My Authors
Read all threads
Sore itu, ada surat masuk yang memberikan keterangan bahwa telah ditemukan jenazah seorang perempuan yang diduga meninggal bunuh diri di kamarnya, diikuti permohonan bantuan pemeriksaan.

Konsulen Forensik, yang juga sepupu saya, melihat saya lalu bilang, "Gia, kamu ikut."
Saya gelagapan tapi beliau langsung memasang wajah kerasnya berdiri dan mengambil peralatannya.

Saya ikut berlarian mengejar beliau.

Di dlm mobil menuju TKP, beliau berpesan,
“Gia,you Shut Up, Watch and learn.” sambil menyerahkan sebuah kamera SLR.
Sampai lokasi ternyata sebuah kos-kosan yang cukup bagus, dengan kamar mandi di dalam, dua orang polisi menyambut kami,

"Selamat datang dokter," sambut seorang polisi yang cukup senior. “Silakan masuk, Dok, almarhumah adalah anak kuliah usia 19 tahun meninggal di kamar mandi."
"dengan pakaian lengkap di bawah pancuran yang masih menyala deras.” ungkap polisi sambil mengarahkan kami berdua ke kamar mandi di dalam kamar.

“Dari lengannya, mengucur darah bekas sayatan yang kami duga penyebab kematiannya." Lanjut beliau.
Tangan kanan tergeletak lemas dekat Sebuah pisau yang kemungkinan digunakan dirinya untuk mengakhiri nyawanya sendiri.”

Saat kami masuk ke kamar mandi, saya tercekat melihat pemandangan yang saya lihat depan mata, ini jelaslah bukan pemandangan sehari-hari.

Saya menelan ludah.
Sesosok perempuan berambut panjang duduk menyender di tembok kamar mandi. Kepalanya tertunduk ke dpn sehingga seluruh rambutnya menutupi seluruh wajahnya.

Tgn kanan dan kirinya trgeletak lunglai di sisi tbhnya, baju daster wrna putih yg ia gunakan basah kuyup smp ke ujung2.
Konsulen saya, melihat sosok yang sama, menggangguk lalu menengok ke pak polisi tersebut, “Saya izin memeriksa, ya.”

“Silakan, Dokter,” kata polisi itu.

Kami berdua memakai sarung tangan. Beliau duduk dengan satu lutut, mengangkat kedua tangannya, tampak berdoa.
Beliau lalu menepuk bahu jenazah tersebut seperti sedang meminta izin.

“Gi, siapkan kamera. Siap untuk Foto, sesuai petunjuk saya!” perintah beliau tanpa menoleh ke arah saya sama sekali.

Beliau mengangkat dagu jenazah dan menyingkap rambutnya.
Terlihat jelas wajah putih pucat dingin yang telah kehilangan nyawa.

Saya setengah mati menyembunyikan lutut saya yang gemetaran.

“Gi, foto.” perintah beliau.

Kini, setengah mati saya mengarahkan kamera dengan tangan gemetaran.

Cekrek! saya mengambil gambar wajah jenazah.
Beliau kini mengangkat tangan kanan jenazah dan membalik telapak tangannya.

“Gi, foto,” ujarnya lagi.

Saya berusaha zoom, lalu foto tepat di tangannya. Beliau melanjutkan ke pergelangan tangan kiri dan memperhatikan jenis lukanya.

“Gi, foto.”
Saya kembali berusaha zoom dan foto tepat di tempat yang beliau mau.

Beliau membalikkan tubuh jenazah, mendekatkan wajahnya ke tengkuk jenazah, sebelum akhirnya melihat ke arah pancuran dan terdiam sesaat.

“Gi, foto.” perintah beliau untuk kesekian kali.
Saya mengambil foto tengkuk jenazah tanpa mengerti apa maksud beliau.

Beliau mengusap bahu sang gadis, merapatkan kedua matanya sendiri seperti sgt geram, lalu berdiri berjalan ke arah polisi, “Pak, kami sudah selesai."
"Silakan bawa jenazah ke ruang autopsi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kami berdua tunggu di rumah sakit.” kata beliau.

"Siap, dokter." jawab Pak Polisi.

Di dalam mobil dalam perjalanan menuju RS, sepupu saya itu bertanya,

“Gimana pendapatmu tentang jenazah tadi, Gi?”
“Kasihan, A. Bunuh diri, padahal masih muda. Andai dia ada teman bicara untuk menyelesaikan masalah yang sedang dia hadapi, mungkin dia enggak akan berakhir seperti itu.” jawab saya dengan nada simpati.

Beliau geleng2. “Kamu Salah. Dia tidak bunuh diri. Dia dibunuh.”

Saya syok.
Bersambung di buku #Perikardia

perikardia.crd.co
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with dr. Gia Pratama - Buku #Perikardia PO 1-8 Des 2019

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!