, 27 tweets, 5 min read
My Authors
Read all threads
Sempet rame crita anak bunuh diri krn bullying.

Sy mau crita pengalaman ngurusin anak yg kena cyber bully. Dan bagaimana peran ortu dlm menangani ini.

.
.
.

A THREAD.
Media sosial memiliki pengaruh besar dalam terjadinya bullying.

Hampir 75 juta pengguna internet di Indonesia dan usia anak-anak, yakni 12 sampai 18 tahun tercatat sebagai kelompok yang paling sering menggunakan internet.
Terutama di kelompok usia 12-15, mereka tak punya perlindungan dan pengawasan dari orang dewasa.

Pada kelompok usia inilah resiko cyber bullying paling rentan terjadi.
UNICEF melaporkan, sebanyak 41 hingga 50 persen remaja di Indonesia dalam rentang usia 13 sampai 15 tahun pernah mengalami tindakan cyberbullying.
Anak juga banyak yang ga paham keamanan dalam menggunakan media sosial, pentingnya pengamanan data pribadi, dan over sharing data personal. Anak2 ini bisa dng mudah membiarkan orang lain membaca email pribadi atau bahkan memiliki akses terhadap akun media sosial miliknya.
Batasan usia minimal penggunaan sosmed seperti instagram, adalah 13 tahun. Tp di Indonesia, anak seumur unyil juga udah pada pakai sosmed.

Kalau ngga pakai sosmed, ada tekanan sosial, kayak ga pake hape.

Dan mostly ... Tanpa pengawasan ketat dari ortu.
Bagaimana dengan my 12 YO? Dia juga punya instagram dan tiktok.

TAPI DIBAWAH PENGAWASAN KETAT AYAH IBUNYA.

Instagram nempel di akun saya, pake email saya, di hape saya, following juga saya pantau ketat. Selain akun teman dan artis korea, jg banyak follow akun pengetahuan
Dia juga follow Greta Thunberg dan atlit-atlit wushu dan basket. 2 olahraga favoritnya.

Ngga hanya sosmed yg sy pantau. WA pun saya cloning sehingga sy bisa baca pesan.

Semua dilakukan atas sepengetahuannya.

D bio instagram nya ada tulisan: supervised by momma.
Jadi ngga ada tuh crita saya diem-diem ngecek DM atau WA.

Ngga pake diem2. Semua terbuka. Anak paham jika dia ngga boleh sosmed an tanpa pengawasan ortunya.

Apakah ada 2nd account? ADA.

Tapi juga dikloning di hape ibunya.
Suatu hari, saat dia kelas 6 SD di sebuah sekolah swasta, my daughter datang ke saya dengan muka marah dan bingung.

Saya tanya kenapa?

Ternyata profilenya diposting d sebuah akun rahasia dan dikata2in oleh sejumlah kakak kelas dengan sebutan yg scr norma, inappropriate.
Saya screen shot postingannya, saya kirim ke kepsek.

Sekolah kaget krn selama ngga pernah memperhatikan perilaku anak2nya bersosial media.

Singkat cerita, semua anak dihukum, orangtua dipanggil, dan mrk semua menulis surat permintaan maaf k my daughter.
Butuh waktu yg lumayan berbulan bulan untuk my daughter bisa menghilangkan rasa marah, kecewa, malu krn postingan itu.

Tp sy selalu ada untuk memastikan dia mentally morally recovered.
Lain waktu, my daughter datang sambil nangis. Kakak kelasnya kirim file porno beberapa kali via 2nd account.

Sy mmg sempet ada moment yg off krn banyak travel ke luar negeri.

My daughter keliatan takut saat crita, takut saya marah krn kok baru ngasi tau setelah bbrp saat.
Instead of marah, yg saya lakukan justru memeluknya dan mengapresiasi kejujurannya.

Anak yg tadinya nangis kenceng krn takut dan malu, berubah jadi tenang setelah tau ibunya "on her side".

Thank you for telling me the truth, I highly appreciate. Saya pererat pelukan.
Lagi2 saya kirim screen shot ke sekolah. Sekolah membereskan masalah ini.

Sama treatmentnya dngn case sebelumnya. Ortu dipanggil, anak mendapat hukuman, juga ada surat permintaan maaf.
Ada lagi kejadian saat saya lagi di Korea. Anak laki2 mengirim DM inappropriate ke anak saya.

Krn instagramnya nempel d saya, setiap messages masuk, sy bisa liat.

Gerak cepat, malam2 dari Korea saya telp kepsek.

2 hari kemudian pas landing d Jakarta, sy lsng ke sekolah.
Didampingi ortu, si.anak ngga ngaku kalo kirim DM.

Rupanya sudah di unsent.

Tapi kemudian saya tunjukkan screen shot nya.

Si anak ngga bisa mengelak. Ortunya kaget dan malu anaknya bohong.
Beberapa point dr crita di atas:

1.Sosmed mempermudah peluang terjadinya bullying dan sebaran pornography. Ortu yg lepas anak maen sosmed tanpa pengawasan KETAT, sedang menjerumuskan anaknya sendiri.

Sosmed ibarat pasar besar dng beragam jenis manusia. Ortu hrs paham itu.
2. Saat anak jadi korban cyberbullying, hal pertama yg harus dilakukan adalah menenangkan anak, screenshot semua bukti, lalu datangi pihak yg berwenang.

Jk terjadinya d lingkungan sekolah, datangi kepsek/wali kelas.
3. Tidak semua sekolah responsive thd cyber bullying. Strategy saya: ketemu pimpinan sekolah dan follow up terus case nya.

On my case, butuh 3 bulan utk akhirnya semua anak dapat peringatan keras dan hukuman dr sekolah. Juga ada yg dilengserkan dr osis.
4. Pengawasan dan perlindungan ortu. Itu yang dibutuhkan oleh anak2 agar terhindar dari cyber bullying.

Punya password sosmed nya anak itu ngga cukup. Pastikan bapak ibu ngecek dan tahu apa yg dilakukan anak d sosmed.

On my case, sosmed dan wa saya kloning.
5. Pastikan anak tahu bahwa semua aktivitasnya diketahui orangtuanya.

Informasikan dengan tonality positif sehingga anak bukan merasa dicurigai/ tdk dipercaya. Tapi DILINDUNGI.
6. Last but not least, ini advice paling klasik: Bangun komunikasi yg hangat dengan anak sehingga mereka ngga ragu datang ke orangtua saat ada masalah menimpa.

End
Kita bisa diskusi cyberbullying lebih dalam di Kulwap @Queenrides Parenting Talk ya.

Daftar d sini:
bit.ly/KulwapCyberBul…

HTM nya semampu kamu, krn ini bagian dr program community development @Queenrides.
Di @Queenrides ada banyak program community empowerment.

Career talk
Business/mompreneurs talk
Road Safety education
Parenting Talk
Health Talk
Dll

Beberapa sy bikin kulwap agar bisa reach banyak orang.

Di follow saja utk tau program apa yg sedang berjalan.
Oh ya, saya juga terlibat diskusi dengan kepsek, "hukuman" apa yg tepat utk anak. Karena tujuannya bukan punishment tp mendidik anak. Long term.

Kepsek happy dengan involvement ini. Ortu ngga cuma lapor tp terlibat aktif dengan goal yg sama.
Yang tanya "hukuman" yg diberikan:

1. Counseling dng BP, psikolog dan guru agama.

2. Memberi santunan ke anak yatim setiap Jumat selama 3 bulan.

3. Surat permintaan maaf ke anak dan ortu

4. Yg menjabat OSIS dilengserkan

5. Jk ada bullying lagi, dikeluarkan dr sekolah.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Iim Fahima Jachja

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!