BI menaikkan suku bunga, lalu apa? Sebuah thread..
Untuk merespon rupiah yg terus melemah belakangan ini, BI sudah menaikkan tingkat suku bunganya. Terakhir, BI menaikkan 7DRR menjadi 5.25%.
Ini berarti, sejak BI berganti gubernur dari Agus Martowardojo menjadi Perry Warjiyo, BI sudah menaikkan suku bunga 100 basis poin. Dari awalnya 4.25% menjadi 5.25%.
Sebelumnya agar sedikit punya gambaran kenapa rupiah melemah, bisa baca ulasan kami di sini:
Sebenarnya kenapa BI menaikkan suku bunga? Tujuannya sederhana, menaikkan imbal hasil (yield) dari surat utang negara untuk investor asing.
Dengan naiknya suku bunga, imbal hasil surat utang negara menjadi lebih atraktif. Bunga yg diterima investor akan menjadi lebih tinggi.
Investor asing yg memegang dolar, akan masuk ke dalam negeri. Supply dolar akan bertambah, sehingga dolar terasa lebih 'murah' dibandingkan dengan rupiah.
Simple macroeconomics. Ketika supply bertambah, maka harga akan turun.
Strategi BI lain untuk meredam gejolak rupiah adalah dengan membeli surat utang negara di pasar. Cuma, dengan cara ini berarti akan menggerus cadangan devisa kita (yg dalam dolar).
Sejauh ini, belum terlihat efek dari kenaikan suku bunga yg dilakukan BI. Dolar terus naik dan menembus Rp14.400. Jadi kemungkinan, dalam beberapa hari ke depan BI mungkin akan menjalankan strategi kedua mereka.
Lau sebenarnya apa efek lain dari kenaikan suku bunga BI ini?
Sebenarnya, dengan kenaikan tingkat suku bunga ini, Indonesia berarti 'mengorbankan' pertumbuhan ekonomi demi stabilitas Rupiah.
Harapannya, ketika suku bunga rendah akan menjadi insentif untuk masyarakat agar berani meminjam uang ke bank, membelanjakannya, diputar untuk usaha yg ujungnya akan memutar roda ekonomi.
Tapi kebijakan ini seperti kurang bertaji. Meskipun tingkat suku bunga kita cukup rendah selama 1-2 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi cuma mentok di level 5%.
Maka dengan naiknya suku bunga, yg akan diikuti oleh naiknya bunga pinjaman, roda ekonomi akan semakin berat. Bunga KPR akan naik, bunga kredit motor, dll.
Itu sebabnya ketika teman-teman ingin meminjam uang ke bank (untuk KPR misalnya) ada istilah floating interest (bunga mengambang) yg mengikut kenaikan suku bunga BI.
Banyak analis yg bilang bahwa kebijakan memilih 'mengorbankan' pertumbuhan ekonomi jangka pendek untuk stabilitas rupiah tidak lepas dari keputusan politik.
Hal ini mengingat Presiden @jokowi akan memasuki pertarungan politik tahun depan. Tentu saja rupiah yg melambung tinggi akan mengurangi elektabilitas.
Lalu efeknya ke pasar saham apa?
Kenaikan suku bunga akan menyebabkan kenaikan bunga pinjaman. Perusahaan akan berpikir berulang kali sebelum meminjam uang ke bank sebagai sumber pendanaan.
Ekspansi yg membutuhkan sumber pendanaan lain selain suntikan modal, mungkin terpaksa harus ditunda.
Betul. Ini juga terjadi sekarang.
Saham-saham bank adalah yg pertama kali tertekan karena hal ini. Kalau bank gak menaikan suku bunga pinjaman, margin emiten bank akan tertekan. Kalau dinaikkan, pertumbuhan kredit akan melambat. Orang2 akan malas berhutang ke bank.
Di sisi lain, rupiah yg melemah juga membuat investor luar takut. Logikanya gini. Emiten-emiten bursa di Indonesia beroperasi menggunakan rupiah, kalau rupiah terus melemah, return investor asing (secara dolar) akan semakin kecil.
Jadi begitulah, sekarang Indonesia menghadapi situasi yg serba salah.
Begitu saja dulu buat malam ini, silakan main-main ke website kami di bigalpha.id untuk artikel-artikel lain berkaitan dengan dunia keuangan dan pasar modal.
Atau silakan bergabung dengan channel telegram kami untuk informasi yg lebih cepat.
t.me/bigalphaid
t.me/bigalphaid
Dan terakhir, Big Alpha sudah membuka proses PO untuk ebook kuartalan yg berisi 20 emiten yg kami anggap undervalue. Dianalisa berdasarkan laporan keuangan Q2 mereka dan mengikuti kaidah value investing. bit.ly/ebookbigalpha
