Depresi memang butuh didengarkan, tapi didengarkan saja tidak cukup untuk menyembuhkan depresi. Depresi bukan sekadar perasaan tidak nyaman yang butuh diceritakan.
(catatan: depresi beneran, bukan self diagnose depresi)
-Sebuah utas-
Tapi sebagian membawa “didengarkan” ini ke titik ekstrim, seakan hanya itu yang dibutuhkan. Seakan dengan didengarkan keluhannya, depresinya menghilang
“Coba kalo dia cerita, pasti ga akan depresi”
Padahal bercerita pada orang yang salah, malah memperberat kondisi
Padahal “didengarkan”pun kadang tidak cukup untuk menyembuhkan
Tidak demikian, itu sisi ekstrim yang lain yang juga tidak kalah kelirunya.
Didengarkan juga adalah kebutuhan, tapi bukan satu satunya kebutuhan.
Tidak sesederhana “ada trauma, makanya jadi depresi”, “orangnya introvert, makanya gampang depresi”, “orang tuanya depresi, pantes sih dididik gitu makanya dia jadi depresi”
Depresi tidak terjadi karena satu faktor tunggal, selalu ada hal lain disana
Rasanya sudah terlalu “penuh”. Bicarapun rasanya percuma, sehingga yang terucap “aku nggak papa kok”
Jadi kalo seseorang dapat yang diinginkan, seperti pasangan cantik/ganteng, jadi kaya, terkenal, maka lantas dia nggak akan depresi
Kayanya ini si jelas ya, liat aja berita berapa banyak orang “ideal” yang depresi
Contoh:
struktur gen + faktor keturunan + trauma + pola asuh + proses pikir + mekanisme defense emosional + support system + stresor = depresi
Kesemua faktor tadi ikut serta dalam mengakibatkan depresi
Kalau kebakaran melahap satu kompleks perumahan, solusinya kan nggak cuma “matiin saklar listrik”
Kita perlu manggil pemadam, kerjasama nyiram, menyelamatkan yg terjebak, dll
Semua dilakukan sekaligus
Yang lain juga tetap perlu dilakukan
Konsultasi rutin, minum obat (jika dibutuhkan), bangun support system, latihan CBT/ mindfulness/ ACT (mana yang cocok), didengarkan dengan tepat, dsb semua sekaligus
Karena depresi butuh didengar, kita bahas sedikit tentang bagaimana itu mendengarkan.
Dengan syarat, bagian lain juga perlu dilakukan, seperti konseling, minum obat, ubah gaya hidup, tidur teratur, olahraga, makan gizi seimbang, dsb
Jangan rebutan spotlight dengan membandingkan kepada ceritamu, kehebatanmu menyelesaikan masalah, saranmu menghadapi situasi. Jangan, rebutan jadi subjek. Ijinkan dia bicara tanpa interupsi cerita hebatmu
Dengarkan saja, lepaskan asumsi. Bersikaplah seakan-akan kamu tidak tahu apa apa tentang depresi dan kisah temanmu. Dengarkan seutuhnya, sepenuhnya, dengan segenap perhatian yang kamu miliki.
Niatkan mendengar untuk memahami
Sampaikan saja perhatian dan keinginanmu untuk mendengar
"Hei, akhir akhir ini aku melihat kamu murung. Adakah sesuatu yang mau diceritakan?"
"Hei, kamu tampak berbeda beberapa hari ini. Apa kabar?"
Kalau dia menolak bercerita
"Oh baiklah kalau begitu. Tapi kalau ada apa apa, aku ada disini kok siap mendengarkan"
"Sejak kapan kamu merasa begini?"
"Adakah sesuatu yang kamu pikir membuat kamu merasa begini?"
"Apa yang bisa aku bantu saat ini?"
"Apakah kamu mau saran atau didengarkan saja?"
"Apakah sudah terpikir untuk mencari pertolongan profesional?"
1. Tunjukkan bahwa kita memerhatikan
Dengarkan dengan perhatian, pikiran dan fokus penuh kepada ceritanya. Lakukan kontak mata, jauhkan handphone, duduk dan dengarkanlah
Cerita ini bisa panjang, bisa menyakitkan, bisa beberapa kali kita dorong baru dia bercerita namun jangan terburu buru memaksa bercerita.
Mendengarkan yang efektif itu tentang mempercayai orang yang bercerita. Kita percaya dia berusaha menderskripsikan kisahnya
Ajak dia mengeksplorasi cerita dan perasaannya. Ingat, dengan tetap tidak menghakimi.
Salah satu pertanyaan terbuka untuk mendorong seseorang bercerita "begitu ya.. lalu?"
Ucapkan kembali kalimat yang diceritakan, dengan bahasa kita sendiri. Hal ini menggambarkan kita mendengarkan dan berusaha memahami apa yang dia ceritakan. Dan kalau kita salah menangkap, dia bisa memperbaiki pemahaman kita terhadap kisah tersebut
"kamu merasa dunia tidak adil, padahal kamu sudah berbuat baik tapi tetap saja ada hal buruk yang terjadi"
Ulangi kalimat yang berisi perasaan dan kejadian yang diceritakan
Yang meliputi
- Konsentrasi
- Memahami
- Merespon dengan empatik
- Mengingat apa yang diceritakan
Secara aktif mari pusatkan perhatian untuk mendengarkan, untuk memahami, untuk menyelami apa yang dirasakan
Jika ada yang mau menceritakan tips nya dalam mendengarkan, bisa juga kok balas di kolom reply dan kita berdiskusi bersama bagaimana mendengarkan dengan empatik
Pertolongan itu ada, mari gapai kembali kebahagiaan