"Las, ojo lali ngko bengi bar magrib kondangan neng Wak Aji. Mas Waras mbojo (Las jangan lupa nanti malam setelah magrib kondangan ke Wak Aji. Mas Waras menikah) " kata Rudi kepada Muklas yang sedang sibuk mengampelas kaki meja.

yang diajak berbicara seperti tak mendengar.
"Tenan loh Las, tak tunggu neng Wakaf karo arek-arek. (beneran loh Las, saya tunggu bersama teman2) " Rudi kembali mempertegas omonganya. Kali ini Muklas mengangguk, lalu membalikan badan meja. Mengampelas bagian dalamnya.
1987.

"Gak sido teko paling muklas iki Rud, jam piro iki (Tidak jadi datang mungkin Rud si Muklas. Sudah jam berapa ini) " ucap Tolibin tak sabar. Rokok kretek sudah dua batang dihisapnya tapi Muklas tak kunjung kelihatan batang hidungnya.

"Yo weslah, ayo (yasudah ayo) "
Rudi yang ikut tak sabar akhirnya mengajak lima orang pemuda lainya untuk berangkat.Mereka harus segera berangkat ke Dusun tempat hajatan di gelar.Jaraknya 4 kilometer dari desa mereka tinggal.Keenam orang itu harus berjalan kaki untuk sampai ke tempat Wak Aji,mereka pun bergegas
Muklas baru bagun sekitar jam setengah 8 malam. Adzan isya sudah berkumandang 20 menit lalu. Bujangan itu langsung berlari ke kamar mandi begitu menyadari jika dirinya sudah terlambat. 15 menit kemudian, Muklas sudah rapi. Kemeja yg dibelinya lebaran lalu dipakainya malam itu.
Setelah pamitan ke Ibunya, Muklas langsung menuju Wakaf yg ada di jalan persimpangan dusun. Obor minyak tanah dibawanya sambil berlari. Desa belum tersentuh listrik saat itu. Dia harus berhati2 agar cipratan minyak tak mengenai bajunya
Jalanan sudah sepi saat Muklas berjalan ke arah Wakaf. Sebagian jalan sudah gelap. Hanya satu penerangan dari obor yg memang diletakkan di dekat wakaf untuk menerangi orang2 yg buang hajat malam hari yg masih menyala.

'Kok sepi ya' gumam muklas di dalam hati.
Muklas menunggu di pinggir Wakaf yg berbatasan langsung dengan sungai kecil. Disulutnya rokok Bentoel eceran yg disimpan disakunya. Berharap teman2nya juga terlambat seperti dirinya. Angin semilir berhembus dingin. Tidak ada tanda2 teman2nya datang.
Muklas lalu mematikan rokoknya ditanah dekat kakinya. Tak sengaja dia melihat potongan batang rokok yg ada di sana. Muklas hapal betul sisa rokok milik siapa itu. 'Asu, wis budal berarti (Anjing, sudah berangkat berarti) ' gumamnya sambil berlari ke arah Dusun tempat Wak Aji
Muklas mencoba berjalan cepat sambil menggenggam obor. Jarak dusun Wak Kaji masih cukup jauh. Muklas berharap masih bisa kebagian jatah makan gulai kambing meski datang larut malam. Muklas terus berjalan sampai ke sebuah persimpangan jalan.
Jika melewati jalan biasa jaraknya masih 2,5 kilometer lagi dari dusun. Karena harus memutari satu perkampungan lagi. tapi ada sebuah jalan kecil melewati tepian sungai yg bisa memotong jarak sampai 1 kilometer. Muklas memilih jalan pintas
obor diletakanya lebih ke depan karena jalan ini lebih sempit. Pepohonan randu dan benda (bendo)mengapit jalan ini.Disisi kiri,ada sungai yang mengalir tenang.Siang hari jalur ini sering dipakai pencari kecombrang.Muklas sedikit hafal dgn arah jalanterus berjalan mengikuti alur.
20 menit berjalan, Muklas terus mengikuti jalan setapak. Dia terus masuk ke dalam rimbun pohon. Suara dengung bunglon sesekali menemani. Sampai akhirnya Muklas berhenti di depan sungai caruk. Sungai yg menjadi pertemuan dua aliran sungai lainya. Muklas harus menyeberang.
Dilepasnya sandal kulit, lalu celana panjang dilintingnya sampai dengkul. Muklas masuk ke air dan mulai menyeberang. Dia berjalan perlahan agar kakinya tak menginjak lumpur di dalam sungai. perlahan, kabut mulai muncul saat Muklas hampir sampai di tepian sungai
begitu menginjakkan kaki di tepian sungai, Muklas dikagetkan dengan sebuah kain putih yg dilihatnya terjulur. Mata Muklas mengikuti kain itu. Ternyata kain itu sangat panjang, dan terus terulur sampai ke dalam pepohonan yg gelap. Cahaya obor tak bisa melihat ujung kain
Jantungnya berdegup. Muklas merasa ada yg salah dengan kain itu, setelah memasang sandal, dia langsung berlari ke jalan setapak yg mengarah ke Dusun Wak Aji. Suara suara kemudian muncul. Sekilas seperti suara pria tua yg terbatuk. Suara itu terus bersahutan di kanan kiri jalan
Muklas terus berlari. di dalam hatinya dia mengumpat teman2nya yg tidak mau menunggunya. Kaki Muklas baru berhenti setelah dirinya mendengar suara gamelan yg cukup ramai. Jalan setapak yg dilaluinya berhenti di sebuah jalan tanah yg lebih lebar.
sekitar 100 meter di depan, tampak sebuah tandu besar khas orang hajatan yg bersinar terang. Muklas mengatur nafas, dia tidak mau menoleh kebelakang. Dipercepat langkahnya menuju tempat hajatan. 'Untungnya masih banyak tamu' kata Muklas dalam hati.
Ada ratusan tamu di tempat hajatan itu. Muklas langsung mengambil salah satu kursi kosong. Dia tidak mengira Wak Aji akan mengundang banyak sekali orang untuk hajatan yg digelarnya. Muklas melirik ke kanan ke kiri, mencari Rudi dan teman-teman lainya, tapi tidak ada
Kue2 khas hajatan terhidang di piring2 yg dijejer di atas meja. Muklas langsung mencomot kue2 itu. berjalan kaki dari desa membuatnya kelaparan. Ketika tamu2 diarahkan pindah meja, Muklas pun ikut. Ternyata tamu diarahkan ke meja yg berisi masakan2 berat.bermacam daging ada disna
Muklas tak sabar mengambil masakan yg ada. Di hatinya dia berdecak kagum melihat banyaknya masakan yg disajikan Wak Aji. seperti lupa dengan keadaan, Muklas memakan semua yg menurutnya enak. Gule kambing, ikan bakar, sate sapi, semua dimakanya seperti tak kenyang kenyang
Buah2 yg ada di atas meja tak luput dari tangan Muklas. Semua dikunyahnya satu persatu.

Sampai kemudian Muklas kaget karena pundaknya ditepuk keras. Dia menoleh ke arah orang yg menepuknya.
"Yut Arja, kok teng mriki (Wak Arja kok di sini) " kata Muklas
Ternyata yg datang adalah Bapak dari kakek Muklas. "Wis le mangane, ayo ndang mulih. Ojo suwe2 (sudah nak makanya?, ayo cepat pulang jangan lama2) " jawab Yut Arja sambil menepuk2 pundak Muklas.

Muklas menurut, lalu mengikuti langkah Yut Arja melewati para tamu.
Muklas melirik para tamu.Dia baru sadar jika hampir tak satupun orang di sana yg dikenalnya.Sambil terus berjalan, Muklas melirik seisi tempat itu. Ada cahaya yg menerangi semua ruangan, tapi tak ada sumber cahayanya. Di ujung ruangan, ada seorang pria dengan jubah berkilau duduk
Dari kejauhan dia terlihat tersenyum ke arah Muklas.

"Ayo le, ben gak kesuwen" Yut Arja menarik tangan Muklas. Mereka terus berjalan keluar dari tempat hajatan. Di sebuah jalan kecil, Yut Arja menyuruh Muklas untuk pulang sendiri.
"Sampe kene ya. Mengko tutno dalan kembang-kembang wasito sampe pucuk (sampai sini ya, nanti ikuti bunga lantana sampai ujung) " kata Yut Arja.

Muklas mencium tangan Yut Arja, dia masih sedikit bingung dengan apa yang dialaminya. Diikutinya jalan setapak seperti pesan Yut Arja
"Nek durung pitung langkah, ojo noleh mburi ya le (kalau belum tujuh langkah jangan melihat ke belakang ya nak)" suara Yut Arja terdengar lagi.

Muklas mempercepat langkah kakinya. Bunga-bunga Lantana yg tumbuh dipinggiran jalan seakan menyala. Tak perlu obor untuk menerangi
tak lama berjalan, Muklas merasakan ada angin kencang yg berhembus. Dia tetap berusaha mengikuti jalur bunga seperti pesan Yut Arha. Sayup-sayup Muklas kemudian mendengar suara ramai orang di ujung jalan. Dia langsung berlari mendekati sumber suara.
Ternyata di ujung Jalan, Muklas melihat ada puluhan orang berkumpul. Ada orang tuanya juga di tengah orang2 itu. Muklas langsung keluar dari jalan setapak. Ternyata dia sudah berada di depan Kali Caruk. Orang2 langsung menoleh ke arah Muklas dan menghampirinya.
Ibu Muklas langsung menangis melihat anaknya itu keluar dari dalam lebatnya pepohonan.

Ternyata Muklas sudah hilang lima hari. Enam teman Muklas yg datang ke acara hajatan tak satu pun mengaku bertemu dengan Muklas. Orang tua Muklas bingung dan menghubungi semua keluarga
tapi tidak ada satu pun yg tahu keberadaan Muklas. Sampai akhirnya salah satu kakek Muklas mendapat mimpi jika Muklas akan kembali di malam ke lima. Muncul dari kali caruk yang ada diperbatasan desa.
Kakek Muklas itu lalu berikhtiar mengajak orang2 kampung. Mereka mengadakan selamatan kecil2an di dekat Kali Caruk. Yg datang ke Mimpi kakek Muklas adalah Yut Arja. Kakek Buyut Muklas yg sudah meninggal sekitar 6 tahun lalu sebelum peristiwa hilangnya Muklas.

Selesai

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Fredyaspiree

Fredyaspiree Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @fredyraskin

23 Dec 20
insyAllah saya tulis dan selesaikan malam ini.
2019.

Mobil pickup yang ditumpangi empat orang tukang ukur tanah melaju cepat. Jalanan Gumitir yg berkelok kelok membuat keempat orang bujangan itu harus mencengkeram kuat pinggiran bak pickup. Sesekali mereka tertawa saat ada yang terkejut karena hempasan mobil
Read 95 tweets
14 Dec 20
2003

Hari itu, aku memiliki kesempatan untuk berkunjung ke rumah salah satu kawan lama. Rumahnya berada tak jauh dari tepi pantai. Kawanku ini Jupri namanya. Kebetulan selepas SD, dia memilih mengikuti jejak bapaknya yang bekerja sebagai nelayan tradisional.
Kebetulan sekali, saat aku berkunjung ke rumahnya Jupri sedang merancang jadwal melaut yang rencananya akan dimulai sore hari. Aku yang belum pernah sekalipun ikut aktifitas melaut merasa perlu menjajal tantangan.Setelah menyesap segelas kopi dan menandaskan sepiring tahu goreng,
Read 53 tweets
11 Dec 20
Itu Kursiku

- Kalau ada kursi di rumah kosong, biarkan saja. Jangan dipindah!

@ceritaht
@BacahorrorCom
@IDN_Horor
@cerita_setann
@FaktaSejarah
@threadreaderapp

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror #kisahhoror
Sementara belum ada cerita panjang, narasumbernya masih belum lengkap. Jadi diceritain cerita singkat dari pengalaman salah satu teman dulu ya. Semoga menghibur penggemar kisah horor.

Bismillah
2014.

Di dekat rumahku ada sebuah rumah tua.Dulunya rumah itu adalah milik slah satu orang kaya. Ada dua rumah yang digandeng mnjadi menjadi satu bagian.yg di depan dijadikan toko sembako,dan yg sebelah dijadikan rumah. Tapi sejak sepuluh tahun lalu, rumah itu dibiarkan kosong.
Read 34 tweets
7 Dec 20
Arek Kobong

- Berdasarkan cerita nyata
"dia yang pertama menempati dan enggan pergi"

@ceritaht
@bacahorror
@IDN_Horor
@cerita_setann
@cerita_setann
@FaktaSejarah
@threadreaderapp

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror #kisahhoror Image
Cerita ini terjadi sudah cukup lama, tapi sepertinya sampai saat ini 'dia' yg ada dalam cerita ini masih ada di sana. Dan tetap enggan pergi.

saya ambil sudut pandang pemilik cerita dalam kisah ini
1995

Ini adalah tahun pertama aku mengikuti suamiku berpindah setelah tinggal di kota tempat asalku. Pekerjaan suamiku yg mewajibkan pegawainya terus mengalami rotasi penempatan kerja membuatku harus ikut kali ini. Kota tujuanya, sebuah kabupaten yg ada di tengah Jawa Timur
Read 96 tweets
4 Dec 20
kisah ini saya ambil dari kejadian yg menimpa salah satu tetangga yg masih memiliki hubungan keluarga dg saya. Sampai hari ini saya berpikir, kenapa sebuah kesalahan kecil berujung kematian. Saya tulis singkat.

Bismillah
Kumandang suara adzan terdengar kencang Jumat siang itu. Memanggil semua laki2 baik yg sudah dewasa maupun yg belum baligh untuk segera datang ke masjid. Beberapa pria tampak tergopoh2 berlari ke arah masjid sambil menyampirkan sarungnya.
Read 28 tweets
1 Dec 20
2002.

Asap dupa yang mengepul di sudut2 angker menjadi hal yang umum kala itu. Meski belum legal, judi Togel seolah menjadi sendi kesibukan warga di Desa Pinang yang ada di kaki Gunung Raung.

Hampir setiap malam, entah sendiri entah bergerumbul warga akan mendatangi
tempat2 angker. Meletakan sesaji, lalu membakar dupa untuk mencari 'petunjuk' . kira2 angka berapa yg akan keluar esok harinya

Di tengah hiruk pikuk masyarakat yg tengah kecanduan Togel. Ada seorang pria yang tampak kesal dengan aktifitas mencari nomor di tempat angker
Read 56 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!