Saya menelusuri sumber orang-orang yang ngotot Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 6 September 1944. Ternyata bersumber dari bukunya M. Zein Hassan, berjudul Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri. Aneh memang kenapa justru merujuk ke buku ini. 
M. Zein Hassan berdinas di Kementerian Luar Negeri (dulu pake Departemen) & ketika pensiun menulis buku tersebut. Dia adalah pelaku sejarah selain sebagai diplomat. Bukunya diberi sambutan oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik. Selain itu beberapa tokoh seperti Nasution dan Natsir
M. Zein Hassan paham betul bahwa untuk dinyatakan sebagai sebuah negara, maka negara yang baru berdiri diakui negara lain. Ini adalah kaidah hukum internasional, bukan kaidah liqo' tentunya. Maka yang beliau ceritakan adalah proses diplomasi dan pengakuan negara di Timteng
Mengapa Timteng? Bukannya negara di Eropa ada juga yang mengakui Indonesia seperti Vatikan? Simpel jawabannya, karena posisi M. Zein Hassan saat itu di Mesir, sehingga menceritakan apa yang dia alami selama di Mesir dan pertemuan dg negara-negara di Timur-tengah waktu itu
Dengan cermat M. Zein Hassan menulis apa yang ia ketahui sejak sebelum proklamasi hingga proses pengakuan negara-negara di Timur-tengah. Tak lupa, peristiwa-peristiwa yang berkaitan dg hal itu. Bahkan makan malam saja dia tuliskan detail dg foto menunya.
Karena masalah pengakuan negara lain itu adalah teknis hukum internasional, maka M. Zein Hassan tidak gegabah menuliskan kronologis pengakuan terhadap Indonesia, melainkan dg runtut. Memang di dalam buku ini dia membagi pengakuan de facto dan de jure.
Soal de facto dan de jure, bisa dibaca langsung pada buku tersebut. Saya akan masuk ke isu utama masalah pengakuan Palestina yg menurut sebagian orang yang tidak bisa menyebutkan sumber sejarahnya, terjadi pada 6 September 1944.
Di halaman 40, M. Zein Hassan menuliskan peristiwa yg ada pada 6 September 1944, di situ tertulis Mufti Palestina memberikan ucapan selamat kepada Alam Islami, bertepatan dg 'pengakuan Jepang' atas kemerdekaan Indonesia
1. Pernyataan selamat dari mufti Palestina, menyatakan selamat berbeda dg pengakuan, jadi tidak ada akibat hukum
2. Tidak ada dalam sejarah bahwa Jepang mengakui kemerdekaan Indonesia 6 September 1944, Indonesia saja merdeka 17 Agustus 1945.
2. Tidak ada dalam sejarah bahwa Jepang mengakui kemerdekaan Indonesia 6 September 1944, Indonesia saja merdeka 17 Agustus 1945.
Jangan berhenti pada halaman 40 saja, buka halaman 161. Setelah berita yang disiarkan pada radio di Berlin, dibahas Kongres Pan Arab. Tapi berita yang disiarkan oleh mufti Palestina bahwa Jepang mengakui kemerdekaan pada 6 September 1944 itu TIDAK BENAR. Jadi pengakuan dari mana?
Selain itu, kalau pun ada pengakuan, perlu dicek dan ricek dengan sumber di luar buku ini untuk tahu apakah memang ada catatan lain mengenai pengakuan tersebut. Jangan hanya pakai praduga, kayaknya, trawangan, ngastral, dan sebagainya yg tidak ilmiah.
Moral of the story, jangan malas membaca dan kudu cermat baca kalimat demi kalimat dari buku yang situ baca. Sekianlah.
