Profile picture
oka
, 29 tweets, 7 min read Read on Twitter
menikahi perempuan
- pemarah
- cemburuan
- suka ngatur
- ga percayaan
- demanding

menikah di usia 23 tahun, gue kira sebahagia itu

tapi...

a thread
waktu nikah di 2015, gue dan @miamulyas sudah saling kenal selama 7 tahun

kita kenalan 2008, pertama jadian 2008, sempet putus nyambung, lost contact, sampai akhirnya nikah

kenal selama itu, gue kira udah mengenal calon istri gue waktu itu
"7 tahun, kurang tahu apa lagi sih?'
@miamulyas waktu baru kenal dan pacaran, Mia orangnya pendiem, kayaknya kalem gitu, tipe2 yg gak akan pernah bisa marah deh

siapa yang gak mengidam-idamkan coba?
tapi setelah menikah, beda cerita

jadi meski kalian kenal bertahun-tahun sama pasangan, pas nikah SANGAT MUNGKIN semua berbeda
@miamulyas sebelum menikah, kita tanpa sadar belajar soal hidup berumah tangga dgn melihat orang terdekat kita, yg paling dekat: orang tua

bayangan paling standar
"enak ya nanti kalau udah nikah, pulang kerja ada yang nyambut, sayang-sayangin."

cewek juga mungkin punya bayangan sendiri
memang harapan yang paling bisa bikin kita terbang tinggi
dan paling bisa buat kita jatuh lebih sakit lagi

punya harapan sebelum menikah
tapi pas udah nikah, harapan juga yang jadi 'orang ketiga'

kadang bikin kita gak bisa menerima pasangan seperti semestinya
tahun-tahun pertama pernikahan dihiasi dengan banyak konflik

"kok gak seindah yang di film-film ya?"

pertikaian yang disebabkan tidak bisa mengerti pasangan,
dan kita menuntut pasangan untuk mengerti kita
bahkan kita untuk mengerti diri sendiri saja belum bisa
benar kata orang,
jodoh itu bukan dicari

tapi dijebak

waktu kenal dan pacaran, the best part of us yang ditunjukkan
tapi saat sudah menikah, the real us perlahan terlihat

cinta didapat dengan perhatian,
dirawat dengan pendapatan dan pengorbanan
belum selesai mengelola konflik diri sendiri dan konflik dengan pasangan, kami alhamdulillah dikaruniai anak kembar

Jio dan Kio

langsung 2 anak, dan membesarkan tanpa pengasuh (atas kesepakatan bersama)

kebayang kan ngurus anak 1 aja gimana, ini langsung 2
di sela-sela kelelahan mengasuh 2 anak, waktu pulang kerja jadi sensitif banget

gue orangnya cukup males ngomong
tapi setiap pulang diwajibkan untuk cerita

kalau gue ketiduran, bisa jadi ribut besar
gak peduli perjalanan gue ke tempat kerja sebalik aja 3 jam
hal paling menyiksa adalah kita gak diperkenankan untuk sharing ke mana pun ketika ada masalah

semua masalah ditelan dan dihadapi berdua

ini pun gue cerita karena udah izin dan semoga bisa jadi pelajaran
semua pertanyaan berputar di kepala
"kenapa sih dia begini?"
"kenapa sih dia begitu?"
"kenapa tidak seindah itu?"

sampai suatu hari gue gak sengaja dengar bapak-bapak tua bicara di telepon, sepertinya sedang menasihati anaknya
"bagi pria, ketika memutuskan untuk berkeluarga, artinya dia sudah memutuskan bahwa hidup ini bukan lagi tentang dirinya," katanya

*deg*
selama ini gue menuntut untuk terpenuhinya kebutuhan gue
"kenapa sih dia..." "kenapa sih dia..."

bukannya bertanya "kenapa sih gue..."
gue duduk terdiam. terpaku bersandar ke kaca jendela bus.
terlempar memori-memori saat indahnya ijab kabul.

gue telah lupa bahwa ijab kabul itu sakral. ada hal yang sangat dalam terjadi:

saat ijab kabul, suami mengambil tanggung jawab ayah sang istri

itu hal besar
sebelumnya:
Mia menggantungkan hidup, hati, dan kebahagiaannya kepada ayahnya

sekarang:
ia menggantungkan semuanya pada gue, suaminya

suami macam apa yang mementingkan kepentingannya sendiri?!
dari situ gue sadar

Mia selalu marah saat gue meminta bangun siang/tidur siang saat weekend

karena
momen bersama ayahnya meski untuk sekadar membetulkan selang mampet begitu berharga

Mia ingin anak2 juga punya momen Sabtu dan Minggu bersama ayah, yang membekas dalam ingatan
Mia selalu cemburu ketika gue terlalu sibuk dengan kerjaan, hobi

akhirnya gue selalu melibatkan mengajak istri dan anak-anak saat gue melakukan hobi,
atau seringnya, anak2 yang bersenang2, ayah bundanya nemenin
percayalah, saat punya anak,
waktu terasa begitu cepat

ngelihat foto yang baru berlalu 2 tahun aja rasanya pengen mewek

merasa masih kurang banget memberikan perhatian waktu ke istri dan anak-anak

sekarang tau-tau udah pada gadis aja 😢

gue gak mau tua nanti gue menyesal
Mia juga selalu marah saat gue terlalu cuek dengan keadaan sekitar

selalu nuntut gue untuk supel dan buka obrolan dengan orang-orang, siapa pun itu, atasan, satpam, tukang nasi goreng

dan gue pernah dapet rejeki tak terduga dari 'berusaha supel' ini
sama halnya seperti Peter Parker yang digadang-gadang jadi 'The Next Iron Man', istri juga punya harapan yang besar terhadap suaminya

gak peduli seorang suami dan ayah sudah siap atau belum

ketika kamu berkeluarga, kamu DIANGGAP SUDAH siap

the pressure is there
karena sebagai suami dan ayah, adalah harapan terbesar keluara, istri pasti menuntut banyak hal agar sang kepala keluarga bisa berwibawa, jadi panutan

dan ketahuilah, GAK AKAN PERNAH ADA istri yang mau suaminya jelek

suami juga harus seperti itu ke istrinya,
kenapa?
istri akan
cantik terus
senyum terus
nenangin dan hangatin keluarga terus

kalau
dibahagiain terus

dan gak ada sedekah yang lebih afdol dibanding menafkahi dan membahagiakan istri
dan akhirnya gue sadar, kenapa pernikahan gue dan Mia gak selalu manis, tapi banyak pahit-pahitnya

karena gue sadar dalam pribadi gue masih banyak penyakit

dan seperti pahitnya obat, semoga konflik yang pernah terjadi bisa mengobati

mendewasakan
Mia butuh orang yang mau dengerin segala protesnya dia (karena dia ternyata orangnya tukang protes wkwk)

dan gue ternyata butuh orang yang punya keberanian buat 'ngebenerin' gue, karena selama ini gak pernah ada yang berani/mungkin gak enak aja

makasih ya, kamu, @miamulyas
@miamulyas ketika kita ditanya siapkah berumah tangga, kita bisa saja menjawab "siap"

kenyataannya, saat menjalani dan tersandung untuk pertama kali, kita sadar bahwa kita memang tidak akan pernah siap
temukanlah ia, bukan yang sempurna bagi semua
bukan pula yang menuntut kamu jadi sempurna

tapi yang selalu tau, bahwa kamu lebih baik dari itu
thread ini aku persembahkan untuk istriku yang selalu mengingatkan bahwa saling bercerita adalah cara digdaya untuk memelihara cinta

berbahasa kata dalam tatap mata adalah cara untuk tetap waras di tengah rutinitas yang keras

24 Juli esok,
selamat ulang tahun, Mia
Ma shaa Allah alhamdulillah makasih doa baiknya temen-temen

cuma bisa bales doain balik semoga semua kebaikan menaungi temen-temen dan keluarga 🤲🏻 🙏🏻
tuh bun ada beberapa yang nanyain nihh

yuk semangatin @miamulyas menjelang bday biar cerita juga 😁

Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to oka
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!