from mad men to mad[less] men?
[a personal thread]
menurut gw sendiri sih udah lebih chill ya, but idk
1. latar belakang keluarga dari Surabaya, keras dan ya isinya teriak2 aja tiap hari;
2. latar belakang pendidikan 6th di sekolah homogen, lumayan menjadi inconsiderate (walaupun not in a bad way)
dan ya, dulu marah w kira sebagai salah satu love language, bcs I care, I rant
1. marah (apalagi sama cewek) itu salah, terlepas u benar atau salah;
2. political correctness: ngomongin di belakang lebih baik daripada ngasih tau di depan
sampai akhirnya hal itu backfire ke diri gw sendiri
sampai pacar sendiri juga selalu komplen karena w ngomel terus, it was not a pleasant image I guess
tapi dulu pergolakan batinnya adalah: kalo gw gak ngomel2, gw bakal jadi apatis dan coldless dong? so what's the point? lebih baik nggak punya temen sama sekali dong?
makanya akhirnya w memutuskan untuk berubah
tapi yah w sadar sih kalo seharusnya udah nggak segalak itu lagi, jadi akhirnya tetep fokus
karena ketika kita udah berjuang untuk berubah, dan dianggap nggak berubah, itu rasanya sakit banget sih emang
basically dari 5th ini , w memahami kalo sumber dari kemarahan w itu adalah ekspektasi, dan tidak jarang kalau ekspektasi itu berlebihan
tetaplah berekspektasi, tapi ekspektasi kalo orangnya akan telat
jangan tergantung sama dia, jadi kita tetep dateng on time, tapi ya santai aja, cari kesibukan lain sambil nunggu dia, biar kita nggak terkesan cuma buat dia
1. main twitter;
2. baca buku; atau
3. kerja (bawa laptop).
jadi kita nggak akan merasa bete banget kalo nunggu doang cengok kayak org bego nungguin temen yg ngaret
dan ya, akhirnya w menemukan kedamaian di dalam pandangan Stoic, bahwa tidak ada gunanya menyalahkan orang lain selain diri sendiri, karena hanya diri sendiri yg bisa kita kontrol
dengan demikian, w jadi lebih bisa mengatur approach yg harus diambil
karena akhirnya si orang yang telat itu, kalau tau kita udah nunggu lama juga akhirnya akan memahami dan menghargai waktu kita, dan mencoba untuk memperbaiki hal tsb
in a way, this helps being politically correct
udah capek sama pasangan? ya cerai, takut gmn masa depan anak? berikan pengertian dan jgn tinggalkan mereka
dan karena kita memiliki kuasa atas diri kita, gunakanlah hal tsb
jika ya, lakukan
jika tidak, ya nggak ada yg bisa gw lakuin, trus ngapain ngomel?
stop berharap orang lain akan berubah mengikuti kalian, emang kita yang harus berubah sendiri, dan yang lain pun akan mengikuti