My Authors
Read all threads
sebuah petualangan personal anger-management

from mad men to mad[less] men?

[a personal thread]
jadi, w sendiri sudah memerangi bad temper w sendiri sejak 2015 [hampir 5 tahun], yea 2015 was a shitty year, sampai akhirnya w memutuskan untuk mengubah diri sedikit demi sedikit, sampai akhirnya ke titik sekarang yang ...

menurut gw sendiri sih udah lebih chill ya, but idk
terkadang diri sendiri tidak bisa menilai bagaimana diri ini, maka dari itu, memang harus dari orang lain, tapi setidaknya udah lebih nggak marah2 yang meledak [seharusnya]
sedikit tentang w, kenapa w dulu temperamental banget anaknya, karena:
1. latar belakang keluarga dari Surabaya, keras dan ya isinya teriak2 aja tiap hari;
2. latar belakang pendidikan 6th di sekolah homogen, lumayan menjadi inconsiderate (walaupun not in a bad way)
maka dari itu, dari dulu w merasa kalau w masih marah, itu tandanya w peduli banget sama seseorang, malah kalau gw cuekin banget, artinya w udah ga peduli [atau mungkin benci] thd org tersebut

dan ya, dulu marah w kira sebagai salah satu love language, bcs I care, I rant
sampai pada akhirnya masuk kuliah, culture shock dulu, karena:
1. marah (apalagi sama cewek) itu salah, terlepas u benar atau salah;
2. political correctness: ngomongin di belakang lebih baik daripada ngasih tau di depan
hal ini yg sebenernya gw ga sepakat banget, makanya w nolak untuk berubah, tetap keras kepala, karena w dulu mikirnya ya kalo salah ya harus dikasi tau, karena itu adalah yang fair

sampai akhirnya hal itu backfire ke diri gw sendiri
di mana backfire-nya? ya gw sendiri jadi dikucilkan, ditakuti dan ya nggak ada temen (kecuali sirkel sahabat sendiri, trims teman2 Barudak) yang bener2 peduli

sampai pacar sendiri juga selalu komplen karena w ngomel terus, it was not a pleasant image I guess
karena backfire itulah, w retrospeksi ke diri sendiri

tapi dulu pergolakan batinnya adalah: kalo gw gak ngomel2, gw bakal jadi apatis dan coldless dong? so what's the point? lebih baik nggak punya temen sama sekali dong?
sampai akhirnya w putuskan, okelah gw udah nggak bisa gini terus, karena sebenernya kalo emosi/marah itu capek banget, nguras tenaga, nguras emosi, yang pada akhirnya di akhir sebenernya sedih sendiri

makanya akhirnya w memutuskan untuk berubah
perubahan itu juga perlahan-lahan banget, dan ngelewatin proses trial & error, berkali-kali dibilang "lo tuh ga ada perubahan, sama aja"

tapi yah w sadar sih kalo seharusnya udah nggak segalak itu lagi, jadi akhirnya tetep fokus
nah, semoga kalian semua yang membaca thread pribadi w ini, bisa langsung hack the step, nggak usah lagi muter2 bolak-balik ngerasain kekecewaan

karena ketika kita udah berjuang untuk berubah, dan dianggap nggak berubah, itu rasanya sakit banget sih emang
[disclaimer: w bukan profesional di bidang psikologi atau apapun, ini murni pengalaman pribadi]

basically dari 5th ini , w memahami kalo sumber dari kemarahan w itu adalah ekspektasi, dan tidak jarang kalau ekspektasi itu berlebihan
dengan adanya ekspektasi, kita menjadi berharap kepada suatu hal lain di luar kita [orang lain, atau kondisi secara umum], yang akhirnya ketika ekspektasi kita tidak terpenuhi, maka akhirnya kita akan marah
contoh: kita janji ketemu sama orang jam 18.00, ekspektasi kita dia datang tidak telat dari 18.15, eh ternyata orangnya baru dateng jam 19.00, akhirnya kita marah deh karena menganggap waktu kita terbuang sia2
apa yg w lakukan untuk tidak lagi berekspektasi?

tetaplah berekspektasi, tapi ekspektasi kalo orangnya akan telat

jangan tergantung sama dia, jadi kita tetep dateng on time, tapi ya santai aja, cari kesibukan lain sambil nunggu dia, biar kita nggak terkesan cuma buat dia
spesifik untuk kasus telat, w sudah membiasakan untuk sambil nunggu:
1. main twitter;
2. baca buku; atau
3. kerja (bawa laptop).

jadi kita nggak akan merasa bete banget kalo nunggu doang cengok kayak org bego nungguin temen yg ngaret
jadi ekspektasi itu adalah hal yang bisa kita kontrol, ada di dalam kuasa kita

dan ya, akhirnya w menemukan kedamaian di dalam pandangan Stoic, bahwa tidak ada gunanya menyalahkan orang lain selain diri sendiri, karena hanya diri sendiri yg bisa kita kontrol
jadi, alih2 nyalahin temen w yg ngaret, w nyalahin diri sendiri: lu dah tau temen lu anaknya tukang ngaret, ngapain dateng on time? kalo emang mau dateng on time, ya jangan bete nunggu lama!

dengan demikian, w jadi lebih bisa mengatur approach yg harus diambil
kita nggak bisa ngontrol tindak tanduk orang lain, tapi kita bisa ngontrol respon kita terhadap kondisi orang lain tersebut, jadi stay cool, nggak ada gunanya juga memarahi orang lain, ia pun tidak akan berubah, bukan?
memang, pada akhirnya kita akan terkesan apatis, tapi sebenernya nggak juga, mengapa?

karena akhirnya si orang yang telat itu, kalau tau kita udah nunggu lama juga akhirnya akan memahami dan menghargai waktu kita, dan mencoba untuk memperbaiki hal tsb
yang penting adalah impact di akhirnya, orang nggak akan peduli kita nunggu berjam-jam, tapi fakta bahwa kita chill tentang hal itu, itu yang akan diingat olehnya

in a way, this helps being politically correct
jadi, diingat aja kalau setiap kali bete atau rasanya mau marah, bahwa tidak ada orang selain diri kita yang dapat kita ubah, jika kita udah nggak kuat menghadapi sesuatu, kita tinggal keluar saja dari kondisi tersebut, there's always an exit option for anything
udah capek sama kerjaan yang toxic? resign, takut nggak ada duit? ya nabung atau dapet kerjaan baru resign, selama itu gmn? ya ditahan, nothing u can do abt it

udah capek sama pasangan? ya cerai, takut gmn masa depan anak? berikan pengertian dan jgn tinggalkan mereka
terkadang, kita marah dan emosi karena merasa kita harus untuk stick di sebuah posisi atau kondisi, padahal nggak, nggak ada yang memaksa kita untuk mengemban keadaan tersebut

dan karena kita memiliki kuasa atas diri kita, gunakanlah hal tsb
demikian thread kali ini, semoga kalian dapat mengakselerasi diri kalian menjadi tidak pemarah lagi, tidak perlu bolak-balik, karena pada akhirnya tidak ada gunanya memang whining
apakah kalian bisa lakukan sesuatu atas kondisi tidak mengenakkan?

jika ya, lakukan

jika tidak, ya nggak ada yg bisa gw lakuin, trus ngapain ngomel?
semoga kalian bisa terlepas dari jebakan amarah dan lebih fokus pada tindakan yg bisa dilakukan

stop berharap orang lain akan berubah mengikuti kalian, emang kita yang harus berubah sendiri, dan yang lain pun akan mengikuti
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with medioker ceo

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!