Lemah Kubur
- sebuah pengalaman horor

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor
#bacahorror #ceritahoror Image
Satu lagi cerita pendek pengalaman horor salah satu teman. Seperti biasa kalau bisa ditulis cepat, langsung diselesaikan.
1997

EKONOMI keluarga Dewi berkembang pesat tahun itu. Maklum, bapaknya Pak Dullah kala itu menjadi kepala desa di wilayah yg terbilang subur. Meskipun belum digaji seperti sekarang, tapi pendapatan Pak Dullah bisa dibilang lebih dari cukup
Kondisi ini membuat kehidupan Dewi berangsur berubah. Setelah bertahun2 sampai duduk di bangku SMA hanya bisa numpang tinggal di rumah neneknya, keluarga Dewi tiba2 sudah siap membangun rumah besar dengan dua lantai. Saat itu di desa belum ada warga yg punya rumah dua lantai
Sampai suatu sore Dewi yg biasa mengaji di langgar dijemput salah satu temanya yg bernama Iffah.
"Tumben Fah njemput, biasanya juga nunggu di pertigaan" kata Dewi yg baru saja keluar dari kamar mandi.
"Eh, iya Wi, sekalian mau lihat rumah baru. Besar ya rumahnya," sahut Iffah
Dewi hanya bisa tersenyum sambil masuk ke dalam kamar. Sambil menunggu Dewi, Iffah melihat-lihat rumah yg masih setengah jadi itu. Mulai kamar kamar yg ada di lantai satu. Iffah juga menengok lantai dua yang baru saja diberi adonan semen cor yg tampak masih basah
"Ayo Fah, aku wesi siap," kata Dewi mengagetkan Iffah yg baru turun dari lantai dua. Mereka lalu bergegas berlari menuju Langgar. Kurang beberapa menit lagi pengajian sore dimulai. Tak ada apapun yg aneh hari itu, semuanya berjalan dengan lancar. Sampai keesokan harinya..
Dewi bersiap berangkat ke sekolah.Entah kenapa selepas sarapan,ada perasaan tidak enak yg dirasakanya.Dewi mencoba memikirkan apa yg kira2 membuat perasaanya tidak enak. Tapi berkali-kali dipikirkan, Dewi justru bingung sendiri. Dia pun akhirnya memilih tetap berangkat ke sekolah
Sebelum berangkat, Dewi sempat berpapasan dengan empat orang tukang yg akan membangun lantai dua. Tiga di antaranya Dewi kenal, karena memang teman sepantaranya yg seharusnya masih sekolah. Tapi karena tak punya biaya mereka memilih menjadi tukang bangunan
Sepulang sekolah, Dewi mampir di warung Es campur yg berada tak jauh dari balai desa. Saat sedang menikmati sendokan es, dia melihat mobil pik up milik bapaknya berjalan ngebut di depanya. Dewi bingung karena tak biasanya bapaknya mengemudi secepat itu.
Dewi pun buru2 menghabiskan es campurnya, lalu berlari ke rumahnya. Dari pinggir jalan, dia melihat ada orang2 berkerumun di depan rumah. Dewi mempercepat larinya ingin melihat apa yg terjadi. Di dalam rumah beberapa tukang terlihat berdiri mengelilingi ibu dan pamanya.
"Ada apa ini bu,kok rame orang seperti ini?,"Dewi tak sabar menanyai ibunya.Tangan ibu Dewi memberikan isyarat agar Dewi diam dulu.Ridwan salah satu teman Dewi yg juga menjadi tukang, lalu menariknya menjauhi ibunya."Mas Eko jatuh tadi dari lantai dua, tangan sama kakinya patah"
"Kok bisa Wan? Biasanya mas Eko kan paling ati-ati" sahut Dewi. Ridwan bercerita jika sebelum jatuh, Eko sedang meratakan adonan semen di lantai dua. Jaraknya padahal cukup jauh dari tangga dan pinggiran lantai. Lalu entah bagai mana ceritanya tiba2 Mas Eko berteriak
Tak lama kemudian ada bunyi benda jatuh dibarengi dengan suara jeritan tertahan. Para tukang yg saat itu jaraknya cukup jauh langsung berlarian mencari sumber suara. Ternyata Eko sudah berada di lantai bawah dengan kondisi tangan yg tertindih punggungnya sendiri.
"Setelah jatuh mas Eko pingsan. Untung bapakmu belum ke balai desa, jadi langsung dibawa tadi. Kita juga heran kok bisa jatuh," jelas Ridwan. Dewi mengangguk sambil membayangkan ngeri. Posisi lantai dua ada sekitar enam meter dari lantai satu.
Dengan posisi tidak siap pasti membuat orang yg jatuh bisa patah tulang. Akhirnya siang itu pembangunan lantai dua dihentikan sementara. Pak Dullah meminta tukang libur dulu selama dua hari. Eko harus dibawa ke rumah sakit di kota karena patah tulangnya cukup parah
Saat siuman.Eko sempat membisiki Pak Dullah jika dia tak jatuh sendiri.ada sosok yang menyeretnya sampai jatuh ke lantai satu.Eko hanya melihat sosok yang menariknya memiliki rambut yang panjang.Kejadianya juga begitu cepat.Sebelum pingsan Eko sempat melihat sosok itu di lantai 2
Kejadian itu membuat Dewi sekeluarga merasa ada sesuatu yg tak beres. Padahal, sebelum tingkat kedua rumah dibangun, keluarganya sempat mengadakan pengajian bersama para tetangga.

Malam hari setelah jatuhnya Eko, Dewi memilih tidur di dekat tangga
Ibu bersama adiknya tidur di kamar tengah. Di dekat tangga, ada kamar tempat bapaknya tidur dan menyimpan beberapa berkas desa. Karena di dekat tangga hawanya terasa lebih sejuk, Dewi menggelar kasur lantai di sana. Sekitar jam setengah satu malam, Dewi tiba2 terbangun
Dia mendengar suara lantai tangga yg ditumbuk berkali-kali. Awalnya Dewi merasa malas untuk bangun. Ditariknya lagi selimut, karena semakin malam udara terasa lebih dingin. Tapi suara lantai itu seolah terus mengganggu. Dewi akhirnya benar2 sadar dari tidurnya
Dia kawatir ada orang yg sedang berniat buruk dan melakukan sesuatu di atap rumah. 'Dug.. Dug.. Dug' suara itu terdengar semakin jelas. Dewi beranjak dari kasur lantai. Lalu merangsut ke arah tangga. Lampu dari ruang tengah tak begitu terang menyinari tangga
Sambil mengucek mata Dewi mencoba melihat melirik ke bagian lantai dua yang gelap. 'dug.. Dug.. Dug..' suara itu terdengar lagi, seperti ada sesuatu yg akan turun dari atas. Dewi merasakan dadanya berdegup. Takut melihat apa yg akan turun.
Sedetik kemudian setengah tubuh pocong terlihat jelas turun dari lantai dua. Kainya lusuh bercampur tanah. Dewi langsung berlari ke arah kamar Pak Dullah. Dilihatnya bapaknya tidur tertutup selimut. Dewi memeluk bapaknya dan membenamkan wajahnya ke dalam selimut
Tubuh Dewi gemetar.Selama ini, belum pernah dilihatnya mahluk halus secara langsung.Kepalanya masih mengingat jelas wujud stengah badan pocong yang tadi ada diatas tangga.Tiba2 Dewi mencium bau busuk di depannya. Seolah keluar dari tubuh bapaknya.Dewi mencoba memindahkan wajahnya
Kali ini Dewi langsung berteriak. Ternyata bukan bapaknya yg ada dismpingnya. Tapi mahluk dengan rambut panjang kasar. Wajahnya dijahit ke dalam sehingga tak tampak mana mata dan mulutnya. Dewi langsung melompat keluar dari kamar. Digedornya kamar ibunya sambil berteriak
Tapi kamar tak juga dibuka. Dengan keringat dingin yg terus mengalir, Dewi berharap bisa pingsan. Digoyang2nya knop pintu kamar, tapi tak bisa terbuka. Dewi berlari keluar rumah. Dilompatinya pagar rumah, begitu turun tubuh Dewi langsung ditangkap pak Dullah.
"Ada apa dek,kok sampai lompat pagar,"pak Dullah bertanya kaget. Dewi melihat ad ibunya disamping Bapaknya smbil menggendong adiknya yg tertidur."Bapak darimana. Di rumah banyak setan pak,"kata Dewi sambil mengatur nafas yg msh tdk teratur.Pak Dullah kemudian membuka pagar rumah
Dia masuk ke dalam sambil melihat kamar dan tangga. Tidak ada apa-apa, semuanya kosong. Pak Dullah dan istrinya ternyata baru saja pulang dari balai desa. Dia sengaja tidak membangungkan Dewi yg sedang tidur nyenyak. "Besok bapak tanya pak de mu. Sekarang istirahat lagi ya,"
Pak Dullah menyuruh Dewi yg masih terlihat ketakutan masuk lagi di dalam rumah.Dewi melanjutkan tidur bersama ibu dan adiknya.

Esoknya beberapa tukang yg akan melanjutkan pembangunan datang lagi ke rumah Dewi.Belum juga bekerja, para tukang sudah ribut karena alat mereka hilang
Pak Dullah sampai ikut2 mencari karena tak mau pekerjaan di rumahnya kembali tertunda. "padahal mulai Eko jatuh gak ada yg naik ke atas sini. Kok bisa hilang ya," kata Pak Dullah ke salah satu tukang. Akhirnya, terpaksa pak Dullah pergi ke toko bangunan membeli beberapa peralatan
Mengganti alat2 milik tukang yang hilang.

Sore harinya, seperti biasa Dewi pergi ke langgar untuk mengaji bersama teman2nya. Kali ini Dewi bangun terlambat. Karena kurang tidur malam harinya, Dewi tidur siang sampai sore. Iffah yg biasanya datang menjemput hari itu tak datang
Dewi berlari sambil memegang mukena ke langgar. Dia memilih jalur melewati pemakaman umum agar bisa sampai lebih cepat. Padahal biasanya meskipun jalan beramai2, Dewi enggan melewati jalur ini. Ketika melewati pemakaman, langit sudah mulai meredup.
Tapi masih cukup terang untuk menerangi jalanan. Ketika masuk area pemakaman, Dewi melihat ada seorang wanita yg berdiri di dekat salah satu makam. Dewi ragu untuk lewat, tapi jarak ke langgar terlalu jauh kalau harus berputar. Dewi mempercepat langkahnya
Dilewatinya wanita yg menunduk dengan posisi tangan seperti meninang bayi. Jantung Dewi berdegup, persis seperti semalam ketika bertemu dengan pocong di rumahnya. Dewi menatap lurus depan, begitu melewati wanita itu. Langkahnya terasa semakin berat.
Dewi berusaha berlari melepaskan diri dari situasi itu. Tapi semakin dicoba, tubuhnya seperti tersedot ke belakang. Dewi lalu merasa ada jari jari yang menyentuh pundaknya. Spontar Dewi mengucapkan istigfar sambil menjerit. Dia bisa berlari menjauh.
Sesaat sebelum keluar dari pemakaman, Dewi menoleh ke belakang. Dilihatnya wanita tadi melambai2kan tangan sambil menduduki nisan. Dewi tak menggubris dan segera berlari ke Langgar. Malam itu, pikiran Dewi semakin tak karuan. Dia merasa bingung dengan gangguan yg terus muncul
Selepas isya', Dewi pulang ke rumah setelah mengaji dari langgar. Kali ini dia memilih pulang bersama2 dengan teman-temanya agar tak lagi mendapat gangguan.

Sesampainya di rumah, Dewi melihat ada Pakde Dayat. Kakak dari ayahnya yg sudah duduk di dalam ruang tamu.
Ibu Dewi duduk disamping Bapaknya dengan wajah lesu. Dewi pun langsung bergabung bersama mereka. Ternyata, Ibu Dewi baru mengalami kejadian aneh.

Ceritanya, selepas magrib Ibu Dewi berdandan di dalam kamarnya. Dia duduk di depan meja rias sambil menyisir rambut.
Tiba2 dia merasa ada benda benda kecil yg jatuh di kepalanya. Awalnya ibu dewi mengabaikan. Dipikirnya hanya butiran pasir atau laron yg tidak sengaja jatuh. Tapi benda benda kecil itu terus berjatuhan. Ibu Dewi lalu mengambil satu yg tersangkut di rambutnya. Setelah diamati
Ternyata benda kecil itu adalah belatung.Ibu Dewi langsung menengok ke atas.Tapi tidak ada apa2 hanya langit2 kosong.Dia kemudian keluar dari kamar,melewati dapur lalu ke kamar mandi.Saat melewati dapur, Ibu Dewi membuka selambu berwarna putih yg memisahkan ruang tengah dan dapur
Baru tiga langkah berjalan, Ibu Dewi langsung teringat jika tak pernah ada selambu yg terpasang di lorong pemisah antara ruang tengah dan dapur. Bulu kuduk Ibu Dewi berdiri, kepalanya lalu menoleh ke belakang. Disanalah dia melihat mahluk itu menempel di tembok seperti cicak
Rambutnya panjang mirip ijuk, dengan baju putih yang lebar. Mata mahluk itu dijahit ke dalam tapi mulutnya lebar menganga dan meringis ke arah ibu Dewi. Setelah melihat itu, ibu Dewi langsung lemas dan pingsan di dapur. Sampai akhirnya Pakde Dayat dan Bapak datang.
"Aku tak turu kene Dul. Pasti enek sing nggagu. Ben tak garape (aku mau tidur sini saja dul. Pasti ada yg mengganggu, biar saya atasi)" kata Pakde Dayat ke Pak Dullah. Bapak dan Ibu Dewi mengangguk bersamaan. Akhirnya malam itu Pakde Dayat tidur di rumah Dewi.
Dia menggelar kasur di bawah tangga, tepat di tempat Dewi tdur beberapa hari lalu. Dewi memilih tidur bersama ibu dan adiknya di dalam kamar. Semalaman, Dewi berusaha mendengarkan apa yg dilakuan Pakdenya di luar kamar. Dewi hanya mendengar suara langkah kaki ke atas tangga
Esok paginya, Pakde Dayat meminta Pak Dullah memanggil beberapa orang tukang. Ada satu bagian di lantai dua yg sudah ditandainya dengan tanda dari kapur melingkar. Dewi ikut melihat ke atas apa yg akan dilakukan Pakdenya.Ternyata, tukang2 itu diminta membongkar bagian yg ditandai
Mereka harus berusah payah membongkar beton yg nyaris jadi sempurna. Setelah dua jam diakali, Akhirnya beton itu bisa dikerok. Pakde Dayat menunjukan kepada Pak Dullah dan Dewi. Samar2 ada kelopak bunga yg terlihat mengeras di bagian beton itu.
Ternyata dari penerawangan Pakde Dayat ada orang yg sengaja usil menaruh tanah kuburan di adonan cor lantai. Akibatnya lantai dua rumah Dewi seolah menjadi daya tarik bagi mahluk2 halus. Tapi Pakde Dayat tidak bisa menerka nerka siapa yg meletakan tanah kuburan di sana
Dia hanya meminta agar segera diadakan selamatan lagi agar tempat yg sempat disemburi tanah kuburan itu tak lagi wingit. Sedangkan sisa beton yg sempat diambil, akhirnya dibuang pak Dullah ke laut.

Selesai

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Fredyaspiree

Fredyaspiree Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @fredyraskin

22 Mar
Kapok
- sebuah pengalaman horor

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor
#bacahorror #ceritahoror Image
Cerita ini sudah lama terjadi. Sebuah pengalaman pendek salah satu teman yang kebetulan mampir ke rumah. Oke langsung ya
2004

para pemilik pohon berbuah di sebuah dusun kecil di Jawa Timur ramai kala itu. Penyebabnya, banyak pohon2 mereka yg seharusnya siap panen justru kehilangan buah2anya. Tak banyak sebenarnya. Hanya satu dua karung. Tapi untuk ukuran orang dusun, jumlah sebanyak itu lumayan.
Read 50 tweets
9 Mar
Akhirnya ada cerita lagi. Cerita ini pendek saja. Ditulis malam ini. Sila tinggalkan jejak dulu
2019

PEKERJAAN yang mulai langka di kampung halaman membuat Dedy dan istrinya Mariska harus mencari peruntungan lain di luar kota. Dedy mendapatkan pekerjaan proyek pengurukan lahan yg akan digunakan sebagai lahan perumahan di salah satu kota besar di Jawa Barat.
Read 74 tweets
23 Feb
2017

HARI sudah mulai gelap ketika kendaraan yang ditumpangi Yuli melewati kota Jember. Sebelum tengah malam, dia menargetkan bisa sampai di pusat kota Malang. Kalau harus melewati jalan biasanya, kemungkinan lepas tengah malam dia baru sampai di kota tujuan.
"Coba lewat jalan tembusan ya dek?" Mas Anto yg duduk di kursi kemudi menawari Yuli agar bisa mempersingkat jalur. Karena kurang paham dengan rute jalan,Yuli hanya mengangguk saja.Di sebelahnya Riki, tertidur pulas. Bocah itu sepertinya memang sudah menahan kantuk sejak berangkat
Read 43 tweets
8 Feb
Mumpung malem selasa.
Waktunya begadang, sekalian bagi2 cerita mistis tipis2
Kejadian ini sdh lama, sekitar awal tahun 2000an. Kebetulan ada beberapa teman yg masih ingat kejadian ini jadi sekalian dikumpulin.

Waktu itu rasanya kalau ada orang mati muda atau mendadak mesti arwahnya bakal nggangguin orang2. Minimal menampakan diri di sekitar lokasi
Salah satunya cerita ttg kematian Mbak Santi. Langsung sja saya bagi ceritanya. Jadi waktu itu sedang rame2nya musim layangan. Anak2 SD, SMP sampe bapak2 semua main layang2.
Read 35 tweets
4 Feb
1992

DUA rantang nasi dengan isian lauk lengkap disiapkan Wati sejak pagi. Siang itu, suaminya, Anshori akan merantau ke pulau sebrang untuk mencari peruntungan. Masakan masakan terbaik dijejalkan Wati ke dalam rantang
Ada lele dan nila goreng. Sayung terong. Serundeng dan tempe bacem. Semuanya dimasak Wati sebaik mungkin agar suaminya bersemangat. Biasanya Anshori akan pergi tiga sampai enam bulan lamanya. Sampai proyek pembangunan gedung yang membutuhkan tenaganya selesai.
Read 61 tweets
21 Jan
Cerita ini saya dapat setelah berbincang dengan salah satu juragan bisnis kuliner.Karena penasaran,saya mencoba menanyai apa resepnya sehingga bisa sedemikian sukses. Ternyata,alurnya cukup panjang.Selain perjuangan keras tentunya,ternyata ada cara yang tidak biasa yg dia lakukan
2014.

RUMAH tangga yang dibangung Wardoyo dan istrinya Sasmi terasa semakin panas. Di usia pernikahan mereka yang keenam, hubungan Wardoyo dan mertuanya terus bermasalah. Puncaknya ketika Wardoyo dan Sasmi harus rela tinggal di rumah bagian belakang.
Read 73 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!