[based on true story]
@bacahorror
@HorrorBaca @ceritaht @IDN_Horor
#bacahorror
#ceritahorror #threadhorror
#threadhoror #hororstory
#bacahoror
#bagihorror
Pict : Google
- A THREAD -
Dan sebelumnya saya sudah meminta izin untuk menceritakan kisahnya yang memang menarik tentang hal ghaib di jaman modern ini.
Silakan membaca 😊
"jang, kumaha rame jualan?" (jang, gimana rame jualannya?". Tanya si bapak itu kepada iyan.
Obrolan ringan pun mereka bicarakan cukup lama, karena memang malam itu situasi jalanan memang sepi dan kios tak ada pembeli
Bapak itu memberikan secarik kertas bertuliskan lafaz arab,
Karena malam semakin larut bahkan kondisi warung juga sudah sepi, iyan pun menutup kiosnya dan beranjak pulang ke kontrakannya.
"pak, tadi aya nu mere isim ceunah mah keur penglaris kios.. Yeuh isimna" (pak, tadi ada yang ngasih isim katanya buat penglaris kios, nih isimnya).
Mungkin bapaknya tau hal-hal yang mengenai benda suatu jimat atau benda sakral lainnya. Makanya iyan memberikannya saja kepada bapaknya untuk dilihat.
Setelah seminggu berlalu, entah hanya perasaan iyan saja atau memang nyata. Kiosnya mendadak sepi tanpa pembeli.
Lagi-lagi hari berikutnya kios mengalami keadaan sepi pembeli. Iyan pun mulai bingung karena kebutuhan untuk
Sepulangnya ke rumah dikampung halaman, iyan menerima perlakuan tidak enak oleh adik perempuannya yang bernama Yeyen. Sebab yeyen kesurupan dan menerkam iyan.
"SIA SAHA? REK NAON DATANG KADIEU?" (kamu siapa ? Mau apa datang kesini). Teriak yeyen yang kesurupan
Sudah terbiasa adik perempuannya kesurupan juga tidak menutupi dirinya takut, karena didalam tubuh adiknya terdapat makhluk asing yang memang tidak pernah ramah.
Iyan kembali lagi memikirkan tentang sebuah jimat isim yang telah dikasihkan dan diamalkan oleh ayahnya.
Iyan tidak mau ambil pusing, ia dan istrinya langsung masuk ke kamar untuk beristirahat. Karena kondisi adik perempuannya sudah kembali siuman.
Mereka tak terhitung jumlahnya, sebab masih banyak sepertinya kawanan monyet itu yang tidak tersoroti.
Langsung saja mereka berlarian kembali masuk ke rumah dan menutup semua akses masuk agar para monyet tidak bisa memasukinya.
"bapak.. Kumaha ieu ? Ibu mah sieun" (bapak, gimana ini ? Ibu tuh takut)
*kraakk...kraaakk*
Suara dari genting yang sepertinya mulai pecah dan suara pintu bahkan jendela yang dipaksa untuk terbuka.
Keluarga iyan sangat ketakutan mengalami kejadian itu, tak ada yang bersuara sama sekali mengingat kengerian yang ditimbulkan monyet.
"pak, jigana geus euweuh monyetna" (pak, kek nya udah gaada monyetnya).
Mereka berdua pun keluar rumah untuk mengecek
Namun kembali lagi yeyen kesurupan untuk kesekian kalinya. Yang lebih aneh, kali ini pergerakan yeyen sangat lincah.
Iyan pun mengiyakan dan bergegas pergi menemui sang ustadz. Rupanya ustadz tersebut seperti sudah tau ketika didatangi iyan pada tengah malam itu. Mereka berdua langsung kembali
Sesampainya dirumah, tubuh yeyen sudah terikat diatas ranjang. Kedua tangan dan kakinya
Melihat kondisi adiknya, iyan merasa iba dan mencoba untuk membukakan ikatan. Tapi bapaknya melarang agar tidak ada sesuatu hal yang mencelakakan dirinya sendiri atau oranglain.
"SAHA ANJEUN ? NAHA BISA ANJEUN KADIEU?" (siapa kamu ? Kenapa bisa kamu kesini?)
"BODO SIA MAH.. KU AING DIBERE JIMAT KALAHKAH DIBIKEUN KA BAPAK MANEH"
"AING PA MONYET TITAHAN DUKUN NU MERE JIMAT ITU, MUN TADINA MANEH NU NGAMALKEUN, MANEH NU BAKAL KU AING DIBAWA KA NAGARA KAMI" (aku pa monyet/silumany monyet pesuruh dukun yang ngasih jimat itu, tadinya kamu yang harus
Mendengar ucapannya, pak ustadz menanyakan keberadaan jimat tersebut kepada bapaknya iyan.
"JUG ANJEUN MULANG KA JATI ASAL ULAH NGAGANGGU DEUI KULAWARGI KAULA" (sana kamu pergi ke asalnya jangan ganggu lagi
"KUSABAB JELEMA BODO ETA TEU DAEK, ADINA KU AING REK DIBAWA" (sebab orang bodoh itu gak mau, adiknya
Ustadz itu langsung mengambil secarik kertas yang digenggam oleh bapaknya iyan. Dan mulai untuk melafalkan do'a-do'a kepada Allah.
"PANAS..PANASSS... ARRHHH"
"KUAING MOAL DILEPASKEUN IEU BUDAK, REK DIBAWA" (aku gak bakal ngelepasin anak ini, mau dibawa).
"TONG MACEM-MACEM SIA JELEMA RENDAHAN.. MONTONG DIDURUK JIMATNA" (jangan macem² kamu manusia rendahan.. jangan dibakar jimatnya). Kembali sosok itu berteriak.
Sebelum sosok itu pergi dari tubuh yeyen, kembali ia menatap tajam iyan dan berkata "AING MOAL CICING" (aku gak bakal diem).
Lalu sosok itu pun sudah tak ada dibarengi yeyen yang
Tali yang tadinya mengikat tubuh yeyen sudah dilepaskan dan menyuruh yeyen agar beristirahat.
Pak ustadz memanggil iyan dan bapaknya untuk berbincang sebentar mengenai masalah itu.
Mendengar pernyataan tersebut, baik iyan ataupun bapaknya sangat menyesali perbuatannya dan segera bertobat meminta ampunan kepada Allah.
Ustadz tersebut juga berpesan jangan sesekali percaya kepada orang yang baru dijumpai ataupun yang sudah lama
---TAMAT---