Profile picture
Kurnia BijAKSAna @bijaksanaaa
, 79 tweets, 13 min read Read on Twitter
[LONG THREAD]
MAU KULIAH DI LUAR NEGERI DENGAN BEASISWA LPDP?

part 1: is it good for you?
thread ini dibikin atas banyak request di sosmed saya.
Sama sebagai summary atas pengalaman saya dan berbagai pertanyaan anak2 muda semacam "kak gimana biar keterima LPDP?" dan segala macamnya
Disclaimer:
Thread dibikin atas:
1. pengalaman pribadi saya dan beberapa orang di social circle saya
2. informasi yang beredar
3. rentang waktu 2015-2017 saat saya menempuh studi di luar
Disclaimer part 2
Di thread ini saya mau membahas "bad side" nya dulu.
Dan saya akan banyak melakukan generalisir.

Banyak baiknya, banyak awardee dan alumni yang baik. tapi yang "buruk" juga ada.
Utk rekan2, mohon maaf kalau ada yg tersinggung. Don't worry, I'll use nama samaran
Let's start

Beasiswa LPDP pasti sudah cukup terkenal di kalangan anak muda usia 20-30an
Saya sendiri kenal beasiswa ini di tahun 2013 pas kuliah tingkat 3, dan berhasil mendapatkannya di tahun 2015...6 bulan setelah lulus S1
And to be blunt from the start:
Many of us awardees and alumni are super super super privileged people. Kami diberi begitu banyak privilege dari negara

..
..
..
But some of us may not deserve them at all
Bayangin:
anak muda, baru lulus S1...
1. Dibayarin kuliah ke luar negeri
2. Dikasi uang saku gede banget (kalo dirupiahin, berkisar 12-20 juta bergantung negaranya)
3. Tiket bolak balik dibayarin
4. Uang buku dikasi (mostly buat jajan, d kampus saya perpus lengkap banget)
5. Di Indonesia,dianggap "mantu idaman", "pembawa solusi bagi Indonesia" dan segala macam
6. Kesempatan travelling sana-sini
7. Some dapat kenalan sama cowok/cewek ganteng/cantik di luar sana
8. Dan lain2
@ariodean silahkan mau nambahin apa lagi kenikmatan sebagai penerima LPDP?
Begitu selesai studi dan pulang ke Indonesia...kami diberi:
1. Pelatihan mau jadi profesional, akademisi, entrepreneur, dll
2. Disambut dengan acara megah, yang manggil tokoh2 terkenal
Dan lain sebagainya

Seriously, not all of us deserve this. Maybe I don't as well
Dengan segala macam fasilitas cihuy dan mantap tadi, apa harga yang harus kita bayar?
Negara memberi kurang lebih 1 milyar rupiah buat kita studi 2 tahun (yang studi PhD 3-4 tahun ya lebih)
Apakah kita mesti ngembaliin duit tersebut? not necessarily
Para penerima beasiswa diharapkan menjadi aset Indonesia.
Ribuan, mungkin nanti akan sampai ratusan ribu lulusan S2 dan S3 yang siap membuat Indonesia bersaing secara global.
Riset
Wirausaha
Profesionalisme
Politik
Ekonomi
dan lain2nya
...
Indonesia terkenal dengan sumber daya alam melimpah, namun sumber daya manusia yang masih kalah dengan banyak negara.
Salah satu visi misi LPDP adalah untuk menambah kualitas SDM

Lalu para lulusan LPDP juga tidak hanya harus pintar den berprestasi, tapi juga mengembangkan orang
Salah satu skenario ideal gini:
si Jek dri desa Z yang mayoritas penduduk bermatapencaharian petani, kuliah di negara Y jurusan bioteknologi lalu kembali memberdayakan masyarakat desa Z untuk gak hanya menjual hasil tani, tapi dibikin jadi makanan enak sehingga nilai jualnya naik
Atau gini
Mas Jo setelah belajar pemrograman dan financial di Amerika kembali ke desa Y untuk mengembangkan aplikasi jasa finansial agar rakyat kecil di desa Y gak kena jerat lintah darat
ataaaauuu...
Si Rio melakukan penelitian tentang persenjataan modern lalu hasil penelitiannya dipatenkan dengan kerjasama sama PINDAD

...dan contoh lainnya, setelah 3 contoh, i think you got the picture right?
Kenyataannya?
Some reality check
(DISCLAIMER LAGI! ini generalisir dan meng-highlight contoh jelek ya, contoh yang baik banyak, tapi memang gak dibahas di thread ini)

@ariodean nanti bisa nambahin mungkin
1. Kuliah di luar neger "seadanya" males2an, ngerjain ini-itu setengah2. banyak party, nge-bar, having fun...akhirnya nilai pas2an
2. Jalan-jalan pamer panjat sosial
3. Ngemodusin adek kelas yang mau nanya ttg kuliah di luar negeri
...
in short, panjat sosial berlebih
4. Pacaran/nikah sama orang sana --> gak salah sih. yang salah kalau udah gak mau kembali ke Indonesia
5. Cari kerja di luar negeri, lalu gak mau pulang --> ini agak abu2 sih, dan agak panjang kalau dibahas. Mari kita bahas bagian ini sambil nunggu tambahan dari @ariodean
Kalau konfirmasi ke penerima beasiswa yang tua2 (angkatan2 awal) memang katanya gak ada klausul perjanjian "harus kerja di Indonesia" habis lulus.
Tapi kalau ke angkatan muda (yg intake sejak 2016), ada klausul, harus berbakti pada negeri selama 2n+1 masa studi...
L
lalu memang ada beberapa yang sudah minta izin ke pihak LPDP, bilang kalau dia minta izin kerja di perusahaan luar negeri dulu sebelum pulang, alasannya ini, itu..ada yang diterima, ada yang nggak.

But in general, penerima LPDP dibayarin studi tu sebagai investasi buat Indonesia
Here's where things got interesting:
Selama sy studi dulu, g jarang saya dnger dri fellow awardee kasus kyk gini:

*liat berita jelek dr Indonesia
*bilang "g nyaman" di Indonesia, mending di (eropa,amerika,dll)
*banding2in fasilitas umum d luar negeri & Indonesia (yg beda jauh)
*di sini enak, g kaya di Indonesia
*gw g nyaman sama kondisi di Indo
*ah gw jadi takut balik ni
*pengabdian kan gak mesti pulang ke Indo
*gw cari kerja di sini aja, gajinya gede
*lulusan S2 d Indo ma overqualified, susah cari kerja

...contoh pikiran2 "jahat" penerima LPDP
tadi adalah alasan2 banyak yang gak mau "pulang" ke Indonesia setelah selesai studinya dengan LPDP.

Saya masih bisa terima alasannya kalau "mau PhD mumpung ada topik sesuai sama tesis"
atau "kerja nyari pengalaman, kebetulan pengalamannya berpotensi bisa dimanfaatkan d Indo"
Intinya gini:
Most of "bad" LPDP awardees choose not to go back to Indonesia, krna bsa dbilang keenakan di luar negeri.

(disclaimer: saya blgg bad bukan bearti jelek, krna saya gak nemu kata yg cocok aja, dan ingat, ini thread utk membahas sisi jelek ya. yang bagus banyak kok)
Lalu yang balik ke Indonesia...gak semua juga langsung ngasi kontribusi buat indonesia. Paling gak gak terlihat immediate intention nya

Biasanya sampai Indo lgsg kerja di MNC, dengan gaji significantly higher daripada temen2 seangkatannya dulu
terus udah deh... ilang
kerja aja di perusahaan asing.
Well, I cannot really judge them, dan gaada jaminan saya gak bakal gitu juga.

Meanwhile, masih menunggu tambahan dari @ariodean
In my humble and a little bit subjective opinion, selayaknya yg dapat privilege dari negara tu ya mengembangkan negara

Kalau g bisa jadi entrepreneur ya coba aktif volunteering
atau occasionally ngasi seminar
atau nulis buku
atau kalau gaji udah gede bantu invest di sociopreneur
Intinya ini point pertama yang mau saya kasih:
"Dapat beasiswa LPDP = menerima privilege yang banyak, tapi harus siap untuk mengabdi dan bekerja keras untuk Indonesia. Jangan malah "kabur" ke luar negeri tanpa alasan yang jelas"
sekarang ke poin kedua
ini yang akan saya emphasize ke adek2 mahasiswa dan SMA

"Mau dapat LPDP means work your ass off!"
Gini. Kita mulai dari kerja keras sejak sebelum dapet beasiswanya
Per 2015, kurang lebih syaratnya LPDP tuh gini (sekarang mungkin beruba, tp mungkin gak banyak)
1. IPK 3.0
2. IELTS 6 (atau TOEIC dan TOEFL berapa gtu yang equivalen)
3. ada surat rekomendasi
lain2nya:
1. perlu bikin essay paling gak 2 ttg mau kontribusi apa buat indonesia, sama pencapaian terbesar dalam hidup
2. (kalo gak salah) skrg ada tes apa gtu
3. wawancara
4. LGD

jadi paling gak perlu nyiapin itu semua
kalau kalian cuma nanya ke kakak2 awardee dan/atau alumni sekedar "kak bagi tips dong buat keterima lpdp"
Here's my 2 answers
1. kalian belum siap menerima beasiswa lpdp
2. no tips. Just fulfill the requirements
1. semua syarat udah ada di website lpdp, and you don't even bother read that? that's why saya bilang belum siap
2. Paling gak dapetin IPK 3, IELTS 6 dulu..kerja keras lah di situ. nanti masalah wawancara atau essay mau tanya baru kita bisa diskusi
DISKUSI YA! bukan bearti saya beri pencerahan lalu 100% keterima LPDP

Meanwhile ini tambahan dari mas @ariodean
oke lanjut.
Untuk IPK 3 gak mudah
IELTS 6 juga kudu effort
dapet surat rekomendasi berarti harus menunjukkan hasil kerja baik dan cukup utk menyenangkan dosen (atau bos kalau udah kerja)
Lalu bikin essay.gak asal2an macem ngarang cerpen
Utk bikin essay, pertimbangkn gini
posisimu apa merujuk pd jurusan kuliah atau profesi yang sedang dijalani
keahlianmu apa
apa yang dibutuhkan /bisa diimprove di indonesia
bagaimana dengan belajar di luar negeri sesuai dengan profesi/keahlian bisa jd hal positif utk indonesia
Lalu ceritanya luluslah seleksi pertama (administrafif, yang barusan kusebut)
Datanglah seleksi kedua...wawancara dan LGD

(mungkin taun ini ada tambahan atau perubahan ya, sesuaikan aja)
apa artinya ke dua hal ini?
LGD = leaderless group discussion
kalian dikumpulin, dikasi masalah yang complicated. Lalu disuruh diskusi bareng nyelesaiin masalahnya utk menilai bgmn kalian behave di depan orang. respect, leadership, dominance, kesopanan, perhatian, dll
are you good enough on those aspects?
apakah kalian sudah bisa berpikir kritis namun masih bisa menghargai pendapat orang lain?
apakah kalian bisa memutuskan sebuah masalah yang notabene baru didengar 5 menit yg lalu bersama org yg baru ketemu 10 menit yg lalu?
semua dalam tekanan "harus ada solusi" di bawah 30 menit
think deeply about that. Basically LGD itu simulasi dari ribuan diskusi serupa yang akan dihadapi di masa kerja nanti, atau saat kalian jadi akademisi, atau saat jadi pebisnis, politisi, whatever.
..
..
..
dan skrg wawancara. Ini bakal agak panjang karena pernah ada isu menarik
Seperti @ariodean bilang, LPDP tu kayak kiper, pas bagus kurang diapresiasi, pas blunder dikata2in.

Somewhere tahun lalu, inget ada masuk berita ttg wawancara LPDP yang dinilai gak etis?
Nanya SARA, ada non-hijaber mau jadi designer busana muslim and all?
Lalu ada yang bilang wawancara terlalu menekan, ada isu SARA, lalu yang "agak pribadi" semacam "mau nikah sama bule ya?"

Sebelum membahas lebih dalam, saya tahu, sebagai pria muslim keturunan jawa agak kurang tepat kalo saya ngomong SARA, tapi point nya bukan di situ
point saya adalah: hal tersebut termasuk wajar (oke bukan saya condone such act) tapi di mana2 manusia bakal cenderung gitu. Sebagus2nya instansi, pasti ada aja oknum yang kayak gitu. Sengaja gak sengaja, dengan atau tanpa niat buruk
point saya adalah: Steel your soul!
Kuatin mental. Kalau memang dirasa ofensif, berani melawan.
Percayalah, di dunia nyata nanti, gak jarang bakal nemuin yang lebih parah dari sekedar pertanyaan SARA atau sexist
to be honest, saya pernah ngejudge orang yang ada di berita tsb. Ada semacam pikiran "apa sih itu biasa kali"
I was being insensitive, indeed. Tapi itu cuma pikiran selewat aja. yang penting saat itu gak saya kemukakan dan saya gak ngelakuin apa2. biasa silent reader
ok, kembali ke point nya. bahwa kalau mau menerima beasiswa LPDP ya harus melewati fase tersebut. fase wawancara yang mana ada chance untuk oknum bertindak kurang pantas. ITU
chance nya? 1%, 5%, 10%, bisa kecil bisa besar, tapi ADA. regardless your background
Saya juga dapet kok pertanyaan2 yang aneh2 saat wawancara. tapi yaudah saya orgnya agak muka tebal dan gak pekaan jadi yaudah dianggap pertanyaan biasa aja.

oke habis wawancara...lanjut ni ceritanya keterima LPDP.. Horeeee
So what's next? Ada PK, ada persiapan nyiapin visa, paspor, koordinasi sama universitas di luar negeri (atau dalam negri) segala macam.
Poin2 ini menurut saya gak perlu dibahas lah

lalu biasanya adaaa...
ketemuan sama temen mulai dari SD sampe rekan kerja buat farewell-an
Di sini menurut saya mental mulai diuji

Bayangin gini:
1. post di sosmed "kyaa alhamdulillah keterima LPDP, USA I'm coming"
2. pada ngasi selamat. mulai dari teman, keluarga, mantan, pacar, pacarnya mantan, mantannya pacar, temen, adek kelas, kakak kelas, bos, kolega, dosen dll
3. mulai banyak adek kelas nanya "kak keren banget bisa dapet LPDP, kasi tips dan trik dong"
4... dan euforia2 lainnya yang bikin idung terbang. pokoknya pada saat itu kalau mau panjat sosial gampang banget
ya gak, @ariodean ? hahaha
lalu berangkatlah para ank muda k negeri nun jauh di sana
membawa harapan dan mostly kebanggaan .

Sesampainya d sana (amerika, australia, eropa, jepang, korea, whatever lah) mulai terkesima...pemandangannya bagus euy. hidup mudah euy. cuacanya enak euy. dan euy euy lainnya
seminggu kemudian...the real struggle begins
*Kuliah di sini kok gini amat ya?
*Ni tugas gua mesti belajar dari mana?
*Aduh ini gua ga pernah baca sebelumnya
*Ni topik macem apa?
*Aduh ini baca 3 paper segini seriusan?

dan berbagai shock2 lainnya
belajar di sana gak kayak belajar di kampus2 sini.
Kalau gak lebih susah, paling gak sistem belajarnya beda jauh

Tambah lagi culture shock, tambah lagi jauh dari keluarga, tambah lagi iklim yang berbeda jauh

do you think you can handle those?
Lalu setelah 2 tahun berdarah2 kayak tadi..kembalilah ke Indonesia..
Apakah di Indonesia bakal disambut bak raja?

N O
NO
N O
NO
BIG NO

apa yang menunggumu di Indonesia? selain keluarga...unemployment
walaupun IPK mu di sana gede (let's say di atas 3.5...padahal di jaman S1 dapet 3 aja empot2an) balik ke Indonesia ya nganggur dulu (kecuali some cases yang sudah berkoneksi dengan lihai dan yang sudah mmpersiapkan dgn matang)
NAH MAU DAPAT 3.5, d negara asing, dgn kondisi agak kurang menguntungkan...apa bisa dgn leha2?
Modal international dinner sm temen dr arab, india, jerman, pakistan
atau ikut ngeksis sama PPI sono (semacam himpunan pelajar Indonesia)
Cuma gitu aja emang bisa bikin akademik lancar?
ITUPUN BELUM CUKUP!
akademik "agak keren" aja belum cukup...ujung2nya jadi unemployed begitu sampe Indonesia. Kenapa?
Bayangin gini...
Jek, 25 tahun, alumni LPDP S2 di US. Jurusan teknik mesin
Jon, 25 tahun, lulusan S1 teknik mesin UI, pengalaman pernah kerja di perusahaan otomotif 1.5 tahun

Jek dan Jon ngelamar kerja di perusahaan multinasional..anggap aja perusahaan mobil eropa.

Mana yg bakal keterima?
Sbg HRD perusahaan, most likely Jon. Kenapa? dia puny lbh banyak pngalaman praktis. Mulai dari operasi software industri, bergaul sama kolega beda usia, pembawaan diri secara professional, dll (contohnya)

dan S2 kan cenderung "besar" gajinya. Ya buat company kurang ekonomis dong
Intinya lulusan S2 LPDP banyak yang:
1. kurang pengalaman kerja
2. kurang keterampilan praktis
3. kurang koneksi (iyalah 2 taun d luar Indonesia cooy)
ditambah lagi ada perasaan dari company utk stay economic, susah deh lo dapet kerja
Kalau yang udah kerja dulu (misal lulus S1 kerja 2-3 taun lalu dapet LPDP) pas pulang mungkin bahkan boosted banget karirnya. Nah yang anak2 muda kan udah saya kasi tau td contohnya

Makanya saya tanya di awal thread: is LPDP good for you?
Nah di sini godaan mulai muncul. Di beberapa kasus di luar negeri sana, kalau thesisnya bagus, akademiknya mantap, atau kenal dosen, bakal ada tawaran kerja di perusahaan sana.
Ngiler gak tuh kira2?
nggak ngiler? yakin?
Gaji engineer di Indonesia, fresh graduate berkisar antara 6-15 juta tergantung engineer apa dan di company mana
Di Eropa? kalo dirupiahin mungkin fresh graduate 30 juta jek!
Yakin gak ngiler?

Di eropa, pembayar pajak (cthnya karyawan) dapat asuransi kesehatan FULL gratis
Biasanya, yang punya gelar master, gelarnya kan aneh2. Misal: Human-computer interaction. Robotic engineering. Reservoir engineering. Nanotechnology. European Law. Asian anthropology. Middle east studies. Di Indonesia hampir gak ada lowongan kerjaan sesuai gelar gitu
Nah di negara tempat studi sering ada lowongan yang pas banget dengan gelar master yang diraih.
1. gaji gede
2. asuransi
3. kerja sesuai bidang/passion
4. tambah lagi: fasilitas hidup enak

MASIH YAKIN GAK AKAN TERGIUR UNTUK GAK PULANG???!!
ehm tambah 1 lagi
5. di Indonesia susah dapet kerja, apalagi yang sesuai sama bidangnya
Beberapa orang jempolan memilih yaudah jadi entrepreneur aja. Bikin startup atau bisnis berbasis apa yg mereka pelajari di luar sana...saya appreciate bahkan kadang iri sama mereka

tapi out of ribuan, orang yg gtu berapa sih? paling puluhan. seratus sekian maksimum.

Sisanya?
Point ke sekian thread ini:
Jadi awardee LPDP (apalagi yang freshgrad) berarti kerja keras selama bertahun2 di sana, lalu balik sini harus kerja keras lagi utk sekedar dapet kerja
Paling gak mesti belajar nyari koneksi, cari dan pelajari skill2 praktis yang diperlukan, belajar how to behave, dan segala macamnya.

In short, kalian keluar dari zona nyaman, tapi menuju ke zona yang jauh lebih tidak nyaman
Sum-up sedikit dulu takut ada yang kelupaan karena threadnya panjang. saya juga biar gak terlalu ngalor ngidul
Jd awardee LPDP berarti:
1. Kerja keras dr sebelum lulus S1
2. Kerja keras mmprsiapkn IELTS/TOEFL/TOEIC
3. Kerja keras mmprsiapkn essay LGD,wawancara dll
4. Kerja keras dpt nilai akademik bagus d luar negeri
5. Kerja keras mnyesuaikan diri dengan iklim kerja Indonesia saat pulang
6. Rela me-lapur-kan gaji besar, fasilitas enak, kerja sesuai bidang dengan mudah dll di luar negeri demi negaramu sendiri
7. Rela lebih dari sekedar "kerja" aja, tapi juga berkontribusi buat kemajuan Indonesia

apalagi ya..
minta tolong mas @ariodean lagi buat nambahin
Intinya, bnyk org Indonesia yg udah kerja capek2, lalu sebagian dri hasil keringatnya diambil sebagai pajak. Significant amount of that pajak (pokoknya skalanya triliunan rupiah) dipakai buat membiayai para penerima LPDP...dengan harapan setelah menerima beasiswa jadi aset bangsa
Kalau sdah keterima, ya kagok edan-in langsung bagusin sekalian bikin prestasi yang fantastik. jangan leha2 dan "asal lulus". Jangan lupa bikin koneksi yang bermanfaat selama di luar sana..siapa tau berguna ke depannya
Kalau sudah lulus, tetap persiapkan diri untuk
1. berkorban. gak apa2 gak hidup enak di luar sana demi Indonesia
2. kerja keras lagi. mau untuk kerja, jadi pengusaha, jadi akademisi, dan lain2nya
JADI, SEBELUM MEMUTUSKAN MAU IKUT BEASISWA LPDP ATAU GAK, PIKIRKAN HAL-HAL DI ATAS
sebelum nanya ke penerima beasiswa "kak bagi tips keterima dong" atau "kak gimana caranya ini, itu"
pikirkan dulu, apakah beasiswa LPDP adalah beasiswa yang sesuai dengan dirimu?
Please pikirkan matang-matang. Saya sebagai alumni dari angkatan agak tua berharap penerus penerima LPDP nanti adalah orang yang berkomitmen buat Indonesia jadi lebih baik.
Kalau gak seluruh Indonesia paling gak daerahnya dulu deh. atau paling gak neighborhoodnya sendiri deh
Threadnya segini dulu. next time sy mgkn akan bikin part 2 mengenai enaknya dan kesempatan apa yang bisa diperoleh dengan LPDP.

utk @LPDP_RI
mohon maaf namany saya comot. Kalau ada informasi yg salah mohon klarifikasinya.

yg mau diskusi/debat,asal masih civilized, saya layani
ini ada lanjutannya yah
silahkan dicek

Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Kurnia BijAKSAna
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!