Lalu survey elektabikitas;
Skenario pembakaran bendera,
mungkin sebulan lebih;
Lalu survey lagi...
Politik memisahkan minyak dengan air.
Toh akhirnya masyarakat juga yg akan menilai, diintip lewat survey.
Ini proses polarisasi seraya menyeret nyeret para pihak yg secara sukarela mau bergabung utk melebarkan sayap.
Tapi hebat skenario ini, berani dan terlalu berisiko.
Ini modusnya mirip dg pilgub DKI, hanya coraknya dimodifikasi.
Jika sukses maka langsung meroket elektabilitas; jika gagal juga akan terjun bebas resikonya.
Namun dengan cara merangkak, mengarahkannya meski sejak awal telah terbaca; publik butuh waktu utk menyadarinya atau sebagian besar tak akan sadar.
1. Pro atau kontra bakar bendera
2. Soal penanganan keamanan
3. Soal intelijen
4. Dukung atau kutuk pelaku
5. Soal demo2 dan pernik kejadian di lapangan
Dst dst...
Ternyata hanya 50% rakyat yg tahu; 50% lainnya tak pernah dengar dan tak tahu menahu kasus itu 😆😅😊😁😂
Meski akses informasi semakin luas, murah dan mudah.
Tapi fakta lapangan kadang sangat mencengangkan diluar apa yg kita fikir.
EGP; dia mau keliling nusantara koar2 juga tak akan banyak membantu perubahan elektabilitas.
WHY?
Karena ummatnya telah masuk ke dlm bagian yg 30% itu.
Jadi siapa yg demo protes pembakaran bendera?
Massanya siapa?
Indonesia terlalu luas untuk dikunjungi,
Dana kita terbatas
Waktu kita terbatas
Jika drama ratna menyasar; suara emak2; aktivis terpelajar; perkotaan.
Maka pembakaran bendera menyasar NU.
Nanti bikin tema lagi yg akan menyasar elemen lain yg lebih mudah diletupkan.... apa contohnya?