, 100 tweets, 13 min read
My Authors
Read all threads
TEROR KEMBANG KUBURAN!!

Bagaimana perasaanmu, ketika pulang ke rumah tengah malam setelah bekerja, penuh dengan rasa lelah, ingin segera beristirahat, tiba-tiba menemukan sebuah sajen di depan pintu!!!

- SEBUAH UTAS -
1. Peristiwa ini dialami seorang teman, sebut saja namanya Arda, yang tinggal di sebuah perumahan di kawasan Balikpapan.
2. Waktu itu, malam Jumat, tepat seminggu yang lalu. Arda seperti biasa pulang tengah malam selepas bekerja di kantornya yang ada di Balikpapan Utara.
3.Malam itu sekitar jam 00.30 malam, sebenarnya si Arda ingin pulang cepat, tetapi firasatnya seperti mengarahkan untuk pergi ke tempat lain. Kebetulan dia juga ingin jumpa beberapa kawan lamanya yang lagi nongkrong.
4.Akhirnya si Arda memilih untuk ngopi dulu di sebuah coffee shop. Karena dia merasa capek dan lelah, ia juga tidak ingin berlama-lama di tempat ngopi. Ia pun hanya ingin nongkrong sejam saja.
5.Lewat jam setengah dua, si Arda memutuskan pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang, perasaannya biasa saja. Sambil bersenendung, Arda memacu motornya dengan kecepatan sedang.
6.Tiba di depan rumahnya, semua dalam kondisi gelap. Maklum si Arda keluar rumah sejak siang, sehingga tidak menyalakan lampu depan dan teras rumahnya. Arda pun memarkir motornya seperti biasa.
7.Karena merasa biasa saja, pandangan Arda dari motor langsung menuju pintu rumahnya. Ia pun kemudian bergegas turun dari motornya.
8.Selangkah dua langkah, Arda mendapati ada yang tidak biasa di depan teras rumahnya. Ia melihat bunga-bunga yang disebar di depan pintu rumah dan jendelanya.
9.Bau bunga tersebut pun langsung menyerbak. Karena penasaran, Arda mengeluarkan handphone dan menyalakan senter dari handphone tersebut.
10.Astaga ini kembang kuburan!!! Ia memperhatikan ternyata ditabur dari pojok jendela kiri hingga ke kanan, kurang lebih tiga meter. Sontak, bulu kuduk langsung merinding hampir di seluruh badan.
11.Arda sebenarnya ingin segera masuk ke rumah, sempat membuka kunci pintu rumahnya, tapi firasatnya mengatakan jangan dulu. Akhirnya Arda mundur dan menghindari depan pintu rumahnya.
12.Diperhatikannya, rumahnya terasa hawa yang tidak enak. Perasaan pun masih kalut. “Siapa yang bikin beginian, malam Jumat lagi,” kata Arda dengan suara kecil.
13.Arda bingung mau meminta tolong kepada siapa, tetangga kiri dan kanan sudah pasti terlelap jam segitu. Jika melaporkan ke sekuriti, pasti bakal bikin heboh satu perumahan.
14.Akhirnya si Arda menghubungi teman lamanya, namanya Baim. Baim ini bukan orang pintar, tapi punya kemampuan lebih peka. Sebenarnya sudah lama enggak mau berurusan dengan hal-hal yang mistis.
15.“Bro, di mana kamu bro?!!! Cepat ke rumahku, ini ada yang nabur kembang kuburan,” kata Arda cepat-cepat di telepon. “Heh, bunga kuburan??!! Bangsatt!!! Bikin kerjaan aja malam-malam,” balas si Baim.
16.“Siapa yang bikin kerjaan bangkee!!! Ini lho aku yang dikerjain. Sini cepat sudah,” sambung si Arda lagi. “Takut kah kamu bro! Hahahaha! Malasnya heh ngurus gituan!!!!”” Si Baim ini sebenarnya sudah mager di kasur.
17.“Cepat sini bro!!” Si Arda sudah mencak-mencak.”Oke, oke. Coba kirimkan fotonya dulu.” Pinta si Baim. “Banyak juga ya. Kamu jangan masuk rumah dulu pokoknya, itu barang ditaruh buat nyakitin kamu,” komentar Baim setelah melihat foto kiriman si Arda.
18. Sekitar 30 menit, si Baim akhirnya sampai di rumah Arda. Si Arda yang dari tadi nunggu akhirnya bisa sedikit lega. “Lamanya weh,” sambut Arda. “Ya siap-siap dulu bro, untung tadi belum tidur.” Baim pun langsung melihat kondisi di sekitar rumah si temennya.
19.Dengan pakai senter dari handphone si Baim ngecek taburan kembang kuburan di depan rumah si Arda tadi. “Masih seger-seger ini bunganya, baunya nusuk banget.” Gak lama si Baim pergi ke arah depan, sambil melihat rumah dari kejauhan.
20.“Wah, pantes nih bro. Malam Jumat, langit cerah, bulan purnama lagi. Barusan kucek tanggalan Jawa, sekarang malam Jumat Kliwon bangsat!! Memang pas buat ngirim beginian,” cerita si Baim.
21.“Wuanjirrr! Tapi ini siapa yang bikin, maksudnya apa coba kirim beginian?! Gak bisa pakai cara manusia apa.” Kata si Arda. ”Heran aja, udah tahun 2020, jaman internet sudah 5G, Amerika nyerang jenderal Iran pakai drone, masih ada aja yang main gini.”
22.“Hahahaha.. Namanya manusia bro! Apalagi Kalimantan, masih ada yang kayak ginian memang.” Timpal Baim lagi. “Jadi gimana ini, gak bisa masuk rumah dong aku?” tanya Arda.
23.“Bentar-bentar, aku mau lihat lagi dulu ke depan pintu,” ujar Baim. Lalu Baim berjalan depan pintu. Di situ, dia sempat nunduk dan nutup matanya. Seperti mencari tahu sesuatu. Sementara Arda tadi duduk di lantai depan dekat motornya.
24.Sekitar tiga menit Baim baru selesai. Dia lalu mendatangi si Arda. “Bro, tadi bener kan kamu belum masuk rumah?” tanyanya. “Iya belum,” jawab si Arda.
25. ”Oke, jadi kamu tahu kan kembang ini kembang kuburan, biasanya untuk ditabur ke orang yang sudah dikubur atau meninggal. Nah, kalau sudah begitu, tahu kan artinya apa?” jelas si Baim. Arda pun mendadak diem.
26.“Tadi aku terawang, ini ada yang sengaja kirim ke sini, kepengin kamu sakit. Alasannya enggak tahu kenapa. Sekarang aku mau masuk rumahmu, nyalakan lampu. Aku aman aja masuk ke rumah, soalnya yang jadi sasaran itu kamu,” sambungnya.
27.“Beh, aman aja kah bro,” tanya si Arda. “Aman,” jawabnya. “Ya udah, mana kuncinya?” minta Baim sambil sodorin tangan. “Itu enggak kekunci, tadi sempat kubuka kuncinya, tapi aku enggak masuk ke dalam.”
28.“Oke bro.” Si Baim lalu pelan-pelan masuk ke rumah. Satu per satu lampu di luar dan di dalam rumah si Arda kelihatan dinyalakan. Tapi si Arda masih wanti-wanti nunggu di luar. Tiba-tiba dari dalam rumah si Baim teriak kesakitan,”Aaaggghhhh!!!”
29.Arda yang duduk di luar sontak berdiri dengar teriakan Baim. “Bro, enggak papa kah?”. Arda sendiri posisinya enggak bisa lihat si Baim karena jaga jarak dari depan pintu. Aduhh. Si Baim gak langsung jawab. Si Ardi nanya lagi.
30.“Aman. Aman bro. Tenang aja.” Si Baim jawab dan berusaha meyakinkan si Arda yang lagi di luar. “Hahhh. Syukur bro,” jawab si Arda sambil narik nafas panjang.
31.Gak lama kemudian si Baim keluar dari rumah. Dia ternyata mencoba menetralkan rumah Arda dari hal-hal negatif. “Jadi tadi pas aku masuk, hawa rumahmu enggak enak banget bro. Untung aja kamu gak ngelangkahin bunga tadi, kalau kamu lewat sudah pasti kena kamu.”
32.“Tadi habis nyalakan lampu terus liat-liat, leherku tiba-tiba sakit banget. Makanya sempat teriak. Kayaknya ada yang gak suka tahu aku datang. Makanya aku nyoba netralin, tapi saranku kamu enggak usah tidur di rumah ini dulu,” jelas si Baim.
33. “Heh, bisanya, tidur di mana aku?” tanya si Arda sambil kesal.”Coba aja di mana gitu. Kalau di rumahku gak bisa bro, ada keluarga soalnya.”
34.Sambil duduk di pinggir taman depan rumah, Baim menyarankan si Arda jika masuk ke rumah pada pagi harinya langsung bersih-bersih. Lampu-lampu terutama kamar tidur dan kamar mandi diusahakan untuk terus nyala.
35.Gak lama sambil bercerita di depan, ternyata kembali ada suara dari dalam rumah. Seperti suara orang sengaja batuk. “Uhuk!!”. “Wuanjir!!” Arda sama Baim tiba-tiba langsung berdiri. “Wah, gimana lagi ni bro. Siapa tadi?”
36.“Gak tahu deh,” jawab Baim. Baim mencoba tenangin diri lagi. Ia merasa perlu masuk lagi ke dalam rumah, untuk sekali lagi netralin rumah Arda. Baim pun tanpa basa-basi masuk ke rumah Arda.
37. Si Arda enggak tahu apa yang dilakuin oleh si Baim di dalam rumah. Tapi selagi duduk di luar, dan si Arda coba nenangin diri dengan melihat-lihat handphone. Tiba-tiba ia merasa sekelebat bayangan lewat dengan cepat.
38.“Bro, ngapain bro di dalam. Barusan ada yang barusan lewat!!” si Arda makin panik. “Sabar njir, ini bikin netral rumahmu. Yang batuk tadi udah pergi pokoknya,” jawab si Baim.
39. Dalam hati si Arda bilang, ”heh siapa yang batuk tadi dalam rumah, bangke.” Dia pun bertanya ke Baim, "emang siapa tadi yang pergi bro?"
40.“Yaelah, masa enggak tahu. Yang pergi itu tadi yang batuk, yang sengaja dikasih kembang,” kata si Baim. “Bahh!! Ngerinyaa!!” balas Arda. Bulu kuduknya pun lagi-lagi merinding.
Ceritanya bersambung besok ya, kurang mendukung sikonnya wkwkw
Oke kita lanjut ceritanya ya..
41. Baim pun kembali keluar dari rumah si Arda, memastikan dalam kondisi aman. Tapi ia tetap menyarankan temannya tersebut untuk jangan tidur di rumahnya. Ada dua ruangan yang perlu diperhatiin. Kamar mandi harus selalu terang, dan kamar tidur belakang perlu ekstra dibersihkan.
42. “Setelah dibersihkan dan dirapikan, lampu-lampu diusahakan selalu nyala. Terutama kamar tidur dan kamar mandi,” pesan Baim. “Oke-oke bro,” balas Arda.
43. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 04.00 Wita. Baim lalu pulang ke rumahnya. Sementara, Arda menginap di ruko kawannya yang berada di Balikpapan Baru.
44. Ketika paginya, Arda lalu bersih-bersih seluruh seisi rumah. Ruangan yang biasa lampunya dalam kondisi mati, dinyalakan terus. Lampu teras depan pun dibiarkan menyala saat siang.
45. Meski begitu Arda tetap merasa ada sesuatu yang membuat kurang nyaman. Namun, ia tidak boleh kalah dengan rasa takutnya sendiri. Arda juga tetap berkomunikasi dengan Baim.
46. Setelah bersih-bersih, ia pun bisa beristirahat dengan cukup nyaman. Saat sore tiba, Arda kembali ngantor seperti biasa. Sebelum pergi, ia memastikan tidak ada yang janggal dan semua lampu menyala.
47. Saat sibuk mengecek pekerjaannya, sekitar jam 20.00 malam, Baim tiba-tiba menelepon Arda. “Bro, jam berapa kamu pulang? Aku baru cerita ke seniorku, ternyata dia dapat pesan. Kayaknya selain kembang kuburan, juga ada tanah kuburan yang disebar di rumahmu?”
48. “Hah!! Tanah kuburan? Gimana bersihinnya kalau berupa tanah!?” Tanya Arda yang sekaligus kaget. “Tenang bro. Biasanya tanah kuburannya dibungkus kain gitu. Tadi pagi sampai siang kamu ada nemu benda aneh kayak gitu gak?” . Arda pun mengaku tidak melihat yang mencurigakan.
49. “Yaudah nanti malam pokoknya setelah kamu kerja, aku datang ke rumahmu buat bantuin cari tuh barang. Kalau gak nemu, berarti sengaja gak dikasih lihat secara kasat mata,” lanjut si Baim.
50. Sekitar jam 12.00 malam, Arda baru selesai kerja. Dilihatnya langit sedang mendung dan angin bertiup kencang. Pertanda mau hujan. Ia pun segera pulang ke rumahnya.
51. Sedangkan Baim baru tiba hampir satu jam setelahnya. Waktu itu cuaca sudah hujan rintik-rintik. Sambil menunggu Baim datang, Arda sebenarnya sudah berusaha mencari-cari benda tersebut, baik di halaman depan atau belakang, tapi tidak ketemu juga.
52. “Kita harus cepat carinya bro, sudah hujan rintik ini. Kalau hujan deras lebih bahaya lagi, tanahnya bisa larut, lebih susah lagi ngelacaknya,” kata Baim. Gak lama, si Baim mengeluarkan benda dari tasnya. Ternyata dupa untuk dibakar.
53. “Ini biar tanah kuburan yang disembunyikan dikasih lihat. Seniorku nanti yang bantu dari kejauhan,” kata Baim lagi sambil membakar dupa lalu menancapkan di tanah. Arda juga sambil mencoba mencari-cari lagi barang yang dimaksud.
54. Tiba-tiba, “Gubrakkk!!!!!!”. Pintu depan rumah Arda yang tadinya sengaja dibuka mendadak langsung tertutup. Arda langsung menatap Baim yang duduk di depan dupa. “Brooo.....,” kata Arda pelan. “Sudah biarin aja,” Baim mencoba menenangkan suasana.
55. Gak berapa lama, Baim mendapatkan kabar dari seniornya. “Barangnya disembunyikan di semak-semak, bebatuan, dan mesin,” ucap Baim membacakan pesan dari seniornya lewat pesan WA. “Heh kok ada tiga?? Banyaknya.”
56. “Sudah kita cari aja,” Baim menyuruh Arda memperhatikan sekitar halaman rumahnya. Baim pun menyarankan jika si Arda menemukan benda tersebut jangan sekali-kali dipegang, karena punya pengaruh negatif yang sangat kuat.
57. Dengan tongkat kayu, Arda memperhatikan dengan sangat setiap bagi halamannya. Sementara Baim juga berusaha mencari. Ia lalu melihat pojokan halaman, dekat meteran air. “Bro, ini semak-semak kan. Coba kita buka pelan-pelan pakai tongkatmu.”
58. “Wuanjirrr!!” Arda bereaksi kembali. Sebuah bungkusan putih terlihat dari dalam semak rumput di dekat meteran air rumah Arda. Seketika juga keduanya merinding. “Sini bro, aku aja yang ambil,” ungkap Baim.
59. Supaya meyakinkan bahwa bungkusan tersebut adalah barang yang dimaksud. Baim mencoba buka bungkusan tersebut. Ia yang tadi tenang mendadak menjadi tegang saat akan mencoba membuka.
60. Prediksi ternyata Baim bener! Bungkusan tadi berisi tanah kecokelatan yang diyakini tanah kuburan. “Jancuk, ada kembangnya juga!!”. Baim mendadak berkeringat, mencoba memeriksa keseluruhan bungkusan tadi.
61. Ternyata di dalam tanah tersebut terdapat paku kecil yang sudah berkarat. Kemudian ada kertas putih yang sudah diremas-remas. “Wah kertas apa itu bro?” Arda penasaran tapi ia tidak boleh memegang benda yang ada dalam bungkusan tadi.
62. “Bentar-bentar coba kubuka dulu,” jawab Baim. Ternyata di kertas tersebut ada tulisan arab gundul. Baim pun mencoba membacanya, yang ternyata bertuliskan nama si Arda (gambarnya terpaksa diblur untuk menyamarkan nama asli ya).
63. “Wah bener bro, kamu memang mau diserang pakai kembang sama tanah kuburan. Terus yang ditugaskan ganggu kamu itu, ya makhluk dari kuburan yang tanahnya dikirim ini. Memang mau buat kamu sakit atau celaka,” jelas Baim lagi. Mendengar itu, Arda pun masih geleng-geleng kepala.
64. Soal siapa dan motif pengirimnya tetap belum diketahui. Tapi Baim kembali mengajak Arda untuk mencari dua bungkusan tanah kuburan yang masih tersisa. Selang lima belasan menit, kedua barang yang sama akhirnya didapat.
65. Bungkusan kedua ditemukan si Arda di bawah batu tepat di depan rumahnya. Padahal sebelumnya dia sudah bolak-balik mengecek tempat itu, tapi gak ada apa-apa. Arda pun sempat terkecoh dengan mencari-cari di bawah tumpukan batu di halaman belakang rumahnya.
66. Sedangkan bungkusan terakhir lebih sulit ditemukan. Dari tiga klu, yakni semak-semak dan batu, klu yang tersisa adalah mesin. Mulanya, mencari di sekitar mesin filter air tetapi tidak ditemukan. Begitu juga di sekitar mesin sepeda motor tidak ada.
67. Satu-satunya mesin yang belum diperiksa adalah mesin AC yang terpasang di dinding luar rumah. Arda pun berusaha mencari tahu dengan menggunakan bantuan kursi untuk bisa menjangkaunya.
68. Dan ternyata tepat, bungkusan tanah kuburan terakhir ditaruh di sela-sela mesin AC yang ada di luar rumah. Setelah Arda menemukan, Baim yang bertugas mengambil bungkusan tersebut.
ceritanya bersambung lagi ya besok...
Oke kita sambung lagi ceritanya. Kirain ceritanya bakal singkat, ternyata panjang 😂
69. Akhirnya tiga bungkusan yang berisi tanah kuburan sudah didapat Baim dan Arda. Semuanya dijadikan satu di dalam gelas plastik oleh si Baim dan kemudian dibungkus dalam kardus. Saat itu jam menunjukkan sekitar 03.00 Wita.
70. “Jadi selanjutnya bagaimana nih, im?” tanya Arda. Sesuai petunjuk yang diberikan senior Baim, bungkusan itu diungsikan dahulu. Awalnya Baim mau membawanya ke rumahnya, tapi tidak mungkin. Karena di rumah Baim ada anak kecil yang rawan terkena hawa negatif tanah itu.
71. Kemudian bungkusan tersebut untuk sementara ditaruh di dekat tempat sampah di rumah Arda. Baim memastikan jika ditaruh di sana, Arda tetap aman. Rencananya, saat siang harinya bungkusan itu akan dibawa ke tempat senior Baim untuk “dikembalikan” ke pengirimnya.
72. “Terus cara kembalikannya gimana?” Arda penasaran. “Ya, seniorku aja yang lebih paham begitu. Ya intinya biar gak nyerang ke sini lagi,” jelas Baim. Setelau itu, Baim juga memastikan si Arda dibolehkan tidur di rumahnya mulai malam itu.
73. Baim pun kemudian pamit pulang, tapi si Arda yang tinggal di rumahnya, merasa sedikit parno. Tetapi ia berusaha mensugesti dirinya tidak boleh takut. Arda pun akhirnya perlahan-lahan bisa rileks dan tidur dengan nyaman.
74. Ketika siang harinya, Arda terbangun dan langsung membaca pesan WA dari Baim. “Aman aja kan bro semalam? Tidurnya gak ada mimpi aneh-aneh kan?” tulis sahabatnya itu. Arda memastikan semua aman, dia pun lega tidak ada hal aneh yang dialaminya. Tidurnya pun cukup lelap.
75. “Aman im. Jadi sekarang rencananya gimana?” balas Arda. Baim rencana ke rumah Arda sekitar jam 2 siang. Ia mengajak Arda ke rumah seniornya yang ada di Samboja, sekitar 38 kilometer dari Balikpapan, untuk membawa tanah kuburan tersebut. Arda pun mengiyakan rencana tersebut.
76. Siang itu, langit Balikpapan mendung. Sempat ragu apakah mereka tetap pergi ke Samboja atau tidak. Tapi karena harus segera diselesaikan, keduanya pun nekat pergi dengan sepeda motor. Bungkusan tanah kuburan juga dibungkus berlapis dengan plastik supaya tidak kebasahan.
77. Setelah satu jam perjalanan menerobos rintik hujan dan sempat tersesat, akhirnya keduanya tiba di rumah senior Baim. Namanya Riswan, sempat satu pekerjaan dengan Baim. Dia akhirnya memilih keluar dari pekerjaan dan tinggal di Samboja bersama istrinya.
78. Riswan ini punya kelebihan bisa berkomunikasi dengan mereka yang tak kasat mata. Dia juga sering membantu menyembuhkan orang sakit lewat doa. Setelah dipersilakan masuk ke rumah dan berbasa-basi singkat, Riswan pun minta dilihatkan tanah kuburan yang didapat Baim dan Arda.
79. “Wah, untung tanah kuburannya didapat, kalau lewat satu malam lagi dan belum ketemu, itu “isinya” langsung nyerang (si Arda). Karena yang dinetralkan si Baim kemarin efeknya cuma sebentar.” Riswan langsung menjelaskan soal bungkusan tersebut tanpa ditanya Baim atau Arda.
80. Untuk mengetahui lebih dalam, Riswan mencoba meminta waktu melakukan ritual. Ia hanya duduk, lalu membaca doa, kemudian memejamkan mata. Baim dan Arda hanya bisa melihat dan menunggu. Tiba-tiba Riswan seperti berkomunikasi dengan seseorang tapi tidak terlihat.
81. Tidak sampai 10 menit, Riswan membuka matanya lagi. Ia mengatakan memang ada yang sengaja ingin menyakiti/melukai Arda. Dan serangan ilmu hitam lewat kembang dan tanah kuburan itu termasuk level yang cukup tinggi. “Makanya Arda wajib bersyukur bisa terhindar,” kata Riswan.
82. Saat ritual tadi, Riswan mendapatkan pesan bahwa yang membuat kiriman adalah seorang dukun perempuan. Dan makhluk yang dikirim lewat tanah kuburan tersebut sudah sepakat dan diperintahkan untuk menyakiti orang yang namanya sesuai ada di kertas tersebut.
83. “Terus siapa yang nyuruh dukun itu. Jahatnya eh,” Arda yang penasaran langsung bertanya. Riswan lalu menjawab, orang itu berasal dari masa lalu si Arda. Bukan terkait soal pekerjaan atau bisnis yang dilakukan Arda.
84. “Orangnya laki-laki. Dia suami dari mantan kamu. Sebenarnya, kamu (Arda) gak salah. Tapi kamu jadi orang tertuduh, karena suami dan mantan kamu sedang bermasalah,” jelas Riswan tanpa basa-basi menjelaskan semua pesan yang didapat saat ritual.
85. “Hah!!”. Mendengar hal itu, Arda tidak habis pikir. “Bisa-bisanya seperti itu,” kesal Arda. Ia pun mengaku sejujur-jujurnya, sejak seminggu sebelum mantannya menikah hampir setahun yang lalu, Arda tidak pernah berkomunikasi sama sekali. Sengaja bertemu pun juga tidak pernah.
86. “Malah terakhir kali saya ngobrol dengan cowoknya sebelum mereka menikah, saya jelasin semuanya bahwa saya sama si mantan sudah selesai semua urusan. Itu gentlement agreement saya sama si cowok. Kok malah begini jadinya,” Arda tetap masih saja heran.
87. Baim pun sebenarnya tahu kisah Arda dengan mantannya, dan ia juga heran kenapa sahabatnya bisa mendapat teror seperti itu. Baim percaya si Arda sudah jujur. Baim lalu bertanya ke Riswan bagaimana solusi masalah ini.
88. “Solusinya ya gak perlu dipikirkan. Juga gak perlu menghubungi si mantan atau suaminya itu,” jawab si Riswan. Menurutnya, Arda tidak perlu memperpanjang masalah tersebut.
89. Riswan lanjut bilang, walau Arda sempat takut dengan serangan ilmu hitam, tapi Arda sebenarnya bakal jernih menanggapi kejadian ini. “Jadi kalau suami mantan kamu tahu kamu masih baik-baik saja, dia bakal heran juga. Yang penting kamu positif saja,” jelasnya.
90. Soal tanah kuburan, Riswan akan segera menetralkannya. Sedangkan “isi” ilmu hitam yang ada akan dibuang. Selanjutnya, tanah kuburan itu dikembalikan ke alam. Dengan cara dibuang ke air yang mengalir atau ke laut.
91. “Cara itu juga sekalian jadi pesan buat si dukun supaya enggak coba jahat lagi sama orang,” kata Riswan. Ia juga memastikan kalau dirinya semua yang melakukannya pembersihan tersebut. Arda dan Baim cukup diminta berdoa masing-masing agar semua lancar.
92. Riswan lalu sekali lagi mencoba menenangkan si Arda kalau setelah ini semuanya tetap aman. “Ya, biarkan saja orang dimakan rasa bencinya sendiri. Yang penting kita tetap positif saja. Kamu juga gak perlu masuk lagi ke kehidupan mantan atau suaminya itu,” pesan Riswan.
93. Pada hari itu juga Riswan melakukan semua upaya pembersihan, termasuk membuang ilmu hitam dari si dukun. Ia juga memastikan teror ke Arda maupun rumahnya dipastikan sudah hilang.
94. Ketika kembali ke rumah, Arda merasakan hawa yang lebih baik. Dia pun lebih memperhatikan kebersihan dan keamanan rumahnya. Juga tidak lupa bersyukur kepada Tuhan bahwa dirinya masih dihindarkan dari celaka adan orang yang ingin menyakitinya.
95. Arda pun tidak menaruh dendam sama sekali dan dalam hati telah memaafkan orang di masa lalunya tersebut. Hingga cerita ini dibuat, Arda dan Baim telah melanjutkan hidup seperti sebelumnya dengan tenang.

– TAMAT-
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with tom

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!