My Authors
Read all threads
Numpang cerita soal alm. Prof Iwan Dwiprahasto yang berpulang hari ini. (Inysa Allah Husnul Khotimah beliau, Amin). Sebuah Utasan.
Dulu pas jaman kuliah tahun pertama, stres betul. Kuliah kedokteran untuk orang dengan kemampuan kognitif borderline seperti saya susah betul rasanya. Nilai ujian blok-blok awal ancur lebur. Cari pelarian lah tentu saja.
Jadi aktivis jadi pelarian saya, biar keren kayak senior2 yang sudah2, siapa tau ada rezim yang butuh dilengserkan lagi ya gak. Siap sedia pokoknya nggruduk gedung DPR.
Setelah beberapa project lancar dijalankan, pergi lah saya ke prof Iwan, beliau wadek akademik dan kemahasiswaan, minta izin mau presentasi project rehabilitasi gempa jogja di Australia. Dikasih izin? gak cuman dikasih izin bro, dikasih duit juga, sudah sampai disitu?
tentu saja tidak, diajarin juga gimana presentasi pake bahasa inggris biar cas cis cus sampai standing ovation. pokoknya ga boleh kalah sama londo, kita harus jago adu ide juga, kata beliau.
Bengong saya, heran kok mahasiswa tidak berprestasi macam saya dibantu macem2. Bertanya lah tentu saja, Prof saya tuh IPK gak sampai 2 lho prof, kok disupport segininya?
Prof bilang, jangan kawatir, kamu jadi aktivis aja yang bener, nilai itu soal kebaikan apa yang kamu kasih ke orang lain. Kalo kamu baik, IPK bagus nanti mengikuti..
Beliau tuh kayak master kalo di cerita shaolin, satu-satu muridnya di didik betul-betul, prof Iwan tau tipikal masing-masing muridnya seperti apa. Jadwal beliau padat kalo setelah kuliah, agendanya dengerin curhatan mahasiswa satu-satu di ruangannya.
Guru besar bos, peneliti internasional, sempet-sempatnya lho ngeladenin kerak nasi basi di dasar panci rice cooker kayak kami-kami ini. Telaten dikembangin murid-muridnya sampai pada jadi orang semua.
Lalu IPK saya apakah jadi bagus setelahnya? ya lumayan, walaupun gak sampai make selempang cumlaude pas wisuda, tapi IPK-nya cukup lah buat ngelamar jadi anak buah guru besar pediatrik, trus apply di industri farmasi multinasional, sampai daftar sekolah lagi di pediatrik.
Ya gitu, dari mahasiswa nyaris DO, prof berhasil mengubah saya jadi dokter seperti sekarang. Masih borderline, tapi saya bangga banget sama profesi saya dan bisa jadi salah satu dokter hasil didikan beliau.
Yang kenal prof Iwan pasti pada punya cerita yang inspirasional juga kan, Kalo ada cerita dan mau sharing, bisa email ke ceritaprofiwan@gmail.com, nanti kita publish di ceritaprofiwan.wordpress.com .
Sedih banget sampai gak bisa cerita apa2? buka aja blog tribut kami ceritaprofiwan.wordpress.com . ambil cerita2 yang bagus, lanjutkan mimpi prof Iwan. siapa pun kamu. Kita berhutang, no, Indonesia berhutang banyak untuk melanjutkan mimpi-mimpi prof Iwan.
Salam.. Dari kami yang akan melanjutkan mimpi.. 🙇🏻‍♂️🙇🏻‍♂️🙇🏻‍♂️
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with K. Satria Denta

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!