya tuyul pandi yg memindah padi milik cak dikin,
"Berarti pak pandi pun sedo pak dhe?" (Berarti pak pandi sudah meninggal pak dhe?) tanya suamiku. Pak dhe tertawa kecil "mati? Kok penak mati?
Karena khodam nya yg sudah meinggalkan dirinya, dan ilmu nya yg di pakai untuk berbuat kejahatan (melanggar aturan ilmu putih) maka dari itu pak pandi sekarang seperti orang gila,
Akhirnya,, terimakasih buat semuanya, aku baru pertama nulis thread, mohon maklumi jika ada salah penulisan atau apapun yg kurang.
Wassalam 😊