1999.

AKU sama seperti remaja lainya yg tumbuh di tahun itu. Remaja desa, tak punya pekerjaan tetap. Uang apalagi. tapi ini bukan ceritaku. Ini cerita salah satu orang kaya di kampungku. Aku memanggilnya Pak Kuri.

Saat itu, Pak Kuri masih berusia 40an tahun. Masih gagah.
Pak Kuri punya usaha toko sembako. Tak banyak di Desa ku yang punya toko sembako. Hanya tiga orang. Bu Haji Mah, Wak Mustain dan Pak Kuri. Sisanya hanya warung2 kecil yg hanya menjual permen atau silet Tatra. Tak menarik pokoknya, terutama untuk remaja sepertiku.
aku sebenarnya bukan pencuri, tapi kondisi ekonomi saat itu membuat pekerjaan makin sulit dicari. Aku, Pian, Nurohim dan Ubin sekelompok remaja lulusan SD yg tak jelas pekerjaanya, mau tak mau harus nyolong kalau mau pegang uang.
"To, Bu Haji tuku timbangan anyar (To, Bu Haji beli timbangan baru) " kata Ubin kepadaku selepas mandi sore di sungai. "Wah, cocok iki. ayo berakasi kapan, " aku menyahut sambil memasang kaos.

Sore itu aku beraksi mengambil timbangan di toko Bu Haji. Ubin pura2 membeli rokok
Nurohim dan Pian berbagi tugas berpura2 akan membeli sandal jepit. Mereka bertanya2 warna dan ukuran yg tidak ada di toko bu Haji. Aku, yg wajahnya paling polos bertugas untuk memindahkan besi timbangan ke gulungan sarung diperutku. Aksi itu berjalan singkat.
besok siangnya, aku dan tiga orang temanku sudah bisa leyeh2 (santai2) di warung Yuk Nani sambil menikmati rokok. Besi timbangan laku 20 ribu. tak banyak memang, tapi buat pengangguran seperti kami itu sudah lumayan. Bisa untuk beli bakso dan rokok
"To, Nur, mengko wengi ayo operasi neng Pak Kuri" ajak Pian sambil berbisik . Nurohim yg sibuk memotong daging bakso langsung menoleh. "Ojo, yan. Wonge nyungkani (jangan orangnya membuat segan) "
aku selama ini tak begitu paham dengan karakter Pak Kuri. orangnya tak banyak bicara
"Nyungkani piye Nur? wong iku tok sing gak tau dioperasi (membuat segan bagaimana Nur, cuma orang itu yang tidak pernah dioperasi/dicuri) " sahut Ubin yg duduk disampingku.

"Mbuh, koyone nyungkani. Aku mohlah lek operasi rono. (gak tau, sepertinya membuat segan. aku tdk mau-
operasi di sana) "Nurohim menyahuti lagi.

Pian sepertinya bersikukuh saat itu. Dia terus membujuk kami berempat. Sambil mengatakan jika di toko sembako Pak Kuri lebih longgar. Kita bisa mengambil kalkulator dan rokok bermerk yg diletakan sembarangan.
Nurohim yg awalnya menolak akhirnya mau ikut. Dengan syarat dia tak mau jadi eksekutor. Dia ingin menjadi pengalih perhatian saja. Pian sepakat. dia justru menawarkan diri untuk mengambil semuanya seorang diri.
setelah magrib, kita berempat berangkat ke warung Pak Kuri. setelah magrib biasanya orang2 desa akan berbelanja. Meskipun tak banyak, setidaknya pemilik warung tak hanya fokus ke kita.

Pian yg memiliki niat membuatkan skenario. Nurohim bertugas mengajak bicara Pak Kuri
orang tua Nurohim adalah pembuat gula aren.Jadi Nurohim nanti berpura2 bertanya harga gula aren dan kemungkinan untuk menitipkan gula aren buatan orang tuanya di toko Pak Kuri.Sedangkan aku dan Ubin kebagian tugas menemani Nurohim saja. tapi posisi berdiri kita berdua harus tepat
fungsinya untuk menutupi Pian yg akan melancarkan aksinya.

Akhirnya kegiatan pencurian kecil2an itu kita lakukan. Dan sukses. Entah kenapa, Pak Kuri tiba2 masuk ke dalam rumah saat tokonya sedang ramai. Tak perlu akting, kita bisa membawa pulang kalkulator dan dia bungkus rokok
Nurohim,Pian dan Ubin langsung berlari cepat ke arah gang yg gelap begitu berhasil membawa barang curian. Tapi aku memilih berjalan pelan pelan agar tidak mencurigakan. Ketika tengah berjalan, tak sengaja aku menoleh ke arah warung Pak Kuri dari jauh. Aku melihay Pak Kuri sudah -
berada di dalam toko lagi. Dia seperti memandanng tajam ke arahku. Aku pun akhirnya berlari menyusul teman2.

Esok harinya kejadian aneh mulai muncul. Pian tak datang ke Warung Yu Nani. Ubin dan Nurohim tampak tak sabar menunggu. Rencananya kita akan menjual kalkulator pagi itu
Sampai jam 10, Pian tak juga tiba di warung. Karena tak sabar, aku dan Ubin menyusul ke rumah pian. Sedangkan Nurohim memilih tetap di warung. berjaga2 siapa tahu Pian tiba2 datang.

Rumah Pian sepi saat aku dan Ubin memanggilnya dari luar halaman. "Pian.. Pian" Ubin berteriak
berulang kali di panggil, yang punya rumah tak kunjung keluar. akhirnya aku dan Ubin memilih kembali ke warung menemui Nurohim.

Di Warung ternyata sudah ada Pak Wahid. Ayah Pian. Dia duduk di depan nurohim.

"Le rene kabeh (nak kesini semua) " Pak Wahid memanggil kami
Dia bercerita ternyata semalam Pian demam tinggi.sampai pagi suhu tubuhnya tak kunjung turun. Pian sempat kejang2. karena kawatir, Pak Wahid membawa Pian ke Puskesmas. setelah diperiksa, petugas hanya memberikan obat penurun panas dan meminta Pak Wahid membawa Pian ke rumah sakit
karena merasa janggal, Pak Wahid pun membawa Pian ke rumah salah satu saudaranya yg biasa melalukan pengobatan alternatif. Disana pian sempat ditidurkan di atas kain jarik. tubuhnya lalu dibaluri air rendaman kelor. Setelah dibaluri air kelor, tubuh Pian mengeluarkan lendir
Kata Saudara Pak Wahid, Pian terkena semacam 'tanduran' . yakni sejenis ajian yg melindungi barang2 milik seseorang, sehingga membuat orang yang mengambil barang tersebut sakit parah.

"Pian njupuk opo le? (pian mengambil apak nak?) " tanya Pak Wahid kepadaku
Aku sempat ragu antara menjawab dan tidak. kutoleh wajah Nurohim dan Ubin. mereka berdua mengangguk, seolah mengizinkan aku bercerita. Akhirnya aku pun buka mulut. Kuceritakan semuanya. Toko mana yang sempat kucuri bersama teman2, sampai akhirnya mengambil barang di toko Pak Kuri
"Oalah Goblok.. goblok , wes maringene barange jupuken neng omah. sopo sing tanggung jawab terno neng Mas Kuri (oalah bodoh, bodoh. sudah habis ini barangnya kalian ambil di rumah. siapa yang bertanggung jawab, antarkan barang itu ke Mas Kuri) "ekspresi Pak Wahid langsung berubah
Aku tak berani membantah. Apalagi Ubin dan Nurohim yg terlihat menunduk. Akhirnya siang itu juga aku dan ubin memberanikan diri mengantarkan dua bungkus rokok dan kalkulator ke warung Pak Kuri. Nurohim tak berani. Dia takut orang tuanya tahu kelakuanya
Alasan Nurohim sebenarnya tak bisa diterima. Dia beralasan takut membuat orang tuanya malu. Padahal orang tuanya sudah memberinya nama Nurohim yg dalam bahasa arab berarti cahaya penyayang. Tapi dia malah menjadi pencuri.
aku mau marah sebenarnya, tapi menurutku lebih penting memikirkan Pian daripada urusan lainya.

Ubin sempat saling dorong denganku di depan warung Pak Kuri. kita sama2 takut bertemu Pak Kuri. Tapi di luar dugaan, Pak Kuri yg melihat kami seolah sudah tahu.
"Dekek en nduwure mejo ae (taruh saja di atas meja) "kata Pak Kuri tegas.

Tanpa basa basi,Ubin langsung meletakan barang2 curian di atas etalase.Kami nyaris mau langsung berlari, tapi Pak Kuri meminta kami menunggu dulu. Aku dan Ubin saling toleh , bertanya2 apa yg akan terjadi
dia masuk ke dalam rumah. Lalu keluar membawa sebotol air putih.

"Iki kekno koncomu. Lansung diombe sedurunge magrib (Ini kasih temanmu.. Langsung diminum sebelum magrib) " kata Pak Kuri sambil menyodorkan botol itu. Aku mengambilnya lalu buru2 pamit pulang.
Botol itu kemudian kuserahkan ke Pak Wahid. tak. lama Pak Wahid langsung meluncur ke rumah saudaranya.Pian masih ada di sana.

Seminggu kemudian,aku,Ubin, Nurohim dan Pian kembali berkumpul seperti sediakala.Pian sudah sehat, tapi dia masih ketakutan ketika melihat toko Pak Kuri
Meski tak ada jaminan kita bakal tobat, setidaknya kejadian itu membuat kita kapok untuk mencuri. Terutama di tempat Pak Kuri.
Tapi, di sisi lain, aku dan Ubin jadi lebih tertarik mengamati Pak Kuri. orangnya irit bicara tapi sekali bicara sepertinya tidak ada orang yg membantah
aku sempat melihat Pak Kuri menawar tanah milik Paman Nurohim. aku tau sekali Paman Nurohim sangat menjaga tanah itu. Selain tanah warisan, tanah itu juga berdiri di lokasi strategis. berada di perempatan yg ramai, jadi sangat cocok dijadikan tempat usaha
banyak orang yg menawar tanah itu. Tapi tak ada yg berhasil. Tapi begitu Pak Kuri menawarnya, Paman Nurohim seperti orang terhipnotis. dia dengan mudah saja menjual tanah itu ke Pak Kuri.
Tentang keampuhan'Tanduran' yg dimiliki Pak Kuri juga sempat ku saksikan sekali lagi.Ada pemuda dari Desa sebelah. Aji namanya. waktu itu masih umum istilah preman. Dan Aji salah satu preman yg sering mencuri juga di warung2. Siang itu aku mendengar Aji menggondol satu pres rokok
Sari warung Pak Kuri.dia lalu pergi dengan motor RX Kingnya sambil membawa barang curianya. dan Sore harinya, aku mendengar Aji kecelakaan. Motornya menabrak truk yg sedang berhenti. Aji selamat, tapi mengalami patah tulang dan kaki. Entah itu kebetulan atau tidak, tapi aku yakin
jika itu ada kaitanya dengan Pak Kuri.

Beberapa hal aneh juga sempat kudengar terkait Pak Kuri.Waktu itu,jika ada orang sakit di Desa, maka warga akan ramai2 menjenguk.Penduduk desa yakin hal itu bisa membuati si sakit cepat sembuh.Tapi, jika Pak Kuri sakit,tak ada orang datang
atau lebih jelasnya tidak boleh menjenguk oleh keluarganya. Istrinya beralasan, kawatir yg menjenguk akan tertular. atau pesan dari Pak Kuri jika dia ingin beristirahat.

Sakitnya Pak Kuri juga seolah menjadi barang rutin. Kadang 40 hari sekali dia sakit, terkadang juga lebih
Aku sendiri hanya mengamatinya dari buka tutupnya warung milik Pak Kuri. kalau warungnya tutup, berarti Pak Kuri sedang sakit.
Sampai akhirnya kejadian yg tak akan aku lupakan itu terjadi. Aku dan Ubin penasaran apa yang terjadi saat Pak Kuri sakit. Hari itu toko tutup sejak pagi hari. yg artinya Pak Kuri sedang sakit. Ubin mengajaku untuk mengintip ke kamar Pak Kuri malam hari nanti
Setelah isya, aku berpamitan pergi ke sungai kepada Ibuku.kala itu masih jarang orang punya Jamban di desaku.

aku menemui Ubin di dekat Musala yg berada dua rumah di belakang rumah Pak Kuri.Ubin lalu mengendap endap melewati gang sempit antar rumah yg mengarah ke tempat Pak Kuri
Gang sempit itu sedikit becek dan gelap, karena sejak siang turunhujan lebat. beruntung masih ada bias cahaya lampu tetangga yg menyinari gang samar samar. Setelah berjalan berjinjit , Aku dan Ubin sampai di belakang Kamar Pak Kuri. ada lubang angin selebar 10 cm di atas dinding
karena jarak antara rumah pak Kuri dan rumah dibelakangnya hanya setengah meter. Aku dan ubin bisa memanjat dinding dengan cara menempelkan punggung lalu menggerakan kaki untuk mendorong tubuh ke atas. jadi perlahan dengan punggung tubuh kami berdua merayap ke atas
"waduh lampune dipateni To (aduh lampunya dimatikan To) " bisik Ubin ke telingaku. Mata kami berdua memang tidak bisa menangkap apapun dari dalam kamar. Kondisinya gelap gulita. Ubin sampai menempelkan wajahnya ke lubang angin. Tapi tetap tidak ada yg terlihat.
"Ayo balik ae wes. Gak ketok (ayo pulang saja sudah. tidak kelihatan) " kataku ke Ubin. Tapi sepertinya Ubin masih penasaran. Dia memintaku menunggu sebentar lagi. aku tak punya pilihan lain. Meski takut, aku juga penasaran dengan apa yg terjadi sebenarnya
di tengah tubuh yg masih menancap di dinding, aku dan Ubin mendengar suara nafas orang. Nafas itu terdengar berat sekali. Jantungku berdetak cepat. Kawatir ada yg mengetahui apa yang sedang aku lakukan.

"Sopo..? (siapa?) "
aku berbisik ke Ubin. Dia menggeleng, lalu menempelkan
telinganya ke lubang angi. Ubin lalu mengangguk sambil mengisyaratkan dengan jarinya, jika suara itu berasal dari kamar.

"Hhhhhmhhh... hmmhhhhhhehhhh"
suara nafas berat itu terdengar lagi. kali ini lebih kencang. aku benar2 takut saat itu
suara nafas terus terdengar berat. kali ini jelas sekali berasal dari dalam kamar. aku sempat berpikir Pak Kuri menderita asma atau sesak nafas berat.

sampain kemudian terdengar suara lonceng dari dalam kamar. Suaranya keras, sepertinya berasal dari lonceng yg digunakan sapi
alunan suara lonceng itu sepertinya digunakan untuk memanggil seseorang.karena tak lama kemudian ada suara langkah kaki tergesa gesa menuju kamar.Langkah itu berhenti lalu membuka pintu kamar dari jendela aku melihat seorang wanita masuk ke dalam kamar lalu menyalakan lampu dan..
Pyarrr.. lampu menyala.

di waktu bersamaan, aku yg berbagi lubang angin dengan Ubin melirik ke arah ranjang yg ada di pojok ruangan. Aku melihat Pak Kuri duduk di atas ranjang. Bertelanjang dada dan hanya mengenakan sarung. Mataku kemudian melihat dengan jelas wajah Pak Kuri
matanya melotot merah dengan rambut acak acakan. Aku dan Ubin lalu spontan berteriak ketakutan, karena lidah Pak Kuri terjulur memanjang. Lidahnya menutupi dagu dan menjulur ke bawah sampai ke dekat dengkulnya. Lidah itu tak hanya menjulur, tapi bisa bergerak naik turun.
Ubin langsung merosot, ku mengikuti di belakangnya.Aku tak peduli Pak Kuri dan istrinya mendengarkan teriakan kami atau tidak.Sialnya,jalur lari kami salah arah.Ubin justru lari ke arah halaman rumah Pak Kuri. begitu sampai di ujung gang, Mas Rudi, anak kedua Pak Kuri menghadang
tanganya memengang belati. yg akhirnya membuat nyali Ubin dan aku ciut. Kita berdua lalu dibawa ke dalam rumah. Keringatku masih mengalir dinging saat Istri Pak Kuri menghampiti Ubin dan aku. Sudah terbersit pikiran jika kita berdua tidak akan selamat.
tapi ternyata perkiraanku meleset.Istri Pak Kuri membawakan dua keresek merah besar.Isinya ada gula,minyak, beras dan belasan bungkus rokok.

"Le, ojo cerito-cerito ya. mesakne Paklekmu (nak, jangan cerita2 ya. kasihan pamanmu) "
Bu Kuri memaksa kami membawa dua kresek merah itu
aku berpikir bisa selamat saja sudah cukup bagus. apalagi jika ditambah dengan dua kresek 'sogokan' ini.

singkat cerita aku dan Ubin pulang dalam kondisi ketakutan. sampai seminggu lamanya, isi dua kresek itu tak ku sentuh. kawatir terkena tulah.
Pak Kuri beraktifitas seperti biasa setelah sembuh dari sakit 'aneh' nya itu. dan setiap bertemu denganku, dia tampak lebih ramah. Sebaliknya aku masih merasa ketakutan.

Sampai hari ini, Pak Kuri masih hidup. sedangkan istrinya sudah lebih dulu dipanggil Tuhan Yg Maha Esa
dan lagi2, tak ada yg tahu sakit apa yg diderita istrinya. Kehidupan Pak Kuri tak se-kaya dulu, tapi masih cukup berada untuk ukuran orang desa.
suatu hari, aku sempat bertanya ke Pak Wahid tentang Pak Kuri. aku juga sempat menceritakan apa yg kulihat malam itu. Pak Wahid tak berani bercerita banyak. Karena ternyata, Pak Kuri masih saudara sepupunya
Pak Wahid hanya bercerita jika Pak Kuri memiliki kesaktian Raja Ilat. yg membuatnya bisa membuat siapapun yg berbicara denganya bisa menuruti keinginanya. Tak heran jika kemudian bisnis Pak Kuri sempat berkembang dengan pesat.

Selesai.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Fredyaspiree

Fredyaspiree Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @fredyraskin

14 Jan
2018

Ini hari kedua Milo dan Devi mengikuti kegiatan pelatihan di Balai Perikanan. Besok pagi, puluhan siswa SMA yg ikut pelatihan sudah bisa pulang. Sore iti keduanya memilih untuk berjalan2 ke daerah Pantai. Warga setempat memanggilnya Pantai Tanjungan.
Lokasi pantai yang tersembunyi membuat Milo dan Devi betah berlama2 di sana.Cipratan air laut sore yg sejuk menjalar saat Milo merendamkan kakinya.Gadis SMA itu merasakan ada yg mengawasinya di balik pepohonan.Dia sempat menoleh tapi tak menemukan apa-apa selain daun ketapang.
Read 10 tweets
2 Jan
"Las, ojo lali ngko bengi bar magrib kondangan neng Wak Aji. Mas Waras mbojo (Las jangan lupa nanti malam setelah magrib kondangan ke Wak Aji. Mas Waras menikah) " kata Rudi kepada Muklas yang sedang sibuk mengampelas kaki meja.

yang diajak berbicara seperti tak mendengar.
"Tenan loh Las, tak tunggu neng Wakaf karo arek-arek. (beneran loh Las, saya tunggu bersama teman2) " Rudi kembali mempertegas omonganya. Kali ini Muklas mengangguk, lalu membalikan badan meja. Mengampelas bagian dalamnya.
Read 33 tweets
23 Dec 20
insyAllah saya tulis dan selesaikan malam ini.
2019.

Mobil pickup yang ditumpangi empat orang tukang ukur tanah melaju cepat. Jalanan Gumitir yg berkelok kelok membuat keempat orang bujangan itu harus mencengkeram kuat pinggiran bak pickup. Sesekali mereka tertawa saat ada yang terkejut karena hempasan mobil
Read 95 tweets
14 Dec 20
2003

Hari itu, aku memiliki kesempatan untuk berkunjung ke rumah salah satu kawan lama. Rumahnya berada tak jauh dari tepi pantai. Kawanku ini Jupri namanya. Kebetulan selepas SD, dia memilih mengikuti jejak bapaknya yang bekerja sebagai nelayan tradisional.
Kebetulan sekali, saat aku berkunjung ke rumahnya Jupri sedang merancang jadwal melaut yang rencananya akan dimulai sore hari. Aku yang belum pernah sekalipun ikut aktifitas melaut merasa perlu menjajal tantangan.Setelah menyesap segelas kopi dan menandaskan sepiring tahu goreng,
Read 53 tweets
11 Dec 20
Itu Kursiku

- Kalau ada kursi di rumah kosong, biarkan saja. Jangan dipindah!

@ceritaht
@BacahorrorCom
@IDN_Horor
@cerita_setann
@FaktaSejarah
@threadreaderapp

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror #kisahhoror
Sementara belum ada cerita panjang, narasumbernya masih belum lengkap. Jadi diceritain cerita singkat dari pengalaman salah satu teman dulu ya. Semoga menghibur penggemar kisah horor.

Bismillah
2014.

Di dekat rumahku ada sebuah rumah tua.Dulunya rumah itu adalah milik slah satu orang kaya. Ada dua rumah yang digandeng mnjadi menjadi satu bagian.yg di depan dijadikan toko sembako,dan yg sebelah dijadikan rumah. Tapi sejak sepuluh tahun lalu, rumah itu dibiarkan kosong.
Read 34 tweets
7 Dec 20
Arek Kobong

- Berdasarkan cerita nyata
"dia yang pertama menempati dan enggan pergi"

@ceritaht
@bacahorror
@IDN_Horor
@cerita_setann
@cerita_setann
@FaktaSejarah
@threadreaderapp

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror #kisahhoror Image
Cerita ini terjadi sudah cukup lama, tapi sepertinya sampai saat ini 'dia' yg ada dalam cerita ini masih ada di sana. Dan tetap enggan pergi.

saya ambil sudut pandang pemilik cerita dalam kisah ini
1995

Ini adalah tahun pertama aku mengikuti suamiku berpindah setelah tinggal di kota tempat asalku. Pekerjaan suamiku yg mewajibkan pegawainya terus mengalami rotasi penempatan kerja membuatku harus ikut kali ini. Kota tujuanya, sebuah kabupaten yg ada di tengah Jawa Timur
Read 96 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!