My Authors
Read all threads
Rumahku Istana "mu"
Horror Thread Based On True Story

Di ceritakan langsung oleh narasumber @ArgaWardana4

Part 1 medhon

@bacahorror @IDN_Horor @bagihorror #bacahorror #horrorthread #ceritahoror #CeritaHororTwitter
Terima kasih sebelumnya untuk sahabat saya sekaligus narasumber @ArgaWardana4 yang sudi berbagi cerita kepada saya dan berkenan untuk di post di akun ini. Cerita ini berdasarkan cerita sebenarnya namun dengan beberapa penyesuaian agar pembaca mudah memahami alur cerita.
Dalam cerita ini akan ada beberapa part nantinya, karena memang panjang dan terdiri dari berbagai macam kejadian. Mulai dari medhon, sinden, muka rata, dan si perut buncit tanpa kepala. Penasaran? Kuy langsung saja baca dan merinding bersama. #malamjumat
Keluargaku terdiri dari 6 orang, bapakku, ibuku, kakakku, dan dua adikku. Kami tinggal dalam satu rumah di perumahan, di kota yang terkenal dengan raja Jayabaya nya ini.
sebelumnya ini lah denah rumahku. ket :
1. ruang tamu
2. ruang keluarga
3. kamar 1 lantai 1
4. kamar 2 lantai 1
5. ruang makan
6. kamar mandi
7. taman hijau dalam rumah
8. tempat jemur
9. kamar 1 lt.2
10.kamar 2 lt.2
abu2 = tangga
hijau =taman
merah = pohon mangga
Kejadian 1.
Ibuku seorang pendidik, beliau sangat professional dalam menjalankan tugasnya, walaupun begitu beliau tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang istri dan seorang ibu dari empat orang anak.
Selayaknya seorang ibu rumah tangga, setiap pagi sebelum berangkat mengajar ibuku selalu memasak, dan mencuci baju ketika sore hari setelah pulang dari tugasnya mencerdaskan anak bangsa. Hari itu hari rabu, biasanya ibuku pulang dari sekolah sekitar pukul 14.00,
namun entah karena sedang banyak tugas di sekolahan atau ban bocor ibuku pulang lebih lambat dari biasanya, jadi beliau tidak sempat untuk mencuci baju hari itu karena kecapekan.
Keesokan harinya hari kamis ibuku kembali lambat pulang karena ternyata ada pengawas datang untuk memeriksa berkas - berkas perangkat mengajar, ketika sampai dirumah waktu menunjukkan pukul 15.30,
setelah beristirahat sejenak beliau menunaikan sholat ashar dan di lanjutkan untuk mencuci baju karena baju kotor menumpuk dari kemarin. Namun ketika asyik mencuci baju ada seorang tetangga datang untuk membicarakan arisan dan ibuku pun asyik ngobrol dengan tetangga itu,
tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.30, tetangga itu pulang dan senja pun tiba. Setelah sholat maghrib ibuku melanjutkan mencuci, karena saking banyaknya cucian hari itu, ibuku sampai lupa bahwa malam itu malam jum’at.
Setelah selesai mencuci, waktu sudah menunjukkan sekitar jam 20.00, ibuku mengangkat baju yang siap jemur ke loteng (lantai 2) rumahku karena memang disitulah tempat menjemur pakaian. (no 8)
Ibuku menyalakan lampu 5 watt dengan cahaya warna kuning sehingga suasana sedikit terang atau lebih tepatnya temaram karena Bulan dalam keadaan yang terang benderang karena sedang purnama malam itu,
setelah sampai di loteng ibuku melihat ke sekeliling, karena kondisinya lebih tinggi dari rumah di sampingnya, maka nampak sangat jelas di bagian kanan belakang rumahku ada pekarangan rumah milik pak Kurdi yang ditumbuhi banyak pohon pisang dan ada beberapa pohon jambu dan apokat
Di sebelah kiri belakang pun sama, ada pekarangan rumah milik pak Hasan yang juga di tumbuhi pepohonan namun tumbuhannya perdu. Angin berhembus semilir menemani ibuku malam itu.
Sambil menjemur baju yang cukup banyak itu, ibuku sesekali melihat bulan yang malam itu bersinar dari sebelah kanan seakan – akan tepat di atas kebun pak Kurdi. Sinarnya indah dan seakan akan menemani ibuku menyelesaikan pekerjaannya itu.
Satu persatu baju di jemur sambil sesekali melihat bulan, tiba–tiba pandangan ibuku tertuju pda asap di bawah pohon pisang milik pak Kurdi, asap itu kecil seperti asap sebuah rokok, ibuku mengira itu adalah pak Kurdi yang sedang memeriksa pekarangannya sambil berjalan dan merokok
karena cahaya temaram ibuku tak mampu melihat dengan jelas darimana asalnya asap itu, ibuku melanjutkan menjemur baju selanjutnya, setelah selesai menjemur baju terakhirnya malam itu pandangan ibuku kembali tertuju pada asap yang tadinya kecil namun sekarang membesar
kini sosok itu mulai terlihat jelas bentuknya, seperti seseorang yang di bungkus kain kafan lengkap dengan talinya yang masih terikat, lama kelamaan sosoknya makin jelas dan ukurannya makin besar,
terlihat sosok itu membungkuk seperti seseorang yang sedang melakukan gerakan rukuk dalam sholat, setelah itu sosok itu berdiri lagi dan ukurannya semakin besar setinggi pohon pisang yang berada di belakangnya,
3X sosok itu membungkuk dan berdiri lagi, setiap berdiri dari membungkuk sosok itu makin besar. Kini sudah sangat jelas bahwa yang ibuku lihat adalah sosok pocong medhon yang tingginya seukuran pohon pisang dan wajahnya hancur dan menjijikkan
tiba - tiba pocong itu terbang mendekat ke arah ibuku, ibuku berteriak histeris “medhon paaaak…paaaaak medhoooooon paaak” sambil lari menuruni anak tangga kearah kami yang berkumpul sedang makan malam di ruang tamu.
Bapakku langsung berdiri dan bertanya apa yang terjadi, setelah mendapat penjelasan dari ibuku bapakku memeriksa ke loteng apakah benar ada medhon yang mengganggu ibuku, namun nihil, tak nampak lagi sosok pocong medhon itu, hilang….
Kejadian 2
Mbak Menik adalah anak angkat ibuku, dia berasal dari keluarga yang kurang mampu di sekitar tempat ibuku mengajar. Suatu hari ketika sedang libur sekolah ia menginap di rumahku, untuk mengisi waktu luang ia mengajak kami bermain petak umpet.
bagi anak – anak jaman itu main petak umpet pada malam hari itu sudah menjadi kebiasaan karena belum ada gadget seperti sekarang, jadi kami mengisi waktu luang dengan memainkan permainan tradisional.
Waktu itu sekitar jam 20.00, kami ber- empat di tambah mbak Menik bermain petak umpet disekitar rumah, setelah hom pim pa maka di tentukan lah yang kena giliran jadi adalah kakakku
mas Gembul namanya (bukan nama sebenarnya), mas Gembul menghitung 1 sampai 10 dan kami ber-empat segera berlari untuk sembunyi. Aku sembunyi dengan menaiki pohon mangga yang ada di depan rumah pak Hasan.
karena posisinya di atas maka terlihatlah persembunyian kedua adikku dan mbak Menik. Adikku pertama bernama Nadin, dia bersembunyi di balik pagar rumah Pak Kurdi, adikku yang kedua bernama Dira bersembunyi di balik tong sampah besar di ujung gang,
Mbak Menik yang larinya pelan hendak bersembunyi bersama – sama dengan Nadin di balik pagar pak Kurdi, mungkin karena takut ketahuan, Nadin menyuruh mbak Menik untuk mencari tempat persembunyian lainnya.
Akhirnya mbak Menikpun memutuskan berlari lewat samping rumah pak Kurdi, lurus kebelakang. Sampailah ia di kebun belakang rumah pak Kurdi, ia menengok ke kiri dan kanan seperti kebingungan mau bersembunyi dimana, padahal kakakku mas Gembul sudah mencapai angka 8 dalam menghitung.
yang berarti 2 hitungan lagi dia akan berkeliling mencari semua peserta permainan ini. Setelah menengok ke kiri dan kanan namun tak mendapatkan tempat persembunyian yang dirasa aman, mbak menik pun melihat lurus ke depan.
Ia melihat ada beberapa pohon pisang yang tumbuh berdekatan sehingga ia mampu bersembunyi sekaligus bisa memantau kondisi di sekitar pikirnya. Ia berlari ke belakang pohon – pohon pisang itu dan berjongkok di belakang salah satu pohon pisang.
Sambil sesekali mengintip ke arah depan, ia melihat sekeliling, terlihat beberapa kali ia mengibas – ngibaskan tangannya sedang menghalau nyamuk yang mendekat di tubuhnya,
ketika ia sedang memperhatikan sekeliling, nampaklah asap dari bawah sebuah pohon pisang yang berjarak sekitar 2 meter dari tempatnya bersembunyi, asap itu kecil namun tegak lurus ke atas,
mbak Menik tak menghiraukannya, karena ia lebih takut ketahuan mas Gembul dan kena giliran jadi. lalu terlihatlah mas Gembul berjalan di samping rumah pak Kurdi menuju ke arah kebun belakang rumah, sambil clingak - clinguk mencari.
mbak Menik pun mengetahui mas Mbul sudah dekat dan ia mengendap – endap ke daerah yang semakin gelap agar tak ditemukan. #Atma #klenik
tanpa sadar ia makin mendekati sumber asap yang tadinya kecil itu sekarang sudah seukuran sekitar 50cm dan bentuknya sudah mulai sedikit jelas.
Mas Gembul tiba – tiba berlari berbalik arah, mbak Menik yang merasa belum ketahuan, masih tetap bertahan di persembunyiannya. Tanpa disadari sesosok asap yang berada di dekatnya itu sudah menampakkan dirinya secara sempurna
sesosok pocong medhon dengan kain kafan masih terikat lengkap dengan wajahnya yang hancur dan menjijikkan berdiri di samping mbak Menik, mbak Menik pun melihat dari bawah, perlahan pandangannya bergerak ke arah atas,
setelah ia tepat melihat wajah dari pocong itu, secara spontan pocong medhon itu meludahi mbak Menik tepat di kepalanya, dan mbak Menikpun langsung berteriak dan menangis histeris seketika sambil memegangi kepalanya.
Tangisan mbak Menik pun membuat seisi rumahku keluar mencari sumber suara. Aku turun dari pohon mangga itu dan menginformasikan ke Bapakku bahwa mbak Menik ada di kebun pak Kurdi,
lalu Bapakku dengan sigap mengambil senter dan berlari menuju ke kebun pak Kurdi, dan menggendong mbak Menik yang menangis kesakitan karena di ludahi oleh pocong medhon itu,
setelah sampai dirumah, mbak menik membuka tangannya yang sedari tadi ia gunakan untuk memegang kepalanya, dan nampaklah benjolan seukuran bola tenis di bagian atas telinga kiri.
Mbak Menik menceritakan bahwa ia melihat pocong dan pocong itu meludahinya di bagian kepala, dan mas Gembul pun menambahkan bahwa ia tadi mencari mbak Menik di belakang rumah pak Kurdi,
tapi ia malah melihat pocong sedang menunduk, lalu ketika ia menajamkan penglihatannya, pocong itu malah berdiri dan membesar, lalu ia langsung lari ke depan dan masuk rumah.
Dan keesokan harinya keluargaku membawa mbak Menik ke rumah sakit dan juga seorang ustadz. Beberapa hari kemudian benjolan di kepala mbak Menik sudah berangsur kempes.
Part 1 TAMAT.
silakan gunakan #rumahkuistanamu untuk memberi kritik atau saran.. terima kasih brooo @ArgaWardana4
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Fendy Lagi

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!