Profile picture
Mas Pur @rasjawa
, 64 tweets, 12 min read Read on Twitter
Baiklah, memenuhi janji saya, yg harusnya kemarin malam, malam ini saya akan menceritakan pengalaman2 mistis yang saya dan teman2 saya alami di Dipo Lokomotif Semarang Poncol, sekitar tahun 2006. Saya gak tau ini bisa dikategorikan memetwit apa bukan @SovietFoxtrot @veilnebulae
Saya agak lupa, bulan apa, tapi kalo gak salah sekitar bulan April-Mei 2006. Eventnya adalah pengecetan Lokomotif BB 20029, yang semula berwarna merah-biru, jadi warna asli jaman PJKA krem-hijau, atas kerjasama PT KAI Daop 4 dan IRPS.
Sedikit cerita buat latar belakang, IRPS adalah Indonesia Railway Preservation Society, suatu organisasi nirlaba para pecinta sepur dengan tujuan membantu PT KAI untuk mengusulkan dan mempreservasi aset2 PT KAI yg punya nilai sejarah, seperti lok, gerbong, bangunan stasiun dll.
Pengecatan lok BB20029 kembali jadi warna kuning-hijau jaman PJKA ini dipelopori oleh para member IRPS Semarang, dan dilaksanakan oleh kru Dipo Semarang Poncol (Dipo SMC), dengan bantuan dana dan restu dari PT KAI DAOP 4 Semarang.
Malam hari menjelang hari syukuran dan "peresmian" kembalinya lok BB20029 kembali berwarna kuning-hijau ini, para sebagian anggota IRPS SM dan para anggota IRPS daerah lainnya seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Jogja sudah berkumpul di Dipo SMC untuk mempersiapkan acara.
Acaranya syukuran dan peresmian BB20029 ini seinget saya berlangsung hari Sabtu pagi, sehingga malam itu adalah hari Jumat malam. Jumat malam yang gerah, seperti malam2 biasanya di Semarang. Situasi Dipo agak banjir, karena pengaruh banjir rob di sana.
Malam itu, para anggota IRPS SM yg dipimpin oleh koordinatornya mas DH, dibantu beberapa anggota IRPS daerah lain yg sudah sampai di Semarang malem itu, membereskan persiapan peresmianyang akan dilakukan di Stasiun Semarang Tawang.
Tak terasa, malam beranjak larut, hujan gerimis turun malem itu. Sedikit banyak mengusir hawa panas lembab yang terasa di dalam Dipo SMC. Bau solar dan Oli khas bau di dalam dipo lokomotif tercium. Sedikit gambaran, begini isi dipo Semarang Poncol
Dipo SMC ini letaknya agak jauh dari hiruk pikuk Stasiun Semarang Poncol. Perlu berjalan kaki sekitar 5 menit dari Dipo ke Stasiun SMC. Seiring malam yg semakin larut, persiapan akhirnya sudah mencapai 90% dan beberapa anggota IRPS SM pamit pulang. Tinggalah kami ber-6 di Dipo.
Dengan ditemani beberapa kru Dipo SMC yang memang piket malem itu, kami main kartu remi dan gapleh di ruang kru Dipo. menjelang jam 10, seorang teman kami, sebut saja si NW, inget kalo dia belum sholat Isya. Dan kemudian dia pamit sholat isya di mushola di sebelah dipo.
mas NW pun pergi ke Mushola, sementara kami melanjutkan ngobrol bersama kru Dipo sambil main kartu. Tiba2, terdengar teriakan keras dari arah mushola disertai bunyi kaca pecah. Kami pun segera lari ke arah mushola.
ketika sampai di Mushola, kami menjumpai mas NW terduduk di pojok Mushola sambil matanya melotot ke dinding utara Mushola. Nafasnya tersengal2. Kami pun berusaha menanyai dia sambil memberi dia minum air mineral.
Ada sekitar 15 menit mas NW tidak bisa berkata2 apa. Akhirnya setelah tenang, dia bercerita ketika dia akan mulai Sholat, sesosok wanita dengan mata merah dan taring panjang tau2 muncul di jendela kiri Mushola.
Oh ya, letak mushola itu ada di samping agak ke depan dari muka Dipo, bisa dilihat di foto ini
Mas NW mengakatakn, si Wanita bermata merah itu mendadak muncul diiringi bau busuk yg menyengat. refleks mas NW melemparkan hapenya ke arah jendela (hape jaman tahun 2006 tentu saja masih berbentuk hape jadul, bukan smartphone), dan langsung memecahkan kaca jendela.
Si Wanita itu tidak langsung pergi, namun kata Mas NW malah tertawa, kemudian secara perlahan, bergerak (melayang?) ke arah rangkaian bangkai2 lokomotif dan gerbong rusak yang terparkir di barat Dipo.
Dan sosok wanita misterius itu hilang begitu saja di sekitar bangkai lok di dekat pohon beringin di sekitar situ. Dan arah itulah yang terus menjadi sasaran pandangan Mas NW ketika kami mendapatinya terduduk sambil gemetaran di pojok Mushola.
Akhirnya dengan susah payah, kami membantu mas NW kembali ke ruang kru Dipo SMC. Suasana yg tadinya ceria langsung berubah menjadi suram dan hening. Pak S, seorang senior di dipo SMC bercerita bahwa sosok wanita itu memang selalu muncul jika di Dipo ramai dengan orang2 baru.
Pak S pun bercerita, bahwa dipo SMC ini memang angker, karena beberapa kali di bawah rongsokan gerbong2 dan lokomotif yg rusak yang terparkir di depan Dipo itu menjadi tempat pembuangan mayat hasil pembunuhan.
Tidak hanya itu, di Dipo SMC ini pula pernah disimpan beberapa kereta yang mengalami kecelakaan di sekitar Daop 4 Semarang yg beberapa diantaranya memakan korban jiwa.
Mendengar cerita seram itu, kami langsung menyesal berlama2 di Dipo. Namun di luar hujan semakin deras. Tidak mungkin bagi kami untuk keluar dan kembali ke hotel, yg letaknya di sebrang kolam Polder Semarang Tawang.
ketika semua orang sedang sibuk dengan pikirannya masing2 setelah mendengar cerita Pak S, tiba2 suara gaduh dari atap Dipo terdengar dengan keras. Seakan2 ada segerombolan orang2 berlari2 di atap Dipo. Semua orang yg ada di ruang kru dipo langsung pucat, dan baca2 ayat kursi.
Sekitar 5 menit, suara gaduh di atap berhenti, dan situasi kembali tenang. Namun perasaan kami tentu saja tidak bisa kembali tenang seperti sedia kala. Perasaan ketakutan, khawatir dan gelisah bercampur jadi satu. Seorang teman malah sudah agak histeris karena takutnya.
Tiba-tiba keheningan malam itu pecah kembali dengan suara bising seperti ada yg melempar2 dan memukul2 tong2 oli dan badan lokomotif yang ada di dalam dipo. Beberapa kru dipo lari ke luar ruangan kru dipo untuk memeriksa apakah ada orang jahil. Dan ternyata tidak ada siapa2.
Ada sekitar 15 menit, "teror" itu berlangsung, suara begitu bising, tanpa jelas siapa yang memukul2 badan lokomotif dan tong mana yang dipukuli itu. Suara datang dari berbagai arah, tanpa bisa ditelurusi arahnya.
Pak S pun akhirnya berkata pada kami, kalau makhluk astral di lingkungan Dipo rupanya terganggu oleh kedatangan kami sejak siang yang memang riuh rendah bercanda dan menyetel musik dangdutan koplo sambil mempersiapkan acara esok.
Akhirnya kami sepakat untuk kembali saja ke hotel, dan menelpon seorang sesepuh IRPS Semarang yg juga dosen sejarah di sebuah Universitas katolik di Semarang. Beliau menyanggupi untuk menjemput kami dan membawa kami pulang ke hotel.
Sejam, 2 jam, pak T yang kami nanti untuk menjemput tak kunjung tiba. Hujan sudah mereda, dan angin dingin sekarang menggantikan suasana gerah lembab di sekitar dipo.
Seorang teman pamit ke wc Dipo yg berada di sebrang ruang kru Dipo. Tak ingin ada kejadian aneh2 lagi, teman saya itu, sebut saja si B ditemani oleh seorang rekan bernama D. Mereka berdua kemudian berjalan ke toilet.
Setelah 30 menit lebih kedua orang rekan kami itu tak kunjung juga kembali ke ruang dipo. Akhirnya kami bersama 2 orang kru dipo mulai bergerak mencari mereka. WC dipo pun kami datangi. Tidak ada orang sama sekali di dalam WC. kami pun mulai panik.
kami memanggil2 nama mereka, namun mereka sama sekali tidak menyahut. Kami pun semakin cemas. Dua kru dipo tadi berlari kembali ke ruang kru dipo untuk mengambil 4 senter ukuran besar. Kami ber-6 memutuskan untuk mencari mereka.
Bentar... cape ngetiknya... sambil baca2 WA dari teman yg ikut "hilang" peristiwa ini, karena ada beberapa bagian hanya dia yg mengalami, sementara kami yang lainnya tidak ikut mengalami... (ini yg membuat saya menunda cerita ini sampai malam ini, karena nunggu cerita dia)
Oke lanjut.
Kami ber-6 keluar sambil membawa senter, menerobos banjir yang menggenangi area depan dipo hingga betis orang dewasa. Benar2 situasi yang tidak mengenakkan, kaki, celana dan sepatu harus berbasah2 mencari 2 teman kami itu. Tapi kami lebih concern pada teman2 kami yg hilang
Sambil meneriakkan nama2 mereka, kami mencari dan memberanikan diri mencari mereka diantara rangkaian bangkai lok dan kereta eks KRD yang terparkir di depan Dipo. Setengah jam berlalu, tapi kamipun tidak berhasil menemukan mereka. Dan kami mulai panik.
Hujan mulai turun lagi, dan kami masih menyenteri hingga ke dalam2 kereta/gerbong kes KRD di sekitar situ. Situasi di dalam kereta sangat kotor, penuh sampah dan bangkai tikus mati. Belum lagi bau oli mengering dan bau2 lainnya.
Tiba2, bau busuk yg sangat menyengat kembali tercium. Kami berenam bertambah panik dan berloncatan keluar dari bangkai gerbong. Dan saling berpegangan tangan seperti teletubbies.
Sesosok makhluk terbang dengan cepat dari arah pohon beringin (?) ke arah tower air beberapa puluh meter dari tempat kami berdiri. Bentuk tower airnya tampak di foto ini.
dan mendadak kami melihat dua sosok manusia berada di tower air itu. Mereka seperti sedang duduk di pinggiran atas tower. Orang macam mana yang hujan2 dan malam2 mau duduk di atas sebuah tower air ?
Sambil ketakutan, kami memutuskan memeriksa tower air itu. Dan setelah kami sorotkan senter kami ke atas, ternyata yang duduk di atas tower itu adalah 2 teman kami yang sedang kami cari2. KOK BISA????
Kami berteriak2 memanggil mereka menyuruh mereka turun, namun mereka tidak merespon. Hanya duduk bengong di atas tower air. Kami pun kebingungan bagaimana agar mereka turun, karena tangga tower kecil, dan hanya ada 1.
Pak ustadz R ini, sering dimintai bantuan oleh kru Dipo dan warga sekitar, karena ternyata menurut cerita kru dipo, sering sekali ada gangguan makhluk halus di kampung sebelah dipo itu. Dan beberapa kali beliau membantu kru dipo yg kesurupan.
Akhirnya Pak Ustadz R datang bersama 2 kru Dipo. Tanpa berlama2, Pak R naik ke atas Tower, sementara hujan semakin deras. Tangga besi tower air pun licin sekali. Sekali dua kali mencoba, Pak Ustadz R selalu tergelincir jatuh kembali ke bawah ketika menaiki tangga.
Setelah percobaan gagal yg ke-4, Pak R akhirnya sadar, kalo dia "dikerjain" oleh sesuatu, sehingga ia tidak bisa menaiki tangga itu. Beliau pun membacakan ayat kursi dan beberapa ayat lainnya. Kemudian ia pun mulai menaiki tangga. Peerlahan tapi pasti ia pun sampai di atas.
Ketika sampai di atas, Pak R berusaha berkomunikasi dengan 2 orang teman kami itu. namun menurut Pak R (diceritakan setelah kejadian itu), ketika diajak berkomunikasi, B dan D berbicara dalam bahasa jawa sangat halus. Hal ini jelas menyeramkan, karena B dan D bukan orang jawa.
Pak R pun langsung paham, jika B dan D "sudah dikuasai" oleh makhluk astral yg ada di sekitar situ. Ia pun duduk di tengah B dan D, di pinggiran bibir tower (yng dikemudian hari kami ketahui hanya setebal 4 cm). Pak R pun memegang dahi B dan D kemudian membaca ayat2 Quran.
Tiba2 (menurut teman2 saya lainnya, saya tidak melihat karena sedang menelpon Pak T yg sudah sampai di depan parkiran Dipo), dua sosok berwarna merah api mendadak keluar dari tubuh B dan D, kemudian melesat hilang terbang ke arah pohon beringin (?) di dekat bangkai2 kereta tadi.
Akhirnya B dan D pun siuman. Menurut cerita B, ia sangat kaget tersadar mendapati dirinya duduk di atas tower air, dalam kondisi hujan pula. Iyalah, dalam keadaan normal, siapa yg mau naik tower air, malam2, dan keadaan hujan deras pula?
Dan masih menurut cerita B, setelah siuman, ia ingat ketika ia keluar dari ruangan kru Dipo menuju Dipo bersama D, tiba2 ruangaan dipo mendadak gelap gulita seperti mati lampu (padahal pas kejadian, listrik di dipo tak pernah padam).
Dan pas kebingungan dalam gelap itu, menurut B, ia tiba2 didatangi sesosok pria tua berjenggot putih, yang menyuruh mereka ikut. Katanya selama mereka berjalan bersama pria tua itu, mereka seperti berjalan di tengah ramainya suasana pasar yg penuh dengan orang2.
B mengaku berjalan sekitar setengah jam, hingga sampai di sebuah rumah kecil berwarna putih. kemudian ia bersama D disuruh duduk di depan rumah itu, dan Pria tua itu menghilang ke dalam rumah.
Alih2 apa yg mereka kira mereka duduk di depan sebuah rumah, mereka ternyata terduduk di atas bibir tower air. Mereka tidak pernah bisa mengingat kapan mereka menaiki tower itu. Mereka baru tau ada di situ setelah disadarkan pak ustadz R.
Akhirnya, dengan dibimbing teman2 kami, Pak Ustadz R, dan kru Dipo SMC, B dan D dipapah menjauhi tower air. Dan menurut cerita mereka (saya tidak ikut mengalami, karena ada di parkiran dipo bersama Pak T), ketika mereka berjalan dari Tower air ke Dipo...
.. yg berjarak sekitar 100 meter, tiba2 tercium bau bunga melati dan dari arah kereta KRD yg mangkrak di sebelah pohon beringin berhamburan anak2 kecil bertelanjang dada, kurus, dan gundul berlarian di sekitar mereka. Posisinya kira2 di sekitar foto ini.
Mereka berusaha menarik2 kaki B dan D, berusaha memisahkan 2 orang tadi dari pegangan Pak ustadz R dan kru dipo. Terjadilah tarik2an antara anak2 ghaib tadi dan Pak R. Pak R kemudian meminta air mineral ke salah seorang teman kami,
Air mineral itu ia bacakan beberapa doa dan ayat Quran, kemudian ia minum dan ia semburkan ke arah anak2 kecil itu. Mendadak mereka kabur berhamburan sambil berteriak2 kesakitan menjauhi B dan D, menghilang kembali ke arah pohon beringin(?).
Akhirnya, B dan D berhasil dinaikkan ke mobil Pak T, dan Pak Ustadz R memberikan sisa air mineral yg tadi dia pakai untuk mengusir anak2 kecil ghaib. "Berikan pada mereka, sesampai di hotel ya dek", begitu pesan Pak Ustadz R.
Kami pun pamit pada kru Dipo SMC, dan dalam keadaan basah kuyup, lelah dan masih ketakutan, kami dibawa Pak T kembali ke hotel kami di sebrang kolam Polder stasiun Tawang. Sesampai di hotel, B dan D langsung tidur karena kondisi badan mereka demam.
Esok harinya, kondisi B dan D masih panas, dan akhirnya mereka tidak ikut upacara Syukuran dan peresmian lokomotif BB 20029. Dan kami pun sepakat dengan para kru dipo untuk tidak menceritakan kejadian malam itu pada siapapun ketika acara syukuran berlangsung.
Tapi akhirnya, kejadian malam itu harus dilaporkan kepada Pak Yatno (kalo tidak salah ingat namanya) kadipo Lok SMC pada masa itu. dan Pak Yatno bersyukur bahwa peristiwa itu tidak sampai berakibat fatal. Pak Yatno pun bercerita bahwa Dipo SMC memang angker dari dulu.
Menurut pak Yatno, di Dipo SMC dari dulu memang tidak boleh sampai ada rame2 memutar musik keras2 atau ngobrol sambil tertawa keras2. Karena "penghuni" Dipo akan merasa terusik, dan kemudian berusaha mengganggu orang2 di sekitar dipo.
Demikian pengalaman mistis yg sudah terjadi 12 tahun yang lalu itu. Dan sampai sekarang, menurut teman2 railfans Semarang, Dipo SMC ini masih saja angker, apalagi setelah ada PLH (kecelakaan) Gubug.
Janji cerita kisah Dipo SMC sudah saya penuhi ya, @SovietFoxtrot @veilnebulae ☺️
Foto2 yg saya pakai untuk memperjelas cerita adalah milik masing2 fotografernya, semua railfans teman2 saya, beberapa sudah ada watermarknya. Foto tower air Dipo SMC malam hari adalah foto Yunarto Prabowo (tidak ada watermarknya). Difoto sehari setelah kejadian (malam Minggu).
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Mas Pur
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!