My Authors
Read all threads
KENAPA TAHLILAN DAN DO'A ARWAH SELALU DIAWALI “ILAA HADHROTI” ?

Simak yuuk ☕️

Pada saat ziarah kubur dan tahlilan untuk mendo'akan orang yang mati, sesuai yang tertulis dalam buku Yasin dan sejenisnya, biasanya kita terlebih dulu membaca lafadz “ila Hadhratir-ruh”.
Pertanyaannya ; Apa praktik semacam itu sama dengan memuja ruh?

Untuk menjawab masalah itu, Al Ghozali dalam Kitab Sual Al-Qabri Rihlah ila Al-Alam Al-Akhir menjelaskan masalah itu dengan menukil cerita Basyar bin Ghalib Al-Najrani (halaman 107)
Kata Basyar : “Aku melihat Robiah Adawiyah yg ahli ibadah itu dlm mimpiku sebab aku sering berdo'a utknya
Lalu Robiah berkata padaku: Hai Basyar! hadiah darimu telah sampai kepadaku sprt mendali yg teruntai sutera berpijar dr warna dalamnya menyerupai susunan cahaya yg kemerah2an
Aku bertanya kpd Rabiah: “mengapa begitu?”. Robiah lalu menjawab: “begitulah wujud doa yang dipanjatkan oleh orang yang masih hidup untuk dihadiahlan kepada orang yang sudah meninggal
Pada saat Allah mengabulkannya, do'a itu menjadi mendali yg teruntai sutera dan memancarkan cahaya yang kemerah-merahan untuk diserahkan kepada ahli kubur. Malaikat yang menyerahkanpun berkata : Ini hadiah si fulan untukmu.”
Masih menurut Al-Ghozali, bahwa mimpi melihat kondisi alam barzah dan berjumpa dengan orang sudah mati adalah kebenaran yang sudah berlaku semenjak jaman Nabi Muhammad SAW. Firman Allah SWT : Sungguh Allah membenarkan rasulnya yg bermimpi dengan haq (QS. al-Fath: 27).
Contohnya Rasulullah sering mengabarkan berjumpa dengan Saad bin Muadz dan Zainab putri beliau yang sudah wafat.

Kemampuan melihat kondisi ahli kubur di alam barzah juga dimiliki oleh generasi - generasi yang sholeh setelah Rasulullah.
Allah SWT berfirman: dan Allah menampakkan secara jelas segala sesuatu yang tidak pernah disangka2 (QS. al-Zumar: 47). Mereka adalah bersih hatinya. Dengan mata hatinya dapat dilihat segala sesuatu yang tidak tampak oleh mata.
Dengan kata lain Al-Ghozali membenarkan pengalaman dalam mimpi Basyar bin Ghalib al-Najrani sebab beliau hatinya sudah mampu mukasyafah (membuka tabir misteri).
Lebih jelasnya lagi pada halaman 108, Al-Ghozali juga menyebutkan pendapat Said bin Abdullah al-Azdi yang pernah bertemu dengan Abu Umamah al-Bahali. Kata beliau; “Lakukan apa yang pernah Rasulullah perintahkan kepadaku, yakni sebutlah nama orang yang meninggal fulan bin fulanah
Jika tidak diketahui nama ibunya maka nisbatkan orang yg meninggal itu kepada Siti Hawa.” (HR. al-Thabrani)
Untuk menguatkan pentingnya bacaan “ila hadhratirruh”, seorang ulama bernama Muhammad bin Ahmad al-Marwazi berkata: “Aku mendengar Ahmad bin Hanbal berkata: Jika kalian masuk komplek kuburan maka bacalah surat Al-Fatihah, surat Al-ikhlas, dan dua surat mu’awwidzatain
qul a’uzhu bi rabbil falaq dan an-naas. Jadikan pahala bacaan itu sebagai hadiah untuk ahli kubur! karena akan disampaikan kepada mereka”. (Kitab Sual al-Qabr halaman 109).
Mengapa Kirim Fatihah Dengan "Ila Ruhi..."?

(مَسْأَلَةُ ب) اْلأَوْلَى بِمَنْ يَقْرَأُ الْفَاتِحَةَ لِشَخْصٍ أَنْ يَقُوْلَ إِلَى رُوْحِ فُلاَنِ بْنِ فُلاَنٍ كَمَا عَلَيْهِ الْعَمَلُ وَلَعَلَّ اخْتِيَارَهُمْ ذَلِكَ لِمَا أَنَّ فِي ذِكْرِ الْعَلَمِ مِنَ اْلاِشْتِرَاكِ بَيْنَ
اْلاِسْمِ وَالْمُسَمَّى وَالْمَقْصُوْدُ هُنَا الْمُسَمَّى فَقَطْ لِبَقَاءِ اْلأَرْوَاحِ وَفَنَاءِ اْلأَجْسَامِ (بغية المسترشدين لعبد الرحمن باعلوي الحضرمي 1 / 201)

(Fatwa Syaikh Bafaqih) "Yang paling utama bagi seseorang yg membaca Al-Fatihah untuk orang lain adalah
mengucapkan : Untuk Ruh Fulan bin Fulan, sebagaimana yang telah diamalkan. Para ulama menggunakan hal tersebut karena dalam menyebutkan nama akan ada kesamaan antara nama dan orangnya, dan yang dimaksud disini adalah orangnya, sebab yang kekal adalah arwahnya,
sementara jasadnya akan hancur" (Sayyid Abdurrahman Ba 'Alawi dalam kitab Bugyah al-Mustarsyidin fi Talkhishi Fatawi ba’dl al-A’immah min al-‘Ulama al-Muta’akhkhirin dan Ghayatu Talkhish al-Murad fi Fatawi Ibni Ziyad, I/201). Abdurrahman Ba’alawi wafat setelah tahun 1251 H.
Hal ini menunjukkan bahwa kirim pahala Fatihah juga sudah diamalkan oleh para ulama Aswaja di Negeri Yaman.

Ada yang berpendapat, Kalimat "Ila Hadroti" di sini diartikan "hakekat keagungan". Sebenarnya dalam hal ini, kalimat "Ila Hadroti" sama dengan kalimat "Ila Ruhi"
perbedaannya hanya karena derajat orangnya. Kalimat "Ila Hadroti" untuk orang-orang yg dicintai Allah SWT dan orang - orang yang dekat dengan-Nya, disandarkan sebagai bentuk penghormatan dan memuliakan. Sedangkan "Ila Ruhi" untuk orang - orang yang dianggap biasa
Maksud lafadz "man ijtama'na hahuna bisababihi waliajlihi" adalah org yg menjadikan kami sebab bisa berkumpul di majlis ini. Dalam hal ini adalah shohibul hajjah atau org yg mempunyai hajat

Semoga penjelasan ini bermanfaat buat kaum muslimin yg mengamalkannya
Amiin ya Raab

🙏🏿🌹
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Sayid Machmoed BSA

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!