"KOS-KOS'AN MURAH BERHANTU"

Cari kos murah agar hemat, malah berbuntut teror hampir disepanjang malam

- A THREAD

@ceritaht @bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror #ceritahorror #threadhorror #malamjumat #Penikmathorror
Mengembalikan mood untuk bisa kembali menulis lagi memang sulit, ya. Setelah melalui banyak sekali kesibukan duniawi, akhirnya malam ini saya putuskan untuk kembali menyapa warga twitter dengan cerita yg akan saya tuliskan
Untuk menggugah semangat saya yg sudah lumayan lama tidak bercerita, ada baiknya RT dan like dulu sebanyak-banyaknya. Sembari menunggu, silahkan nikmati tulisan-tulisan saya sebelumnya yg kian lama kian usang. Tunggu, ya....
Lama ya saya gak update hehehe....

Karena sedang banyak sekali kesibukan di lingkungan baru saya, terlebih lagi saya belum lama sembuh dari sakit yg sedang hangat diperbincangkan satu tahun belakangan ini.

Ahh, sudah. Sedikit saja curhatnya.
Semoga saya dan kawan-kawan pembaca selalu senantiasa diberi perlindungan oleh Allah SWT.
Bismillahirrahmanirrahim..

Saya akan bercerita pelan-pelan. Jika ingin membaca cerita ini secara utuh, baca sj nanti jika cerita ini selesai saya tuliskan. Biasanya saya tulis "SELESAI/ TAMAT" diakhir cerita sbg penanda kalau cerita selesai. Tab like/ RT sj agar tidak kelewatan
Pernah tidak terlintas dalam pikiranmu saat sedang merantau dan mencari kos-kosan murah dengan kondisi terserah demi untuk menghemat pengeluaran? Jika pernah, coba pertimbangkan lagi. Apalagi kalau diiming-iming murah dengan fasilitas lebih
kenapa begitu? saya akan coba menjelaskannya melalui cerita ini. Cerita yg dikirim seseorang melalui dm twitter saya. Sebut saja namanya Supri. Ia mengaku memiliki pengalaman mistis saat menghuni kos-kosan murah dengan fasilitas lengkap semasanya kuliah dulu
Menjadi mahasiswa perantauan, mandiri adalah hal yg paling utama. Hidup di kos-kosan, dan mengurus segala kebutuhan hidup sendiri sudah menjadi sesuatu hal yg mau tidak mau harus dilalui. Terlebih, aku tidak memiliki satu saudara pun disana
Sebut saja, namaku Supri, aku tinggal di sebuah desa yg ada di lereng salah satu gunung di Jawa Tengah. Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Menjadi anak mbarep (pertama) bukanlah hal yg mudah.
Harus menjadi teladan bagi adik-adikku dan bisa bertanggung jawab kepada keluarga setelah kedua orang tuaku.

Terlebih lagi, besar harapan kedua orang tuaku agar aku bisa mengenyam pendidikan tinggi dan bisa memperbaiki derajat keluargaku.
Saat usiaku menginjak 18th, setelah lulus dari SMA, aku merantau ke kota yg terkenal dengan sebutan kota Atlas, untuk mengenyam pendidikan tinggi disana. Aku diterima di salah satu kampus besar yg letaknya di pinggiran kota dan didataran atas kota tsb.
Hari itu hari kamis di bulan Juli, aku lupa tanggalnya tanggal berapa. Berbekal tas yg berisi pakaian dan segala kebutuhanku, serta berbekal restu kedua orang tua dan adik-adikku, ku beranikan melangkahkan kaki sendiri untuk menuntut ilmu.
Bapak ibuku menasehatiku sebelum melepaskanku berangkat. Nasehat layaknya orang tua kepada anaknya yg menjadi harapan besarnya nanti. Aku pun terus mengiyakan perkataan mereka, dan berusaha mengingatnya dalam-dalam
“Ojo lali sholat, nek ono opo-opo bapak karo ibu dikabari (jangan lupa sholat, kalua ada apa-apa bapak ibu diberi kabar)” begitu ucapnya diakhir kalimatnya. Ku cium tangan mereka sembari pamit untuk menuntut ilmu di kota sana.

"Assalamualaikum" ucapku sambil menarik gas motorku
Dengan membawa motor tua milik bapakku dulu, aku mulai perjalananku melintasi jalanan pantura yg teramat sangat panas. Hingga, saat hendak sampai, ku tepikan kendaraanku. Ku buka telepon genggam milikku, lalu ku cari kontak dengan nama "Baskoro"
ya, dia adalah kawanku yg tinggal tak jauh dari rumahku di kampung.

Dari Baskoro lah, aku mendapatkan banyak informasi mengenai kota yg akan menjadi tempat hidupku beberapa tahun ke depan

“Hallo pri, sampai mana kamu?” tanyanya dalam panggilan telepon
“30 menitan lagi sampai, gimana soal kos-kosannya, bro? Nanti bisa langung ditempati?” tanyaku. Ya, aku memanggil Baskoro dengan sebutan “bro”.
Selain agar kekinian, ku rasa “bro” lebih cocok apabila aku harus memanggilnya dengan satu suku kata di depan namanya “bas” atau belakang namanya “ro”. Ah, bagian ini tidak terlalu penting.
T"enang aja pri, nanti kita lihat saja dulu, kalau cocok ya sok tempatin langsung” pungkasnya

Selepas menutup panggilan, Kembali ku sela motor dan menarik gas menuju kos-kosan Baskoro. Kota ini sangat panas sekali, kendaraan lalu Lalang juga sangat banyak.
Semoga saja aku bisa betah hidup di kota ini. Pikirku di sepanjang jalan menuju kos Baskoro

Sesampainya di tempat Baskoro, hari sudah sore, ternyata ia disini kos sekamar dengan temannya satu jurusan.

“Mas….” Sapaku sambal tersenyum

“Saya Supri” tambahku
“Oh ya mas, saya Ipul” tandasnya

“Ini kawanku dari kamping pul” ucap Baskoro

Disitu aku hanya menghela nafas sebentar dan makan makanan yg sebelumnya Baskoro bungkuskan untukku.
Waktu menunjukkan pukul 15.30, Baskoro lantas mengantarkanku ke rumah kos yg sudah dicarikannya untukku. Kali ini, aku membonceng di belakang, jelas karena Baskoro yg mengetahui jalannya.
Setelah 10 menit berjalan, Baskoro memberhentikan kemudinya tepat di depan rumah besar dan cukup mewah pada kala itu.

Halaman rumahnya luas dengan beberapa tanaman hias di depan rumahnya. Di salah satu pagarnya tertempel tulisan “Terima kos-kos’an” disertai nomer teleponnya.
“Ini rumahnya, bro? Kos putra apa campur?” tanyaku
“Iya, ini kos-kosan yg aku carikan untukmu. Kayanyaa sih campur, sesuai kok dengan budgetmu”
“Serius? rumah sebesar ini?” jawabku ragu, karena kala itu aku meminta Baskoro mencarikanku kos dengan budget tidak lebih dari 200rb
“Emangnya dapet dengan uangku yg cuma 200rb?” tambahku

“Iya, kemarin aku udah kesini. Soalnya ada katingku yg ngekos gak jauh juga dari sini, dan dia yg ngasih tau”

Agak lama kami berdua menunggu pemilik kos membukakan gerban rumahnya.
Hingga akhirnya, seseorang wanita renta keluar dari pintu rumah. Ia pun membukakan gerbang dan mempersilahkan kami berdua masuk
“Kamu yg kemarin ya, mas? Jadi mau kos disini?” Tanya wanita tersebut
“Oh iya bu Asri. Yg mau kos ini teman saya” ucap Baskoro
“Oh… namanya bu Asri” batinku. Aku pun tersenyum padanya.

Beliau langsung mengantarkanku melihat-lihat kamar kosannya. Beliau menuntun kami menuju belakang rumahnya. Ternyata, kamar kos-kosannya berada di belakang rumahnya.
Darisini baru terlihat, jika rumah ini memiliki cukup banyak kamar kos yg terdiri dari 2 lantai dengan beberapa fasilitas umumnya. Diataranya 4 kamar mandi yg masing-masing 2 kamar mandi di atas dan di bawah, serta dapur umum yg biasa dipakai penghuni kos bersama.
Beliau membawaku ke lantai dua, tangga disini bentuknya melingkar, jadi aku harus berputar dua atau tiga kali menaikinya untuk sampai ke atas.

“Monggo mas, dilihat-lihat dulu kamarnya” ucapnya sesaat setelah membukakan pintu kamar bertuliskan angka 7.
Semua terlihat normal dan seperti kos-kosan pada umumnya. Tidak ada yg aneh dan terlihat janggal saat itu. Yg janggal hanyalah, harga sewa kos ini yg menurutku cenderung lebih murah dari kos-kosan seukurannya yg lain.
“Berapa sebulannya bu?” tanyaku basa-basi

“200rb saja mas, sudah gratis listrik dan air” jawabnya

Aku menelan ludahku sendiri, kaget dengan harga sewanya yg murah dengan disertai fasilitasnya yg cukup memadai
Tidak perlu memakan waktu lama, aku langsung menyetujuinya dan langsung akan tinggal di kos ini mulai hari ini

“Ini bu uang sewanya” ucapku sambil menyerahkan 2 lembar uang berwarna merah kepadanya
“Iya mas, makasih ya”

“silahkan kalau mau masak dapurnya di lamtai 1, dan kamar mandinya di ujung sana. Kalau ada apa-apa bilang bu Asri saja, rumah ibu yg di depan ini” pungkasnya

Selepas itu, beliau langsung turun dan kembali ke rumahnya
Dengan dibantu Baskoro, aku membersihkan dan merapikan satu-persatu barang yg ku bawa.

Tak terasa maghrib datang. Aku mengantarkan Baskoro pulang ke kosannya dan aku langsung kembali lagi ke kos-kosanku sendiri karena seharian belum istirahat.
Kamarku berukuran sedang, gak besar dan gak kecil. Di dalamnya sudah ada Kasur, satu lemari dan kipas angina yg sudah tertempel di dinding.

Sesampainya di kos, aku menyempatkan mandi sebelum beristirahat. Letak kamar mandi berada di ujung lantai 2, jaraknya 3 kamar dari kamarku
Dengan membawa handuk dan perlengkapan mandi, aku keluar kamar dan menuju kamar mandi.

Mataku sambil melihat ke semua arah melihat keadaan di sekitar rumah ini, aku perhatikan satu persatu kamar di lantai 2, karena sejak tadi belum ada yg terihat batang hidungnya sama sekali
Semua kamar gelap dan tidak ada suara dari dalam kamarnya
“Apa aku sendirian saja di lantai 2 ini?” tanyaku dalam hati.

“Ahh… tapi gak mungkin… tapi kok gelap semua kamarnya? kok sepi?” gejolak batinku dalam hati. Aku lupa bertanya soal penghuni kos pada bu Asri.
Ku alihkan pikiranku, aku langsung masuk ke salah satu kamar mandi yg jumlahnya ada 2. Setelah selesai, aku langsung kembali ke kamar. Tak butuh waktu lama, mataku langsung terlelap karena lelah.
Cukup lama aku tertidur, sampai akhirnya terbangun pukul 11 malam akibat perutku yg mulai keroncongan. Untungnya, makanan yg dibawakan ibuku dari rumah masih ada sisa yg bisa untuk mengganjal lapar malam ini.
Saat sedang menikmati santapan ditemani kipas angina yg sedari tadi geleng-geleng ke kanan dan ke kiri, disinilah muncul keanehan. Samar-samar suara langkah kaki terdengar dari balik tembok kamar kosku, semakin lama semakin jelas. Itu artinya langkah itu sedang menuju ke lantai 2
“Ahh….akhirnya ada penghuni kos lantai 2 juga yg datang” batinku dalam hati. Tapi, disini aku tetap di dalam kamar, rencananya aku akan menyapanya besok pagi saja karena ini sudah malam. Suara daun pintu dibuka pun terdengar di telingaku.
Kalau dari suaranya sih kamarnya berada di paling pojok yg paling dekat dengan kamar mandi.

Tak lama darisitu, saat aku tengah main game di HP, tiba-tiba telingaku mendengar suara perempuan tertawa kencang terbahak-bahak. Pikirku, itusuara berasal dari orang yg baru saja datang
Tapi……
Belum lama otakku berpikir positif dari kejadian barusan, suara tawa yg sedari tadi terdengar jelas tiba-tiba berubah menjadi suara tangis yg begitu lirih dan pelan. Rasa penasaranku tiba-tiba memuncak.

Anehh..... cepat sekali berubahnya.
Lantas aku bangun dan menempelkan telingaku ke belakang pintu agar pendengaranku semakin jelas.

Ya, ternyata tidak salah lagi… Itu memang suara tangisan perempuan.
Seketika aku bingung dengan apa yg harus ku lakukan, apakah aku harus keluar dan melihat apa yg sedang terjadi disana, atau membiarkannya dan tetap di dalam saja. Perasaanku berkecamuk saat itu, rasa takutku pun memintaku agar tetap diam di dalam kamar saja.
Tapi… rasa penasaranku semakin tinggi meski rasa takut juga menyelimuti. Otakku tidak kehabisan akal. Ku geser sedikit posisi tubuhku. Sekarang aku berada di balik jendela kamarku dan hanya dibatasi oleh kain korden yg menggantung.
Ku intip perlahan dari celah yg kubuka. Ku perhatikan dengan seksama keadaan diluar dan di kamar yg kuduga kuat kamar milik perempuan yg belum lama datang.
Meski kamarnya tidak terlihat karena posisinya sejajar dengan kamarku. Tapi, lantai di depan kamarnya terlihat dari sini.
Dari sini tidak ada yg berbeda jika dilihat dengan mata. Tidak ada apapun disana, secercah cahayapun tidak ada yg dipantulkan dari dalam kamarnya. Lantas, suara dari mana itu asalnya?

Melihat ini, aku semakin penasaran dengan darimana suara ini berasal
. Ku bulatkan tekadku dan ku kumpulkan kebernianku dengan singkat untuk meraih gagang pintu dan membukanya perlahan.

“Ceklekkk…….”

Ya, aku membukanya…

Sekarang yg harus ku lakukan adalah melangkah pelan-pelan keluar dan mencoba melihat keadaan
Saat sudah di luar, mataku melihat ke arah kamar pojok. Lalu ku tajamkam lagi pendengaranku.

Dan… Ya…. Suara tangis itu masih ada.

Suaranya sangat pelan dan lirih. Aku semakin yakin itu berasal dari kamar ujung
Tapi, setelah aku lihat di kamar itu gelap. Seperti tidak ada orang di dalamnya. Aku berdiam sejenak memikirkannya. Angin malam tiba-tiba berhembus menyentuh pori-pori kulitku, sehingga mebuatku merinding seketika. Seketika itu pula aku masuk ke dalam kamar dan menutup pintu
Langsung ku rebahkan badanku diatas ranjang yg baru ku tiduri beberapa jam itu. Diantara rasa takut yg menyelimuti, aku berusaha berpikir jernih. Barangkali suara itu berasal dari penghuni kos di lantai bawah.

Tapi….

aku baru ingat, kalau malam ini adalah malam jumat.
Rasa-rasanya susah sekali untuk tidak berpikir negatif di posisi ini. Aku berusaha memejamkan mataku untuk tidur malam ini. Beruntung, rasa lelah yg masih menempel, membuatku mampu tertidur dengan cepat.

Malam itu adalah malam pertama yg cukup menegangkan di kos-kosan ini
Malam ini segini dulu, ya. Insya Allah lanjut lagi jumat malam. Notice disini agar tidak ketinggalan kelanjutan ceritanya
Jejak dulu disini. Selepas isya, akan saya lanjutkan perlahan
Sambil nunggu saya siap. Yg belum makan, silakan makan dulu. Dan yg belum sholat isya, silakan sholat dulu. Siapkan cemilan favoritmu untuk menikmati kelanjutan dari kisah Supri yg tinggal di kos-kosannya yg murah namun misterius itu
***

Bismillah... Saya lanjut lagi

***
Paginya, aku bangun pagi-pagi. Ku awali dengan 2 raka'at subuh untuk menjalankan kewajibanku sebagai makhluk yg diciptakan di dunia ini.

Belum ada aktivitas ke kampus hari ini. Ospek kampus akan dimulai hari Senin.
Karena berada di dataran yg tinggi di kota ini, membuat daerah kos-kosanku sini terasa sejuk saat pagi hari.

“Gak lengkap kalau belum ada kopi” pikirku.

Mungkin, aktivitas ini akan menjadi aktivitas rutinku tatkala pagi hari
Setelah ku ambil kopi hitam sachet berlogo kapal yg sedang berlayar dan dengan membawa 1 gelas yg sengaja kubawa dari rumah, aku berjalan menuju dapur

Oh ya, aku ingat dengan kejadian semalam. Ku sempatkan ke depan kamar yg ku curigai sebagai tempat kos dari perempuan semalam
Ah sial, utasku berantakan. Sebentar ya, aku hapus dulu dan update ulang agar rapi saat dibaca. Mohon maaf 🙏🏻
Tapi, anehnya pintunya masih tertutup rapat.

“Apa sudah keluar lagi? Tapi kan ini masih jam 6 pagi” pikirku

Di depannya pun tidak ada sepatu atau sandal yg menandakan ada orang di dalam. “Apa sandalnya di dalam?” pikiranku masih mencoba positif.
Tapi, kamar yg berada tepat di sampingku sekarang malah seperti ada orangnya di dalam. Karena terdengar suara kipas anginnya dari dalam.

Karena belum mendapat jawabannya, aku memutuskan ke bawah untuk menyeduh kopi hitam favoritku.
Di bawah, sudah ada beberapa penghuni kos yg terlihat.

“Penghuni baru ya, mas?” Tanya salah satu orang yg sedang mencuci motornya di depan

“Iya mas, saya baru kemarin datang dan kamarku di atas”

“Oh ya, panggil saja aku Supri, mas” tambahku sambil memperkenalkan diri
“Ohhh, pantas saja aku gak tau datangnya kemarin. Namaku, Candra”

“Mahasiswa baru di *****, ya?” tanyanya

“Hehehe, iya mas” jawabku menyeringai
Setelah ngobrol panjang lebar, ternyata dia juga mahasiswa satu kampus denganku dan sudah masuk tahun ketiga disana. Aku memanggilnya mas Candra, dan dia adalah teman pertamaku di kos-kosan ini.
Saat menungu air mendidih di dapur, ku lihat satu persatu penghuni kos bawah mulai menampakkan batang hidunya. Ternyata, ada 2 perempuan juga disana. Namanya mbak Siswi, dan mbak Agil. Di hari kedua, mereka bertiga yg sudah ku kenal.
Di atas, di depan kamar, sambil menikmati kopi, sambil melupakan kejadian semalam, dan masih ditemani sejuknya udara pagi dan hangatnya cahaya mentari pagi ini. Sampai akhirnya.

Ceklekk…..
Suara gagang pintu. Keluar seseorang dari samping kamarku. Ternyata, dia namanya mas Ari. Pemuda yg bekerja tak jauh dari sini.
Hari berikutnya aku jalani di kos ini, sampai hari pertamaku ospek, tidak ada lagi hal aneh yg ku temui. Pikirku, kejadian kemarin merupakan ucapan selamat datang untukku, dan aku tidak ingin memikirkannya begitu dalam agar hidupku tenang di kos ini.

Tapi, ternyata aku salah
Seiring berjalannya waktu, keanehan dan kejanggalan itu kembali datang. Kala itu , malam hari di minggu kedua aku tinggal di kosan itu. Sepulang dari kampus aku makan dulu di perjalanan.
Agar saat di kos aku bisa terus istirahat karena lelah setelah aktivitas seharian sebagai mahasiswa baru di kampus

“Begini ya, jadi mahasiswa” keluhku

Begitu masuk kamar, aku langsung rebahan
Saat itu mas Ari belum pulang ke kamarnya. Jadi, mungkin hanya aku sendirian di lantai 2. Karena, aku masih menganggap kalau kamar di ujung sana ada penghuninya. Ya, walaupun antara yakin dan tidak yakin, karena aku hanya mendengar suaranya saja waktu itu
Nah, saat tengah sendiri di lantai 2, dan saat mengumpulkan niat untuk mandi malam itu, tiba-tiba aku mendengar sesuatu dari kamar mandi.

“Byurrr…. Byurrr…..” suara air seperti ada orang yg sedang mandi disertai suara keran yg menyala.
Seketika aku bangkit dari tiduranku, mendengarkan dengan seksama suara itu. Bisa jadi aku salah dengar. Aku lupa persis itu jam berapa. Tapi, yg pasti malam itu belum lebih dari jam 10 malam.
Tapi…. Suara orang mandi itu terus ada dan membuatku penasaran. Bagaimana tidak? Sedari tadi hanya aku yg ada di lantai 2 ini. Jika ada orang yg lewat, seharusnya aku tau. Karena jika ada orang yg naik pasti melewati depan kamarku dulu.
Apalagi, pintu kamarku terbuka lebar. Seharusnya, tidak ada alasan lagi untukku untuk tidak melihat jika ada orang lewat disitu.

Rasa takutku tiba-tiba datang. Kali ini, aku memilih untuk tetap diam di kamar dan menutup pintu rapat-rapat.
Ku buka sedikit kain korden di jendela, agar jika ada orang lewat aku bisa melihatnya.

Selang 5 menit suara itu hilang. Kali ini mataku langsung tertuju ke jendela. Memperhatikan siapa yg mandi malam-malam dan membuatku takut begini
“Ceplekkk….ceplekkk….” suara kaki dengan sandal karet melangkah kesini. Langkahnya terdengar sangat pelan. Degup jantungku menguat seiring dengan suaranya yg semakin jelas dan semakin dekat.
Dan….

Aku melihatnya sekarang. ..

Seorang perempuan dengan rambut panjang menjuntai sampai bahu (karena itu yg bisa ku lihat dari jendela), mengenakan pakaian warna hitam lewat di depan kamarku dengan sangat pelan sekali
Wajahnya, tidak begitu jelas. Karena aku hanya melihatnya sepersekian detik dari jendela. Tapi, yg paling aku ingat adalah baunya yg wangi, wangi sekali. Bahkan, lebih wangi dari bau parfum yg pernah aku cium selama ini.
“Ya, Tuhan….. Makhluk apa ini….” Batinku

Aku masih belum mengetahui apakah dia juga salah satu yg tinggal kos disini? Tapi, aku belum pernah melihatnya sama sekali. Apa dia manusia jadi-jadian yg menghuni kos ini? Ah, sial. Aku benci dengan pikiranku sendiri
Hanya beberapa detik aku melihatnya, mungkin gak sampai 5 detik. Anehnya, tidak ada suara langkahnya di tangga. Padahal, tangga kos terbuat dari besi. Yg jika ada seseorang melangkah, pasti meninggalkan suara yg cukup jika aku dengarkan dari kamar kos.
Aneh…
Memang aneh…. Tapi, ini yg terjadi.

Aku menunggu sampai benar-benar aman untuk keluar. Ya, aku ingin keluar kamar dan melihat keadaan di depan. Tidak sampai 10 menit kurasa keadaan sudah aman
Aku bangkit dan keluar kamar. Ku perhatikan dari ujung kamar mandi hingga tangga. Tidak ada bekas tapak jejak kaki basah disitu. Aku merasa janggal dengan ini.
Ku beranikan melangkahkan kaki ke kamar mandi. Karena jika belum lama ada yg mandi, pasti lantai kamar mandinya basah. Begitu pikirku
Namun, saat sampai. Mataku langsung melihat kedua kamar mandi disana. Tapi, yg ku lihat adalah lantai kamar mandi kering, dan gayungnya pun kering. Air di bak mandinya pun juga tenang.
Seperti tidak ada tanda-tanda kalau ada orang yg baru saja mandi disini. Hal ini membuatku terkejut

Mengetahui ini, aku memutuskan kembali ke kamar lagi. Keinginanku untuk mandi malam ini pun ku urungkan. Aku takut jika saat sedang mandi, tiba-tiba perempuan itu datang lagi
Tapi, saat hampir sampai kamar, mas Ari datang.

“Baru pulang toh mas” ucapku basa-basi
“Iya ni, lembur” katanya
Tiba-tiba aku ingin menanyakan mengenai 2 kejadian misterius ini kepadanya. Aku rasa, mas Ari tau mengenai hal ini. Secara dia lebih lama tinggal disini. Tapi, setelah ku pikir lagi. Dia baru saja pulang kerja dan terlihat wajahnya lelah. Jadi, malam itu ku urungkan niatku dulu
Seiring berjlannya waktu, aku semakin kenal dengan semua penghuni kos. Tidak hanya itu. Seiring berjalannya waktu juga. Gangguan-gangguan serta keanehan-keanehan sering kali datang kurasakan. Dan saat datang, seringkali saat aku sendirian di lantai 2 ini.
Tapi, gangguan dan keanehan itu tidak ku anggap serius. Batinku selalu berhasil meyakinkanku untuk tetap berani dan biasa saja.

Contoh gangguan-gangguannya adalah suara tangga yg seperti ada yg datang. Sementara tidak ada orang.
Sepatuku yg sering pindah tempat saat aku bangun pagi. Dan suara burung gagak yg hanya datang saat malam hari. Dan sampai saat 1,5 bulan kos disini. Aku belum pernah melihat sosok perempuan yg tinggal di kamar ujung dekat kamar mandi
Singkat cerita, hari minggu datang. Aku libur dari aktivitas kampus,dan saat aku tengah menikmati kopi pagiku,ku lihat mas Ari juga sepertinya sedang tidak lembur hari ini.

“Libur,mas?”tanyaku

“Iya, libur pri”jawabnya

“Mas,sebenarnya yg di lantai 2 ini ada berapa orang sih?”
“Yg kos di lantai 2 maksudmu?” tanyanya

Aku mengangguk

“Cuma kita berdua lah pri” tandasnya
Jawaban mas Ari, mampu membuat jantungku tiba-tiba berdegup
“Serius mas?” tanyaku ragu

“Iya, aku seneng pas kamu disini. Aku jadi ada temannya menghuni di lantai 2 ini”

Ingin langsung ku lontarkan pertanyaan itu. Tapi masih ku tahan-tahan. Aku bingung harus memulainya darimana. Takutku, aku dikira sok tau atau hanya halusinasiku.
“Mas, selama disini. Ada pernah nemu hal-hal aneh gak?”

“Enggak sih” jawabnya singkat dan tiba-tiba raut mukanya berubah.

“Memang kenapa pri?”

“Tanya aja mas hehe”

Setelah itu aku ganti topik obrolan. Karena sungkan jika bertanya terus soal ini
Aku mau langung mencoba langsung cerita ke puncak ketakutanku. Yg membuatku memutuskan untuk pindah dari kosan angker ini.

Kala itu hari baru saja gelap. Aku yg baru bangun tidur sejak pulang kuliah siang, merasa badanku lengket dan gatal sekali.
Tanpa berpikir, aku langung mengambil alat mandi dan handuk lalu bergegas menuju kamar mandi. Mungkin, ada yg bertanya. Apa aku tidak takut setelah kejadian kemarin? Jawabnya, tentu aku takut. Tapi, keberanian dan mentalku masih ada untuk menepis segala ketakutan yg datang.
Hingga, pada saat ini, keberanianku hampir hilang seluruhnya, dan tergantikan dengan gelapnya ketakutan yg teramat sangat.

“Byurrr….byurrr……” Ku siram seluruh badanku dengan air
Segar sekali rasanya, terlebih untukku yg baru saja bangun tidur. Tapi… gak lama kemudian, ada suara yg tak asing smpai di telingaku.

Ya….. Suara lirih tangisan malam itu kembali ku dengar. Bedanya, dari sini suaranya lebih keras jika dibandingkan dari kamar
Jantungku langsung berdetak kencang. Ku buka keran air maksimal, agar suara tangisan itu tidak sampai di telingaku. Tapi, sial. Suara itu masih terdengar. Kali ini suaranya semakin keras dan perlahan semakin keras lagi
Kali ini, aku semakin yakin. Jika ini bukanlah ulah manusia iseng terhadapku. Tidak mungkin mbak Siswi atau mbak Agil ke atas hanya untuk iseng kepadaku.

Saat itu, aku langsung mengenakan pakaianku. Gak peduli aku belum mengeringkan badanku.
Saat sudah, dan akan keluar. Langkah kecilku terhenti.

“Bagaimana jika perempuan itu berada di depan kamar mandi dan siap untuk menangkapku?” batinku bergejolak.

Batinku benr-benar diselimuti keraguan dan ketakutan
Aku tidak mungkin terus bertahan di kamar mandi sampai dia menghilang. Apalagi, ini baru saja gelap. Kalau kata orang tua dulu, inilah waktu yg tepat untuk hal-hal gaib datang menghampiri manusia. Terlebih lagi, ini adalah kamar mandi. Tempat dimana mereka senang untuk bersemayam
Butiran keringat sebesar biji jagung menetes deras dari balik bajuku, bercampur air yg sejak tadi tidak ku keringkan. Ku hela nafasku berkali-kali agar tetap tenang. Tapi tetap saja aku tidak bisa tenang

Siapa juga yg bisa tenang berada di posisi ini…
Saat ku mantapkan hati dan memberanikan diri untuk keluar. Tiba-tiba suara tangis itu berubah menjadi suara tawa melengking yg sangit saat di dengarkan. Suara itu keluar seiring dengan pintu kamar mandi yg sudah ku buka sedikit. Aku semakin terperanjat ketakutan mendengar itu.
“Ihihihi…..” Suara perempuan yg sering waktu kecil kugunakan dulu saat hendak menakut-nakuti teman sebayaku.

“Ini gak salah lagi… ini bukan manusia….”

“Demit sialannnn! Kenapa harus aku!” gerutuku dalam hati
Pada detik ini aku langsung membuka pintu dan berlari menuju kamarku. Namun, saat sudah berada di depan pintu kamar. Kepalaku reflek melihat kea rah kamar mandi.

Dan di saat itulah untuk pertama kalinya aku melihat wujud dari sumber suara itu
Aku melihat sosok perempuan mengenakan gaun hitam sedang bediri tepat di depan kamar mandi dengan rambut panjang terurai, wajahnya pucat dengan matanya yg hitam, dengan mimik yg pasti sangat seram. Lagi-lagi dia tertawa cekikikan sambil menatap dengan tatapannya yg tajam.
Aku langung masuk kamar dan sembunyi dan mengunci pintu kamar. Di balik sarung yg kupakai untuk selimut. Suara tawa cekikikan itu terus ada dan semakin dekat. Sakit sekali telingaku mendengarkan itu
Hingga, tiba-tiba suara itu hilang. Aku sedikit lega. Tapi, tiba-tiba hantaman keras terdengar dari balik pintuku. Aku semakin takut. Segala doa yg kubisa kupanjatkan. Memohon perlindungan kepada Dia yg Maha Segalanya.
Hantaman itu berulang berkali-kali. Hingga sampai suara itu hilang dan suara langkah kaki dari tangga muncul. Ternyata mas Ari datang

Saat itu aku bagai diguyur air es di tengah gurun yg sangat panas. Aku besyukur. Saat itu pula, ku buka HP dan menelpon Baskoro
Nama dia lah yg langsung ku ingat saat itu.

“Bro! dimana?”

“Di kos” jawabnya
“Aku kesana sekarang!” ucapku singkat dan lansgung mematikan HP
Ku bawa sebagian pakaian dan perlengkapan untuk kuliah besok. Aku langsung turun dan mau menginap di kos Baskoro malam ini.
Saat di depan gerbang. Ku lihat bu Asri di depan rumah melihat aku keluar. Aku tersenyum padanya untuk sekedar menyapa
Saat tiba di tempat Baskoro.

“Sialan! Kamu carikan aku kos begitu! Pantas aja murah!” makiku padanya

“Lhoh, heh! Ada apa? Aku kenapa?” tanyanya

“Jangan pura-pura deh. Kosan itu banyak setannya! Berkali-kali aku kena ganggu disana” ucapku
“Ha? Serius? Aku gak tau pri!” jawabnya

Singkatnya, Baskoro juga tidak mengetahui cerita di balik kosan itu. Baskoro lalu meminta maaf padaku untuk itu. Malam ini aku menginap di kamarnya. Bertiga dengan teman sekamarnya.
Entah sampai kapan disini, paling tidak aku pergi dulu dari kos-kosan laknat itu. Pikirku

Selang 2 hari aku beranikan diri kembali ke kos ku sendiri. Kala itu siang hari.
Kali ini aku mau mencari tau tentang kos ini dengan cara Tanya dengan ibu-ibu warung yg tak jauh dari rumah kosku. Sebut saja namanya Bu Laksmi

“Bu.. biasanya ya” ucapku. Karena dia sudah hafal pesananku
Setelah makan, ku mulai percakapannya

“Bu, aku mau Tanya”

“Sebenarnya kosku itu ada apanya sih?” tanyaku

“Maksudnya gimana pri?” Tanya bu Laksmi belum faham
Lantas, aku menceritakan semua penglamanku selama tinggal disitu.

“Ohh…. Jadi, kamu sudah merasakannya?” tanyanya

Aku mengangguk
“Ini yg ibu tau aja ya, pri. Singkatnya, dulu pernah ada yg kos disitu perempuan. Tapi ibu gak tau siapa namanya. Dulu dia meninggal di kamarnya. Katanya sih karena di guna-guna orang gitu, kayak santet lah. Karena ada yg suka sama dia tapi ditolak sama dianya”
“Dia meninggal disitu, bu Asrinya tau juga saat sudah meninggal baru tau”

Aku melongo mendengar cerita bu Laksmi.

“Cerita ini beneran kan, bu?” tanyaku untuk meyakinkan lagi
“Iya pri. Dulu ibu sempet lihat kesana saat jasad perempuan itu dijemput rumah sakit dan keluarganya”

“Kamu diganggu ya disana?” Tanya bu Laksmi

“Disitu emang sering begitu. Kalau orang-orang baru pasti gak bertahan lama” tambahnya
Singkat cerita, mengetahui fakta ini membuatku untuk segera pindah dari kos itu. Beruntungnya, saat itu kos ku hampir habis 3 hari lagi. Jadi aku tidak rugi uang dan waktu untuk ini.
Setelah dari warung bu Laksmi, aku kembali ke tempat Baskoro. Untuk meminta bantuan pindahan besok hari. Saat itu pun Baskoro ku ceritakan mengenai cerita kelam di balik kos itu. Ia pun terkejut mendengarnya, dan kembali meminta maaf padaku.
Saat pindahan, aku pamit hanya dengan mas Ari dan bu Asri. Kepada mereka aku beralasan kalau aku diajak sewa kontrakan dengan teman satu kelasku yg lebih dekat dari kampus.
Ku lihat wajah bu Asri saat itu tampak curiga terhadapku. Seperti mengetahui alasan sebenarnya kenapa aku pindah dari kos-kosannya itu.

Setelahnya, aku menginap dulu di kos-kosan temanku dan barangku ku titipkan dulu di kos Baskoro.
Dan selang 3 hari aku baru mendapatkan kos baru yg jauh lebih nyaman, aman dan tentu tidak angker lagi. Ya, walaupun sedikit lebih mahal. Yg penting aku bisa hidup lebih tentram disini.
Pesanku kepada teman-teman pembaca, terlebih yg sedang atau akan merantau keluar daerah. Jangan dulu tergiur oleh harga sewa kontrakan/ kos saat hendak mencari tempat tinggal.
Cari tau juga cerita dibaliknya. Kenapa bisa murah? Kalau ternyata murah karena hal-hal seperti yg ku dapatkan, sama saja ditipu. Lebih selektif lagi, ya!

-SELESAI-
Terima kasih, buat kalian yg membaca hingga akhir. Terus support saya dengan like dan RT seluruh cerita-cerita saya agar semakin banyak yg membaca.

Jangan lupa juga follow akun saya @wahyuariyantn_ agar tidak ketinggalan update cerita-cerita yg lain. See u!

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with w a h .

w a h . Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @wahyuariyantn_

8 Apr
Untuk mengawali, saya spill dulu cover cerita malam hari ini. Saya akan mulai cerita nanti, silahkan tinggalkan jejak berupa RT, like dan komentar lebih dulu sebanyak-banyaknya agar tidak ketinggalan cerita ini dan semakin banyak yg membacanya.
Sembari menunggu, saya suguhkan tulisan-tulisan saya sebelumnya. Bagi yg belum pernah mampir, silahkan dilihat dan dibaca, dan jangan lupa follow akun saya @wahyuariyantn_
Read 219 tweets
4 Mar
"KROMOLEO"

Mereka datang dengan membawa kabar, tentang akan adanya sebuah kematian.

- A THREAD

@ceritaht @bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror #ceritahorror #threadhorror #malamjumat Image
Kali ini, saya akan membawakan sebuah cerita legenda (Urban Legend) di salah satu daerah Jawa Tengah. Cerita ini, merupakan kiriman sekaligus pengalaman hidup dari salah seorang kawan pembaca di akun twitter saya, yg sudah hampir 20 tahun yg lalu lamanya.
Bahkan, katanya, cerita ini sudah melegenda di daerahnya sana hingga di masa sekarang.

Sebelum memulai cerita, saya mau bersiap dulu 🙏🏻

Silahkan notice, dengan cara rt, like atau tinggalkan apapun di kolom komentar, agar tidak ketinggalan kelanjutan dari cerita kali ini.
Read 46 tweets
4 Feb
"MENGHUNI RUMAH BEKAS TEMPAT PESUGIHAN"

- A THREAD

@ceritaht @bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror #ceritahorror #threadhorror #malamjumat Image
Saya drop cover ceritanya dulu, saya akan mulai cerita malam nanti. Silahkan notice dengan RT, like dan komentar sebanyak-banyaknya, agar tidak ketinggalan ceritanya
Monggo, baca dulu keseruan cerita saya sebelumnya sembari menunggu cerita saya dimulai 🙏🏻
Read 169 tweets
14 Jan
(Kisah Pendakian)
Banyak hal-hal janggal menanti, saat aku mendaki, tepat di malam jumat kliwon.

"MALAM JUM'AT KLIWON DI GUNUNG KEMBANG"

- A THREAD

@ceritaht @bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror #ceritahorror #threadhorror #horrorthread #malamjumat Image
Setelah lebih dari satu bulan rehat dari dunia tulis menulis thread horor, malam ini, di tahun 2021 saya kembali lagi.

Dengan semangat baru dan energi baru, maka dengan ini saya tulis thread pertama saya di tahun 2021, tentang sebuah kisah tentang pendakian
Agar saya semakin semangat dalam menulis, silahkan rt dan like sebanyak-banyaknya terlebih dulu sebelum saya mulai cerita.

Siapkan dulu kopimu, makananmu barangkali menjadi sebuah pelengkap saat membaca nanti.

Saya akan mulai nanti, jadi, mohon sabar ya :)
Read 160 tweets
3 Dec 20
"DISUKAI KUNTILANAK"

Sebuah kisah seorang pemuda yang disukai oleh seorang perempuan, yang ternyata bukan seorang manusia. Melainkan adalah 'Kuntilanak'

- A THREAD

@ceritaht @bacahorror @IDN_Horor @cerita_setann
#bacahorror #ceritahorror #threadhorror #malamjumat Image
Pernah tidak, terbesit dalam pikiran kalau kamu disukai oleh seorang Kuntilanak?

Nah, kalau belum, di cerita kali ini saya akan menceritakan sebuah kisah tentang seorang pemuda yg disukai oleh Kuntilanak di dalam hidupnya.
Seperti biasanya, saya akan mulai cerita nanti kalau sudah lumayan ramai.

Silahkan like dan RT sebanyak-banyaknya dulu, serta notice dan tinggalkan komentar apa saja yg ingin kamu tinggalkan agar tidak ketinggalan ceritanya.
Read 185 tweets
28 Nov 20
"TAMU LARUT MALAM"

Apa sesungguhnya yang kamu mau dariku?

A THREAD

@ceritaht @bacahorror @IDN_Horor @cerita_setann
#bacahorror #ceritahorror #threadhorror Image
Malam minggu kali ini saya hadir dari yg biasanya hanya cerita di malam jumat saja.

Saya hadir menemani kamu-kamu yg hanya berdiam diri di rumah saja dan hanya mampu meratapi saat melihat teman-teman yg lain bepergian dgn pujaan hatinya di malam minggu kali ini.
Silahkan like, RT dan tinggalkan apapun yg ingin kamu tinggalkan disini agar tidak ketinggalan cerita spesial.

Saya akan mulai cerita nanti ya saat sudah cukup ramai.
Read 61 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(