Profile picture
Kei
, 42 tweets, 9 min read Read on Twitter
9 Agustus 2016 saya dan partner menikah cuma tanda tangan di catatan sipil dan makan malam dengan keluarga inti saja. Tidak ada acara pemberkatan, tidak ada pesta, tidak ada hura-hura, bahkan beli cincin pun tidak.

Bagi kami menikah hanyalah legalisasi hubungan saja.
Saya tetap bikin surat nikah di gereja tapi tidak ada acara pemberkatan rame-rame. Acara lamaran adat Cina (sangjit) yang biasanya heboh bawa macam-macam seserahan juga kita skip.

Foto pre-wed juga yang simple saja di studio sama temen sendiri @jeynelson. Yang penting ada foto.
@jeynelson Kita pengen ngerayain dengan keluarga tercinta saja, jadi untuk family dinner memang agak mewah. Lebih baik keluar budget untuk keluarga sendiri daripada untuk orang-orang yang gak terlalu deket. Tapi karena cuma 12 orang, budgetnya juga gak gede kok. Di bawah 10 juta.
Videografernya juga karyawan saya sendiri, videografer @kelascintacom 😂 jadi bener-bener hemat banget deh.

Kita sengaja nikah hemat karena budgetnya dialihkan buat jalan-jalan ke London dan Iceland. Abis family dinner besok malemnya kita berangkat.
Sebelum berangkat saya ngepost di Facebook, ternyata postnya viral. Saya gak tau karena gak buka hp sama sekali selama 18 jam perjalanan. Pas buka hp tau-tau udah masuk berita sana-sini dan kolom komentar saya di FB rame banget buset 😅
Nah gara-gara viral tsb, banyak orang terinspirasi mengikuti jejak saya. Gak sedikit juga yang tadinya memang sudah kepikiran ingin nikah tanpa resepsi, jadi semakin yakin.

Sejak hari itu banyak banget saudara, teman, dan followers, chat/dm saya nanya ttg hal ini.
Isi chat/dm mereka semua kurang lebih sama:

"Saya dan pasangan mau nikah sederhana kayak Ko Kei, tapi orang tua maunya resepsi besar, gimana ya caranya meyakinkan orang tua?"

Ini masalah klasik di Indonesia: pernikahan bukan cuma urusan kamu dan pasangan, tapi keluarga besar.
Ini hasil polling saya dulu. Kebanyakan orang pikir nikah itu urusan keluarga, lebih daripada urusan agama loh! Menyenangkan ortu lebih penting daripada menyenangkan Tuhan 😁
Saya bikin polling di Instagram hasilnya juga kurang lebih sama. Keluarga jadi concern nomor 1, urusan lain belakangan. Ucapan "menikah bukan hanya antara 2 orang, tapi antara 2 keluarga" sungguh benar adanya.
Iya, saya ngerti, polling sosmed bukan data sungguhan yang bisa dijadiin bukti argumen. Itu cuma sekadar gambaran saja, sebagai ilustrasi pelengkap buat pembahasan saya kali ini:

Banyak orang ingin nikah sederhana, tanpa formalitas, tanpa resepsi, tapi kepentok keluarga.
Nikah di Indonesia itu ribet, karena untuk menikah berarti harus ngurusin (setidaknya) 5 layer ini:

1. Keluarga & adat
2. Ritual agama
3. Pesta resepsi
4. Administrasi negara
5. Hubungan (kamu dan pasangan)

Makanya pasangan kalau mau nikah pasti berantem. Stress!
Nikah di Indonesia itu ribet dan bikin stress karena ada 5 layer di dalamnya, yang di dalam masing-masing layer tsb punya keribetannya lagi. Jadi ribet kuadrat!

1. Keluarga: harus direstui orang tua, yang mana restu ortu kadang tergantung restu kakek/nenek/keluarga besar.
2. Pesta: sangat berkaitan dengan keluarga. Pesta harus sesuai kemauan orang tua, mis pesta adat tertentu, warna tertentu, makanan tertentu, hari tertentu.

Ortu kamu manya A, ortu si doi maunya B. Nah loh, nurutin yang mana? Ujung-ujungnya kamu sama pasangan yang berantem.
Belum lagi bicara budget. Siapa yang biayain? Ortu kamu atau ortu pasangan? Atau patungan? Atau semua biaya dari kamu dan pasangan?

Kalau kamu dan pasangan yang keluar uang, harusnya kalian yg berhak nentuin semua dong? Tapi kan nggak, kedaulatan ada di tangan ortu.
3. Ritual agama. Ini juga gak kalah ribetnya, ada banyak syarat yang harus dipenuhi sebelum menikah. Contohnya buat yang Kristen/Katolik harus ikut bimbingan pranikah dulu berbulan-bulan (bahkan ada yang setahun), baru bisa dinikahkan di gereja tsb.
4. Administrasi negara. Nah ini gak kalah ribetnya. Untuk menikah di catatan sipil, semua dokumen harus komplit dan harus minta berbagai surat keterangan dari kelurahan. Masalahnya, tiap kelurahan suka beda aturannya. Di kelurahan A aturannya A, di kelurahan B aturannya B 😅
Setelah tanda tangan di catatan sipil, urusannya kelar? Oh belum! Habis nikah ya kamu urus lagi pindahan KK dan bikin KTP baru, yang ngurusnya bisa lama juga berbulan-bulan. Mudah-mudahan di masa depan bisa lebih cepat, tapi saya sih pesimis.
5. Hubungan kamu dan pasangan. Karena sibuk dan ribet ngurusin berbagai macam hal (no.1 sd 4) yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan relationship kalian, kalian jadi lupa merawat relationship. Kalian lupa alasan sebenarnya kalian menikah.
Kalian menikah karena saling mencintai dan ingin tua bersama kan?

Bukan karena ortu, bukan karena agama, dan jelas bukan karena negara. Inti dari sebuah pernikahan adalah kamu dan pasangan, hal-hal lain di luar itu cuma formalitas dan pelengkap saja.
Prinsip itu yang saya dan istri pegang. Our marriage is about us, not anything else.

Makanya kita mengeliminasi sebanyak mungkin faktor formalitas yang menurut kita gak penting dan bikin ribet, dan menyisakan hanya hal-hal yang penting saja.
Saya dan istri termasuk yang beruntung, karena orang tua kita bukan ortu yang ngotot, mereka santai, bisa diajak diskusi.

Papa saya awalnya gak setuju nikah tanpa resepsi, karena dia gak enak sama saudara-saudaranya. Terutama para sesepuh yang tua-tua.
Awalnya saya bersedia kompromi bikin resepsi kecil, khusus saudara dekat saja. Tapi setelah dihitung-hitung, saudara dekat dari 2 belah pihak saja kalau ditotal bisa lebih dari 100 orang. Ya sama aja boong kalo 100 orang mah, resepsi gede juga itu namanya 😑
Belum lagi kalau saudara yang diundang itu ajak anaknya, dan anaknya itu udah punya anak juga, ya jadi banyak atuhhh. Masa mau bilang gak boleh bawa anak? Kan gak mungkin.

Jadi yaudah, supaya gak pusing dan supaya adil, semua gak ada yang diundang. Beneran gak ada resepsi.
Saya negosiasi sama papa. Jadi kita gak usah pake resepsi, tapi nanti saya dan istri akan datengin satu per satu para sesepuh tetua-tetua itu untuk minta doa restu dan bawain bingkisan buat mereka. Papa saya setuju. Dan itu yang saya lakuin.
Bingkisannya istri saya yang bikin sendiri, doi emang punya artistic sense yang bagus. Kita mau kasih bingkisan yang berkesan.

Meski kamu gak diundang pesta, tapi kalau kamu dikasih bingkisan spesial bagus begini yang diantar langsung oleh orangnya, masa kamu gak hepi sih?
Modalnya sekitar 300ribu untuk bikin 1 box. Kita bikin 10 box, total sekitar 3 jutaan. Lumayan mahal sih, tapi worth it menurut saya.

Papa saya hepi gak malu sama saudaranya, para sesepuh hepi dapet bingkisan bagus, saya juga hepi gak jadi pake resepsi. Win win solution.
Setelah bingkisan jadi, saya dan istri keliling Jakarta buat datengin satu per satu para sesepuh.

Saya samperin mereka bilang mau minta doa restu, sorry gak adain pesta karena mau kawin tamasya. Di luar dugaan, semua pada gak masalah tuh. Malah saya dikasih angpau 😂
So kalau berdasarkan cerita saya, setidaknya ada 3 hal yang harus kamu miliki kalau ingin nikah simple tanpa resepsi:

1. Pasangan yang sevisi. Ini jelas yang paling penting, kalau kamunya mau nikah simple tapi pasangan kamu gak mau, ya jadi gak bisa.
Pasangan mungkin lebih mudah untuk dinegosiasi, kamu bisa kompromi mencari jalan tengah. Misalnya tetap resepsi tapi keluarga dan teman dekat saja.

Kalau hub kamu serius ke arah pernikahan, kamu harus sudah diskusi masalah ini jauh-jauh hari sebelumnya.
2. Orang tua yang bisa diajak negosiasi. Nah ini yang sulit, karena banyak ortu yang egois tidak bisa dinegosiasi.

Kamu bisa coba kompromi. Ya kayak di atas tadi, tetap resepsi tapi kecil saja. Misalnya, saudara dekat saja maksimal 100 undangan.
Atau bisa coba juga cara saya, dengan ngasih bingkisan spesial untuk saudara dan kerabat yang dituakan sebagai simbol bahwa kamu tetap hormat dan gak lupa untuk minta doa restu mereka.

Ada beberapa orang yang saya kasih saran begini, dan ternyata berhasil.
Kamu bisa juga coba negosiasi biaya. Kalau ortu mau kamu nikah sesuai keinginan mereka, minta mereka yang membiayai. Toh acara tsb buat mereka kan. Jadi meskipun nikahnya harus ribet ini dan itu, minimal uang kamu tetap utuh haha. Masuk akal dong?
Kalau ortu kamu gak bisa diajak negosiasi sama sekali, ya mau gimana lagi. Kamu mau bahagiain orang tua kan? Yaudah nurut saja.

Nanya ke saya juga percuma, karena saya gak punya kekuatan untuk mengubah hati orang tua yang keras dan egois.
3. Nekat saja lakukan apa yang kamu mau tanpa terlalu mempedulikan orang tua. Yang ini memang paling ekstrem, risikonya besar jadi gak banyak yang berani melakukan.

Kalau kamu gak berani ya jangan. Tapi kalau kamu berani ya silakan. Saya gak tanggung jawab 😅
Ingat, pake resepsi atau tanpa resepsi, inti dari pernikahan adalah hubungan antara kamu dan pasangan.

Jalur manapun yang kalian tempuh, yang terpenting tetap jaga keintiman dan kekompakkan. Jangan sampai stressnya persiapan nikah bikin kalian jadi kehilangan cinta.
Oh iya, nambahin dikit deh. Baru keinget 1 hal lagi yang bisa sedikit membantu melunakkan hati orang tua:

sering-seringlah ngomong ke mereka kalo kamu mau nikah tanpa resepsi, dari jauh-jauh hari sebelum kamu mau nikah beneran, bahkan dari sejak kamu jomblo.
Dari sejak saya jomblo, bahkan dari sejak saya kuliah, pas lagi ngobrol sama ortu saya suka cerita:

"Aku kalo merid mah gak mau pesta ah, maunya yang simple aja kayak orang bule di film-film tuh, cuma di gereja aja udah."
Kalo pas lagi nonton film bareng keluarga terus ada adegan nikah yang simple, saya suka nunjuk juga terus ngasitau ke ortu:

"Tuh mam, yang kayak gitu meridnya. Sederhana banget, romantis kan? Aku ntar mau merid yang kayak gitu tuh."
Karena mereka sudah sering dengar, jadi ketika saya mau merid beneran dan bilang gak mau pake resepsi, mereka gak kaget lagi. Jadi lebih mudah untuk diajak diskusi dan negosiasi.

Istilahnya kayak tanah yang tadinya keras tapi karena sering saya pacul, tanahnya jadi lunak.
Nah kasus yang biasa terjadi adalah anak dan ortu jarang ngobrol, hubungannya gak akrab, jadi pas mau merid beneran si anak baru bilang dia gak mau pake resepsi. Si ortu ya kagetlah. Apa-apaan nih anak? Ide sesat dari mana? Pasti gara-gara kebanyakan main hp!
So sering-seringlah ngobrol sama ortu kamu. Bangun hubungan yang akrab. Kalau sudah akrab, mau diskusi apa saja pasti jadi lebih mudah.

Sebaliknya, kalau gak akrab ya mau negosiasi apapun juga pasti sulit, karena ada tembok penghalang di antara kalian.
Rame juga threadnya ternyata. Do follow me on Instagram 😊 instagram.com/keisavourie
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Kei
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!