Bantuan Langsung Tunai untuk semua orang di DKI Jakarta selama krisis wabah virus Corona.
Sebuah ide.
1/n
Sebuah ide.
1/n
1/ Ekonomi mati suri jika warga tak bisa keluar rumah, tak bisa gerak antar-daerah/negara. Supply & Demand berhenti. Pekerjaan hilang, penghasilan turun drastis. Wabah Virus Corona/COVID-19 adlh kejadian luar biasa. Perlu tindakan luar biasa utk lindungi masyarakat lewati krisis.
2/ Apa yang perlu dilakukan? Antara lain: beri warga masyarakat bantuan langsung tunai (cash), dalam jumlah yang memadai, tanpa syarat, cepat, dan ngga ribet. Bantuan Langsung Tunai untuk semua orang. Sebut saja BLT-SEMUA.
3/ Saya usul Bantuan Langsung Tunai untuk semua orang (BLT-SEMUA) dengan memberi seluruh warga DKI Jakarta umur 20 sampai 40 tahun uang tunai langsung Rp 4 juta per orang setiap bulan untuk 2 bulan masa krisis wabah virus Corona. #BLTuntukSemua
4/ Kebijakan BLT-SEMUA seperti ini perlu dana Rp 29,4 Triliun. Ini hanya sekitar 1% saja dari kemampuan produksi ekonomi DKI Jakarta dalam satu tahun. #BLTuntukSemua
5/ Mengapa usia 20 sampai 40 tahun? Ini kelompok usia paling produktif bagi ekonomi dan mungkin paling terpukul krisis Corona. Sebagian besar tulang punggung keluarga, tak sedikit yg baru berkeluarga. Ada 3,7 juta orang di DKI Jakarta.
6/ Mengapa 4 juta Rupiah per orang? Ini setara UMP tahun 2020 untuk DKI Jakarta. Juga tingkat penghasilan yang tidak kena pajak (PTKP).
7/ Mengapa 2 bulan? Puncak penyebaran virus Corona antara April & Mei menurut Pusat Pemodelan Matematika & Simulasi (P2MS) ITB. Dari segi waktu, 2 bulan ini masa kritis utk tekan penyebaran COVID-19 agar tak sampai membludak & lumpuhkan kemampuan sistem layanan kesehatan kita.
8/ Tergantung perkembangan penanganan penularan wabah virus Corona di Jakarta (seperti efektifitas social distancing & isolasi, cakupan testing & contact tracing, dan ketersediaan vaksin), jangka waktu 2 bulan untuk BLT-SEMUA ini dapat diperpanjang sampai 4 bulan. #BLTuntukSemua
9a/ Mengapa BLT untuk semua orang? Masyarakat Indonesia lebih banyak yang rentan (40% populasi) dibanding yang miskin dan hampir miskin (30%). Mereka yg rentan ibarat sudah terendam sampai leher, masih bernafas tapi tinggal tunggu tenggelam saat shock spt krisis Corona datang.
9b/ Krisis wabah Corona berdampak pada mereka yang selama ini bahkan tidak digolongkan miskin tapi sangat rentan. Seperti pekerja kontrak pendek/sementara, freelancer, usaha sendiri, pekerja informal, pekerja di UMKM, dan pekerja jasa transportasi macam Ojol. #BLTuntukSemua
9c/ Bagi yang tak punya penghasilan, khawatir penghasilan hilang, atau penghasilannya sudah turun drastis, mungkin terpaksa pilih bekerja cari nafkah utk diri sendiri dan keluarga – terpapar dengan atau jadi penyebar virus. Mengurangi efektivitas penanganan penyebaran COVID-19.
10/ BLT-SEMUA barangkali lebih tepat sasaran dan bisa jadi salah satu stimulus penting di tengah Wabah Corona. Ia bisa mencakup semua orang secara cepat, tidak ada beban informasi, administrasi dan pengawasan terkait siapa yang rentan/miskin atau bukan. #BLTuntukSemua
11/ Dibanding potongan pajak, #BLTuntukSemua lebih mungkin gerakkan ekonomi di masa krisis Wabah Corona. Sebagian besar penghasilan akan digunakan untuk beli kebutuhan mereka. Lagipula, tak mungkin memotong pajak penghasilan bagi orang yang tak punya atau kehilangan penghasilan.
12/ Apakah BLT-Semua ini adil? Orang mampu yang menerimanya toh akan bayar pajak, uang mereka kembali ke negara. Sementara bagi yang tidak mampu dan rentan, dibebaskan dari pajak. Pendapatan kurang dari Rp 4,5 juta per bulan adalah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
13/ Indonesia pernah punya pengalaman jalankan BLT. Sekarang waktunya perluas cakupan dan besarannya secara mendasar melalui BLT-SEMUA untuk mampu melawan krisis kesehatan, krisis ekonomi, dan mungkin krisis sosial-politik karena wabah virus Corona. #BLTuntukSemua
