My Authors
Read all threads
Ini reportase terbaru @NarasiNewsroom dr Cianjur. Melihat respon Kemenkes, jk boleh sya simpulkan: mereka inkonsisten & cenderung berdusta

Saat kondisi pandemi, tindakan ini tentu sangat berbahaya. Sy coba papar keganjilan apa yg kami temukan

- utas -

Pasien meninggal (3/3) jam 04.00, jam 1 siang Achmad Yurianto declare pasien negatif Covid-19

"Dari Cianjur hasil pemantauan kita termasuk dalam 155 (spesimen) yg negatif"

Poin ini mesti kita catat. Ok

Diawal, Ia sebut sampel negatif itu dibawa dr Cianjur
Ini aneh? Ya

Sampel swab diambil dr pasien jam 3 pagi atau sejam sblm dia wafat. Cianjur - Jakarta 2-3 jam. Jd sampel tiba di Litbangkes jam 6-an

Sy gak tau apa Litbangkes operasi 24 jam & buka sebelum jam 6 pagi kah?

Jika iya, mungkin sampel bs langsung diekstraksi

Tapi...
Hasil tercepat tes metode PCR itu 8-9 jam. Itu dg syarat kondisi normal. Momen crowded begini mustahil tes keluar sehari. Korsel yang dipuji-puji, waktu tercepatnya saja 1x24 jam.

Tapi kenapa Yuri sudah umumkan negatif ke wartawan padahal sampel baru tiba 6 jam sebelumnya??
12 hari kemudian @ridwankamil rilis berita mengejutkan.

Pasien Cianjur ternyata positif Covid-19.

Sorenya, Yuri langsung respon: wajar gonta-ganti, harus beberapa kali tes bos, di luar negeri juga begitu.

Hmmm..🤨

news.detik.com/berita/d-49399…
Bagi sya ini poin menarik

Oleh Yuri lokasi pengambilan sampel direvisi lagi. Sampel diambil dua kali: RS Bekasi dan RS Cianjur.

Bekasi negatif dan Cianjur positif. Inkonsisten? tentu saja.

Sebab diawalkan dia bilang sampel Cianjur itu negatif. Lalu knp sekarang positif?
Soal sampel Bekasi kami crosscheck ke keluarga dan RS. Faktanya, tak pernah ada sampel dr Bekasi

Yuri telah berbohong.

Kami konfrontir temuan ini dg Yuri via telepon bbrapa hari lalu

Ia kaget, gugup dan sempat ngeles, lalu akhirnya akui memang tak ada sampel diambil di Bekasi
Ini rekaman Yuri yang akhirnya ngaku.
Ini yang lucu..

Di telepon, Ia berkelit & revisi lg kronologi lokasi sampel diambil. Kata dia, dua sampel diambil di Cianjur: saat pasien masuk RS dan sesaat sebelum meninggal. Hasil pertama negatif dan kedua positif.

Saat dia jawab ini, gw dalam hati, hadeuhh bahaya ini..
Sebelum bicara dg Yuri kami sudah runut kronologi sedetail mungkin, bicara dg pihak keluarga, RS dan pejabat lokal.
Dan apa yg dibilang Yuri soal sampel diambil dua kali dr Cianjur ini jelas informasi sesat. Kenapa sesat?
Pasien masuk RS Cianjur, Minggu pagi (1/3) dg diagnosis awal pembengkakan jantung bukan Covid-19, jd tak ada sampel diambil spt Yuri katakan. Diagnosis ini bertahan sampai Senin petang (2/3). Setelah keluarga bilang pasien sempat ke Malaysia, baru kemudian pasien ditetapkan PDP.
Status PDP pasien cm bertahan 9 jam sblm dia meninggal jam 04.00 pagi. Jd gak mungkin dlm waktu relatif singkat sampel diambil sampai dua kali

FYI, proses swap sampel COVID-19 itu hrus dlakukan dg rentan waktu berbeda. Gak bsa satu kali diambil banyak sampel lalu hasilnya beda2
Masalah Cianjur ini lanjut di Bekasi. Sehari usai pasien meninggal. Kemenkes dtg dan minta seluruh keluarga di tes swab.

Ini yg trouble, setelah sampel diambil, keluarga gak dikabari hasil tesnya apa. Apalagi Yuri sdh declare pasien negatif. Alhasil, Kehidupan kembali ke normal
9 hari kemudian, Kemenkes ujug-ujug datang. Minta keluarga tes swap ulang. Mreka jg bawa ambulan utk bawa istri dan anak pasien sgera diisolasi.

Ini gila, 9 hari gak ada kabar terus tiba-tiba dtg. terlebih kluarga gak diberi tau istri dan anak pasien ini positif atau negatif
Baru esok harinya ibu dan anak ini dibawa ke RS Persahabatan. Kasian, di sini mereka di pingpong sampai jam 9an malam. Gak ada kejelasan, mereka keliaran disekitar RS. Ini bukan salah mereka toh sbab rotapnya gak jelas.

Sabtu malam (14/3) baru dioper lagi ke RSHS Bandung.
Sampai Bdg, ibu & anak ttp tak diberitahu positif atau negatif. Mereka tahu, setelah Kang Emil rilis ke media. Salut utk kang Emil.

Apa yg dilakukan Kemenkes ini sgt bahaya. Dua pasien ini asimptomatik - tak bergejala. Dan selama 9 hari terakhir mereka interaksi dg bnyak orang
Di konten kami ad yg komen si anak trnyata sempat pergi ke sekolah. Si ibu jg interaksi dg banyak tetangga. Mreka jg smpat gelar tahlilan. Pada dasarnya, mreka ini cma korban. Karena ya mreka memang gak tau status mreka apa.

Kesalahan mutlak ada di Kemenkes. Kenapa?
Di rekaman ini, Yuri ngaku bahwa 3 hari stelah pasien meninggal (6/3) hasil lab ternyata sudah keluar dan si pasien positif Covid-19.

Lah info ini kenapa Kemenkes keep dan gak diteruskan ke istri dan anak pasien? Kenapa lu baru datangi kluarga 8 hari setelah tes keluar?😢
Bagian ini miss dimasukan ke konten kami. Kata Yuri, hasil positif pasien Cianjur rilis 6 Maret. Artinya pasien ini korban pertama Covid-19.

Tapi laporan Kemenkes, kasus kematian Covid-19 pertama itu turis UK di Bali. Dan itu dirilis tgl 11 maret.

Di sini kalian mengerti kan?
Lagipula, kasus kematian di Bali juga gak akan terungkap jika Pemprov nya tak vokal dan bocorkan info itu ke wartawan.

Dalam hal penanganan Covid-19, aku sepakat dg @haris_azhar
Isu soal transparasi @KemenkesRI ini memang jadi isu akut. Liat kelakuan Jubir mereka dalam contoh kecil kasus Cianjur, aku sih yakin yg muncul selama ini hanya gunung es.

Meme ini cukup gambarkan apa yg terjadi sekarang.

Di momen krisis spt ini. Kolaborasi jurnalis-saintis-warga penting utk ungkap fakta sebenarnya di lapangan.

Ksmi selalu membuka ruang untuk kolaborasi. DM sy slalu terbuka. Ada banyak laporan janggal yg bisa kita kuliti brsama

Akhirulkalam utas ini akan ditutup dg video ini
Maaf, harusnya utas ini ditutup dg video ini.

Pesan berharga dari alm bang ben.

Wassalam.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Aqwam Fiazmi Hanifan

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!