Thread by @negativisme

Puasa dan Toleransi

Kita merasa jadi negara paling toleran, selalu tergerak perasaan kita ketika mendengar berita minoritas di negara asing teraniyaya, dari menggalang dana sampai sigap berdemo juga #PraKhotbah

Puasa jadi kegiatan ibadah yang menyenangkan, yang mengisi relung jiwa yg hampa, jadi perbaikan diri untuk jadi pribadi yang lebih baik, kembali ke suci.

Tapi, ibadah yang harusnya menumbuhkan empati, menumbuhkan rasa peduli pada yang lapar yang haus yang kekurangan dalam kesehariannya, malah memunculkan egoisme diri.

jika puasa, adalah ajang menempa diri menahan hawa nafsu, kenapa harus orang lain yg melakukannya untuk kita? harusnya selain menghargai yg puasa, kita juga menghargai yang tak puasa.

entah itu yg berbeda iman atau pada yang seiman dengan kita, jadi janganlah manja.
warung nasi tetap buka juga kalo imannnya kuat ya tak akan tergoda, masa puasanya kaya anak TK?

miris lagi, masih ada golongan yang selalu memaksakan diri, ingin dihargai tapi gak mau menghargai, marah ketika saudara seiman di negara orang di tindas, tapi disini menjadi penindas?

harusnya jika tak mau yang minoritas di luar negeri diperlakukan tidak adil, kita harus bersikap adil pada yang minoritas di sini, kalo tidak, apa bedanya kita dengan mereka?

Maha benar Tuhan, Maha kadang kadang kita, semoga puasa kita jadi penyucian diri sekaligus refleksi pada sikap kita, kenapa masih ada yg tidak bisa hidup berdampingan dengan damai, padahal itu adalah semudah-mudahnya hidup.

Sekian dan Salam.