, 21 tweets, 3 min read Read on Twitter
Halo Sobat Javanica yang masih menanti tayangnya Alas Roban Part Dua. Gimana gimana? Ga ngeri sama sekali kan ternyata videonya? Yaaa.. itu kan kalo siang hari, kalo malem hari ya ga janji.
Karena mungkin sebagian besar dari kita tentunya sepakat bahwa Alas Roban masih menjadi destinasi favorit bagi mereka-mereka yang tak kasat mata untuk singgah dan hidup di dalamnya.
Mungkin ada benarnya jika film-film horor lokal kemudian sering mencatut Alas Roban sebagai tempat dengan nuansa kelam. Hamparan hutan tanpa penerangan kala petang, selalu saja sukses memancarkan kengerian lewat pepohonan besarnya.
Ditambah lagi cerita-cerita seram seiring perjalanannya, menciptakan fantasi sendiri untuk kemudian enggan melewati.
Ada yang percaya, ada yang tidak. Tapi kebanyakan warga lokal percaya akan aura mistis yang niscaya selalu ada di dalamnya tanpa terlekang jaman. Bahkan saat tim @kisahtanahjawa sendiri bertandang kesana, tidak sedikit pula yang mewanti-wanti saat menyebut nama Poncowati.
Jangan pergi dengan jumlah ganjil, jangan pergi kalau ada satu saja yang tidak yakin, karena sekalinya disesatkan besar kemungkinan untuk tidak kembali.
Poncowati sendiri merupakan nama daerah di Alas Roban yang terkenal akan tikungan fenomenalnya. Dan juga tentang adanya satu pohon besar persis disamping jalan; yang tidak banyak orang tahu sebenarnya adalah sentral dari aktifitas metafisika disana.
Ngeri lah pokoknya. Bayangkan saja, dari sekian banyak perjalanan KTJ, baru sekali ini yang gangguannya sampai bisa terjadi kontak fisik. Penasaran? Simak YouTubenya besok hehe.
Tak kenal maka tak sayang, maka ijinkanlah pada konten kali ini kita bercerita dengan salah satu sosok yang cukup terkenal di kawasan ini.
Si Neneng, sosok sundel bolong yang konon katanya paling sering menampakkan diri sejak tahun 70’an. Sebelum menyebut dirinya dengan titel setan, mari kita flashback sedikit dirinya menjelang akhir kehidupan.
Mau bagaimanapun juga, Si Neneng pernah menjadi manusia; yang pernah berbahagia dan sakitnya merasa. Andai saja dirinya kala itu sedikit bisa menahan indahnya godaan cinta, pasti dirinya saat ini sedang menikmati masa tua.
Tapi sakitnya perasaan siapa yang tau. Apalagi jika hidupnya harus menanggung sesuatu yang sedang ia kandung.
Panik? Jelas. Siapapun di usia muda yg mengalaminya, berpura-pura kuat adalah isapan jempol belaka. Neneng pernah mencoba kuat, apa daya jika hubungan akhirnya hanya tentang pengkhianatan? cinta yg sudah diramu, akhirnya akan berantakan pula jika salah satu tak mau mengaku.
Pasangan Neneng pun pada akhirnya memilih untuk tidak mau ikut menanggung sisa kenikmatan kala itu. Dirinya lebih berpikir instan untuk mengakhiri hidup Neneng agar beban pikirannya berkurang.
Mimpi-mimpi Neneng pun akhirnya harus ikut terkubur bersama jasadnya yang dibuang di sekitaran Alas Roban. Dan selang beberapa hari kemudian, jasadnya ditemukan membusuk oleh salah seorang pencari rumput. Oh.. adilnya hidup.
Puluhan tahun jiwa Neneng terperangkap dlm kesedihan Alas Roban. Beberapa kali ia sering tertangkap menampakkan diri dengan balutan jeans dan pembusukan di bagian belakang badannya. Saat kami tanyai kenapa ia sering menampakkan diri, percayalah ia hanya ingin menguji kaum lelaki.
Terkadang Neneng sering melambai di pinggir jalan dengan maksud mencari tumpangan. Rute favoritnya dari Alas Roban menuju Kali Keramat.
Meskipun banyak yang menyebutnya gentayangan, tapi Si Neneng masih punya prinsip untuk tidak mencelakai bagi manusia yang masih baik hatinya. Kehadiran Neneng kebanyakan bertujuan untuk mengingatkan pemudi untuk berhati-hati.
Berbeda dengan penampakan nenek-nenek menyeberang yang kebanyakan berujung petaka, Si Neneng menampakkan dirinya untuk memperingatkan pemudi yang mungkin merasa lelah.
Yah meskipun di awal penampakannya, Neneng masih sempat terbawa dendam kehidupannya dan tak jarang ikut andil dalam mencelakai.
Memang, ikhlas tidaklah selalu mudah prosesnya. Namun Si Neneng di kehidupan sana juga setidaknya paham, bahwasanya amarah apapun itu wujudnya, pada ujungnya akan selalu memperangkap pelakunya. Alfatihah untuk Mba Neneng.

Kontributor : Bonaventura D. Genta
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to The Lost Book
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!