My Authors
Read all threads
Setiap proyek selalu mempunyai jalan cerita yang unik dan bahkan ga bisa ditebak sebelumnya. Begitupun dengan proyek yang gw kasih nama SN House ini.

— A thread;
Dengan luas bangunan +/- 70m2 di atas lahan seluas 95m2, SN House merupakan salah satu proyek favorit gw karena antara gambar kerja yang dibikin dengan bentukan jadi bangunannya, bisa dibilang hampir 100% sama.
Dalam beberapa postingan ke depan, gw akan share sebagian foto yang gw ambil sebelum dilakukan serah terima.

Kondisi rumahnya masih berantakan memang, tapi semoga temen-temen di sini bisa membayangkan kondisi rumahnya seperti apa kalau nantinya sudah terisi furniture.
Sip? Oke kita mulai..

Banyak cara membuat desain yang simpel jadi ga keliatan ngebosenin. Salah satunya adalah memberikan warna/tekstur yang berbeda di sebagian dinding atau bidang yang menjadi 'focal point' di bentukan tersebut.
Di proyek ini, gw mencoba hal tadi dengan cara menjadikan warna bangunan ini 'duo-tone', atas-bawah, dengan cat putih di area atas dan tekstur beton di bagian bawahnya.
Mencoba bereksperimen, gw juga iseng mendesain gerbang depannya dengan sistem putar. Idenya tentu saja datang dari pintu putar yang sering ada di lobby mall.

Menurut gw, desain ini bisa mengubah pengalaman ruang ketika mau masuk rumah jadi lebih ‘ceria’. :P
Bagi yang berprofesi sebagai arsitek atau desainer interior pasti udah kebayang kalo mempublish sebuah karya dengan layak itu memerlukan proses yang panjang di belakangnya. Dari pemilihan sudut pandang yang menarik, kondisi cuaca yang pas, hingga teknik fotografi yang memadai.
Tapi sekeren-kerennya konsep bangunan, tanpa adanya visi yang sama dengan pemilik untuk memilih furniture, sebuah foto akan serasa hambar. Keserasian antara konsep bangunan dengan furniture di dalamnya memang menjadi satu bagian yang tidak bisa dipisahkan.
Untuk proyek SN House, kendala terbesarnya adalah pemilik keburu menjual rumahnya bahkan sebelum pekerjaan pembangunan selesai. Jadi yang bisa gw lakukan adalah sesegera mungkin melakukan sesi foto sebelum serah terima dilakukan.
Alhasil kondisi rumahnya masih berantakan dengan peralatan tukang masih tersebar di sudut rumah. Untuk ngakalinnya, gw memutuskan untuk mempublish dengan menggunakan teknik montase, menggabungkan antara foto dengan gambar furniture dari salah satu program 3D yang gw gunain.
Gunanya selain untuk nunjukin idenya seperti apa kalau suatu saat furniture masuk, teknik ini juga bisa nyembunyiin berbagai peralatan tukang yang belum sempat dirapiin.

Salah satu contohnya kaya foto ini: Area ruang keluarga..
Tentang pintu masuk, mungkin sebagian temen-temen di sini penasaran dimana pintu masuknya. Adanya di balik tembok..

Nah alasan kenapa gw mencoba buat nyembunyiin pintu masuk ini sebenernya karena rumahnya ga memiliki ruang tamu.
Dinding yang berada tepat di depan pintu berfungsi sebagai pelindung / sekat untuk menghalangi orang yang berlalu-lalang di depan biar ga bisa ngeliat suasana di dalam rumah.
Dengan hanya membuat celah di samping, harapannya pemilik dapat langsung tau siapa yang akan bertamu ketika jaraknya udah cukup dekat dengan pintu.
Eh iya, sebelum dilanjut, mau promo dikit ah. Siapa tau di sini ada yang kepo sama proyek-proyek gw lainnya, bisa langsung cek di akun instagram (at)mondododo ya.. 👌🏻
Oke, lanjutt..

Salah satu keuntungan mendesain menggunakan prinsip 'function follow form' adalah kita bisa dengan mudah mengeset berbagai fungsi ruang yang ada di bangunan multi-lantai untuk membuatnya teratur mengikuti grid yang ada.
Di proyek ini, karena luasan bangunannya yang tidak terlalu besar, gw memulainya dengan menempatkan toilet atas-bawah secara sejajar. Harapannya, semua instalasi MEP yang berada di dalam dinding bisa rapi untuk meminimalisir kebocoran.
Beralih ke ruang keluarga. Mendefinisikan besaran luas atau sempitnya suatu ruangan selalu menjadi hal yang menarik di setiap proyek yang gw kerjakan.

Setiap klien yang gw ajak diskusi selalu mempunyai jawaban berbeda untuk satu pertanyaan yang sama.
Sebagian ada yang mengatakan ukuran 3x4 untuk kamar tidur sudah cukup lega, tapi ada juga yang mengatakan bahwa ukuran segitu sempit.

Ukuran kenyamanan memang akan selalu berbeda-beda, biasanya dipengaruhi oleh latar belakang hidupnya & seberapa luas wawasan yang dimilikinya.
Peran arsitek disinilah yang berguna untuk mengedukasi bahwa seberapa besar kecil luasan, akan bisa dibuat menjadi nyaman selama dirancang dengan baik. Begitupun yang terjadi dengan besaran ruang keluarga ini.
Dengan hanya mempunyai alokasi besaran 6.5m x 3.4m, gw harus bisa memasukkan 3 fungsi utama rumah (ruang keluarga, area makan, dan dapur) ditambah area tangga untuk ke lantai 2, tapi juga ruangan tersebut bisa terkesan lega.
Gw memaksimalkan area bawah tangga sebagai tambahan ruang untuk menaruh TV. Tangga dibuat dengan plat besi putih, dengan harapan efek ringan dari tipisnya tangga bisa mengurangi gangguan visual ketika sedang menonton sekaligus membuat efek transparan ke dinding di belakangnya.
Banyak cara juga yang bisa dipakai untuk membuat ruangan yang kecil menjadi seakan-akan lega. Salah satunya adalah 'menghilangkan' sekat antara ruang dalam dengan luar dengan cara memasukan unsur yang ada di luar ke dalam bangunan.
Untuk di proyek ini, trik tadi gw pake dengan cara masukin kerikil (batu split) yang ada di taman belakang ke dalam area living room dan memasang jendela kaca penuh dari lantai sampe ke ceiling/plafond.
Di atasnya kerikil, gw pasang credenza TV berupa ambalan yang ga menyentuh lantai dan nempel di tembok. Hasilnya? Sebuah living room yang mencoba memaksimalkan 'space nganggur' di bawah tangga dengan lebih efektif.
Di proyek ini, gw ngebuat railing menggunakan material besi. Bagian pegangannya gw pakein plat strip berukuran 6x38 dan untuk pengisinya menggunakan expanded steel tipe F 2028 yang kemudian dilapis dengan cat duco semi gloss berwarna putih.
Alasan kenapa gw sering menggunakan expanded di banyak proyek DFORM sebenernya lebih karena bentuknya memberikan efek ‘sekat tapi tidak tegas’..

Hmm, agak susah sih sebenernya ngejelasinnya lewat kata-kata. Tapi ya begitulah. Hahaha.. 🤔😅
Balik lagi ke pintu masuk, karena lokasinya berada di samping jalan umum, salah satu faktor penting dalam perencanaan SN House ini adalah menjaga agar privacy penghuni rumah bisa tetap terjaga, tapi di sisi lain, penghuni masih tetap dapat mengecek keadaan di luar dengan mudah.
Ide tersebut gw terjemahin dengan cara menyembunyikan pintu masuk dengan membuat dinding di depannya dan meletakkan jendela besar di samping pintu tersebut.
Setelah pintu masuk, terdapat void dengan luas yang tidak terlalu besar dengan harapan sewaktu penghuni masih berada di lantai 2, mereka masih bisa mengetahui siapa tamu yang berada di area pintu masuk.
Kalau temen-temen ngeh, hampir semua pintu di proyek gw punya tinggi selevel dengan ceiling/plafond. Bukan tanpa alasan, kenapa gw bikin setinggi itu sebenernya buat ngurangin elemen visual berupa 'garis horizontal' yang akan terlihat kalau tinggi pintunya di bawah ceiling.
Begitu juga di SN-House. Pintu di rumah ini mempunyai tinggi 2,7m yang sama dengan ketinggian ceiling. Bahan pintu menggunakan multipleks yang dilapis dengan plywood jati untuk mengefektifkan biaya.
Tapi karena panjang plywood ini standarnya 2,4 meter, maka untuk 30 cm sisanya gw memutuskan buat menambahnya di sisi bagian bawah dari pintu. Agak aneh sih emang. Tapi dari segi biaya lumayan bisa ditekan jauh. Hehe..
Di lantai 2, terlepas dari keterbatasan ruang yang ada, salah satu keinginan dari pemilik rumah ini adalah pengen ada satu area yang bisa digunakan untuk bekerja ketika diperbolehkan ‘remote working’ oleh kantornya.
Dari brief tersebut, gw coba memaksimalkan sebagian area komunal yang berada di lantai 2 untuk digunakan sebagai studio. Ruangan yang berukuran 3,5m x 2,4m ini dapat menampung 2 kursi dan rak buku mini di salah satu sisinya.
Hampir sebagian besar dari klien gw menginginkan adanya balkon di area komunal lantai dua. Begitupun di rumah ini. Di sini gw menciptakan adanya balkon berukuran 2,4m x 1m yang terletak di depan studio kerja.
Nah terus dengan menggunakan pintu kaca dengan frame alumunium, balkon ini dikelilingi oleh railing yang senada dengan tangga di sampingnya.

Numpang nanya sekalian, temen-temen pada pengen punya balkon ga sih di rumah?
Oke, sekarang kita bahas toiletnya..

Dengan luasan bangunan yang ‘hanya’ 70m2, menentukan dimensi toilet yang bisa terlihat lapang tapi dengan ukuran yang ga terlalu gede itu lumayan tricky sebenernya.
Setelah ngutak-ngatik bentuk bangunan berikut denahnya, terciptalah toilet sederhana kaya foto di bawah ini. Toilet berukuran (bersih) di 1,2m x 2,2m, bernuansa putih polos dengan sedikit sentuhan kayu di area shower.
Oia, nanti bakalan ada partisi kaca yang akan memisahkan area shower dengan closet. Cuma karena foto ini diambil ketika pembangunan masih berlangsung, jadi belum sempet deh dipasangin sama mas-mas tukangnya.
Untuk dinding dan lantai toilet ini menggunakan HT berukuran 30x60 yang motifnya berbentuk seakan-akan mozaic tiles. Cuma sayang banget, sekarang keramik tipe ini udah ga diproduksi lagi sama brandnya. 😢
Untuk rumah ini, gw mengeset dak beton untuk naro toren air di atas kamar mandi lantai 2. Selain agar memudahkan peletakan instalasi air bersih, area toren ini bisa gw gunain juga sebagai lokasi outdoor AC biar secara tampilan, ga ada mesin yang terlihat dari depan.
Karena posisi kamar mandinya yang berada di balik dinding depan bangunan, gw ga bisa bikin ‘tangga monyet’, alhasil, gw membuat sebuah skylight yang bisa dibuka/tutup dengan mudah di atasnya area shower.

Seru juga kan, kalau bisa mandi sambil beratapkan bintang-bintang? 😎
Hmm, kayanya udah cukup panjang ya. Haha..

Mau ngucapin banyak terima kasih buat mas Sabdono dan mba Novi atas kepercayaannya menggunakan jasa DFORM untuk perencanaan rumahnya. Mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan selama proses konsultasi.
Dan ga lupa, terima kasih buat mba Rani, pemilik baru rumah ini, udah boleh ngijinin foto depan rumahnya. Semoga mba beserta keluarga bisa selalu betah. 🙏🏻

Buat yang masih penasaran sama proses 'behind the scene' rumah ini, cek akun gw aja ya di instagram (at)mondododo. Cheers!
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Mande Austriono

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!