- A THREAD -
#bacahorror #bacahoror #horror #ceritahorror
Mbakyu & Anton sempet pandang-pandangan. Muncul sedikit rasa bingung dan takut. Rawan yang kaya apa maksud Pak Radit?
Pas kami muter-muter, kami berhenti di satu warung. Semacam warteg gitu sih. Terlihat kumuh dan bangunannya jelek gitu. Lampu terasnya mati dan yang paling bikin creepy ada kucing item yang berdiri di depan pintu warteg ngeliatin kami tanpa kedip.
Tri jawab 'hah, kucing mana?'
'itu yang di depan pintu' kata Mbakyu
'nggak ada ah. Salah liat kamu' jawab Tri
Mbakyu diem. Masa Tri nggak bisa liat kucingnya?
'ngaco kamu Ton. Dari tadi Pak Radit sendirian. Nggak ada sapa-sapa' kata Tri.
Mbakyu nyamber 'tadi aku juga liat kucing di depan warteg'
Mbakyu sama Anton liat-liatan. Kami tahu ada yang nggak beres dari lokasi KKN kami. Tapi kami nggak punya pilihan lain karena waktu yang mepet.
'Beneran ada kucing kan. Aku nggak bohong' sahut Mbakyu
Ngajak bercanda ini Hendra. Mbakyu melirik Anton yang cuma tersenyum kecut sambil memegang tengkuknya. Pas itu Mbakyu sadar, KKN ini nggak bakal gampang.
Pas Pak Radit mengajak kami ke warteg itu untuk kedua kalinya Anton berbisik 'tuh, cewek yg kemarin nemenin Pak Radit. Lagi di deket pintu tuh. Liatin kita'
#bacahorror #bacahoror #horror #ceritahorror
Mbakyu celingak-celinguk. Mencoba mencari cewek mana yang dimaksud Anton dan Mbakyu cuman kucing itemnya aja.
'Sembarangan lu Ton. Gak ada cewek. Cuma kucing aja. Udah yuk masuk' Mbakyu menarik tangan Anton masuk ke warteg
Tempelan-tempelan pada dindingnya banyak yang usang dan hampir copot. Catnya sudah mulai pudar.
Di pojok, ada drum besar yang tertutup. Sampai sekarang belum ada yang tau fungsi drum itu.
Muncul sedikit rasa takut, karena bangunan ini membuat bulu kuduk merinding. Terlebih jika malam
Pemiliknya, Pak Trisno terlihat kerepotan melayani pelanggan yang berdatangan.
'Rame ya warungnya.' celetuk Adi sambil berkeliling warteg.
Aneh banget.
'Aw! Siapa nih yang iseng narik rambutku?'
Temen-temen Mbakyu diem kebingungan.
'Wey, dari tadi kami diem aja. Perasaanmu doang kali' Tri ngegas.
Mbakyu sadar banget kalo ada yang narik rambut. Nggak mungkin cuma perasaan doang. Tapi Mbakyu diem aja karena takut bikin ribet yang lain.
Mungkin dia lagi berantem sama pacarnya, pikir Mbakyu.
Mbakyu, panik. Tri dan Anton berusaha menyadarkan Adi.
'Duh, gimana nih, Adi nggak bangun-bangun. Badannya juga dingin banget nih.' seru Tri.
Pas keluar rumah Mbakyu liat cewek cantik berdiri nggak jauh dari rumah. Cantik banget ceweknya dan lagi senyum.
Mbakyu merasa, senyumnya dia punya arti.
Setelah Mbakyu liat penampakan cewek cantik di deket rumah, Mbakyu kabur ke rumah Pak Radit. Walaupun agak takut sama cewek tadi, keselamatan Adi tetep jadi yang utama. Untungnya Pak Radit masih di rumah, jadi bisa nolongin kami.
Sesaat setelah Mbakyu dan Anton setuju Pak Radit bilang
'Apa nggak sebaiknya saya panggil tetua desa ini aja, Mbak, Mas?'
'Adi kan pingsan, apa hubungannya sama tetua desa?' sanggah Anton
'Ya kan, karena ada apa-apa makanya lebih baik dibawa ke rumah sakit aja Pak.' kata Mbakyu
Pak Radit cuma geleng-geleng kepala saat melihat kami menggotong Adi ke mobil.
'Gue di mana ini? Gue mau dibawa kemana?' teriak Adi
Kami semua terkejut melihat Adi yang seperti orang kesetanan.
'Gue di mana? Mau dibawa kemana?' Adi masih berteriak kebingungan.
'Lo tadi pingsan, mau dibawa ke rumah sakit.' Tri menjelaskan.
'Ga mau. Gue mau di kamar aja.' Adi berlari keluar mobil dan masuk ke dalam rumah.
'Mbakyu, ikut aku sekarang.' Anton menarik tangan Mbakyu ke depan pintu.
'Apa sih Ton, aku mau bantuin Adi sama Tri.' Mbakyu berusaha melepaskan diri.
Mbakyu tertegun, cewek yang tadi pagi masih disitu, masih tersenyum tapi sekarang ada kucing hitam yang menemaninya. Kucing hitam sama yang Mbakyu liat di warteg.
'Siapa tuh Ton?' tanya Mbakyu.
'Siapa dia?' desak Mbakyu
'Aku nggak tau. Tapi firasatku bilang kalo dia yang bikin Adi histeris kaya tadi.'
Saat Mbakyu menutup pintu, tiba-tiba Pak Radit datang bersana kakek-kakek yang terlihat panik.
'Mbak, ini Kakung udah dateng. Biarkan kami membantu Mas Adi, Mbak.' serunya.
Mbakyu mempersilakan mereka masuk.
'Adi kenapa, Pak?' tanya Tri nggak sabar.
'Sabar nggih Mas, sedang saya bereskan ini.' Kakung masuk ke kamar dan menutup pintu.
Kami bertiga saling pandang dengan wajah cemas dan panik.
'Biasa gimana pak? Temen saya kenapa?' Tri setengah berteriak.
'Saya juga nggak tau Mas. Mungkin Mas Adi kesurupan.' kata Pak Radit
'Ini cewek yang sama saat kita pertama kali kunjungan ke warteg Pak Trisno.' tambah Anton
Kakung menjelaskan bahwa Adi baik-baik saja dan saat ini sedang beristirahat. Kakung berpesan agar kami memberi perhatian lebih pada Adi dan jangan meninggalkannya sendirian.
'Jangan lupa selalu kunci pintu dan jendela setelah maghrib ya. Kami pulang dulu.' Kakung meninggalkan kami dengan seribu tanya.
Pak Trisno sengaja menutup wartegnya selama satu minggu agar proses renovasi berjalan dengan baik.
Dengan tegas Pak Radit tidak mengizinkan.
Dan semua rahasia ini akan terbuka saat hari terakhir KKN kami.
Pertama, cat tembok yang sudah dibeli Anton tiba-tiba hilang dan membuat panik seharian. Entah apa yang terjadi, tapi cat itu ditemukan di genteng warteg.
Pernah suatu hari Mbakyu membantu ibu-ibu yang kerepotan membawa belanjaan.
Ibu ini berlari menghindari Mbakyu. Hanya dua warga yang bisa kami ajak ngobrol, yaitu Pak Radit dan Kakung . Dua orang inilah yang selalu memastikan kami baik-baik saja selama KKN.
'Siapa yang ketawa?' tanya Mbakyu.
'Nggak tau.' Anton menggeleng.
'Ayo Ton. Udah nggak bener ini' seru Mbakyu takut sambil menaruh beberapa perkakas ke dalam tas.
'A.. ada cewek i..tuu.' Mbakyu terbata-bata.
Anton terlihat bingung, 'cewek siapa?'
'Nggak ada siapa-siapa di sini. Yang ada kamu jalan keluar sendiri tanpa ngajak-ajak aku. Trus tiba-tiba kamu diem mematung. Aku panggil-panggil kamu nggak jawab' Anton menjelaskan.
Dan Mbakyu melihat cewek itu berdiri di pojok warteg, dengan senyum manisnya.
Lanjut.
'Jangan tinggalin kami dong. Tri bilang kita bertiga nunggu di sini kan?' Mbakyu membujuk Anton.
'Ga bisa. Aku takut Tri kenapa-napa. Apalagi setelah kejadianmu tadi.' Anton pergi meninggalkan kami.
'Gila lo Ton, ninggalin mereka sendiri.' seru Tri
'Gue minta lo di sini, karena gue percaya lo bisa jagain mereka berdua? Lo tau kan mereka diincer sama penunggu warteg.' Tri marah.
Tri diam dan masuk ke kamarnya. Ada hal yang disembunyikan oleh Tri saat itu.
'Penunggu warteg apaan, Ton? Lo kan abis ketemu dia!' desak Adi.
'Gue ga tau coy. Gue baru ketemu sama dia di depan rumah.' kata Anton
Ada juga saat di mana pelanggan mengeluh 'Wah, nggak bisa ketemu Puput dong.' Mbakyu terheran-heran, karena selama ini tidak ada yang namanya Puput di warteg ini.
'Makan dulu Mbak, Mbakyu belum pernah cobain masakan saya kan?' bujuk Pak Trisno. Benar, Mbakyu belum pernah makan di warteg ini.
'Enak ya Mbak masakannya Puput. Makanya saya selalu ke sini. Selain enak, -c-
Lagi-lagi nama Puput disebut. Siapa sebenarnya Puput ini?
'Puput siapa ya Pak? Saya belum pernah ketemu dia sampai sekarang.' tanya Mbakyu penasaran
Mbakyu memusatkan perhatian. Aneh. Nggak terlihat yang disebut-sebut Puput. Hanya Pak Trisno dan anak laki-lakinya di sana.
'Mana Mas? Saya nggak liat lho.'
'Baru sesuap ini mas. Dan pertama kalinya.'
'Coba makan yang banyak Mbak. Nanti ketemu Puput. Saya duluan Mbak.' pelanggan ini pergi meninggalkan Mbakyu. Sesaat setelah pelanggan itu pergi, wangi bunga melati muncul.
'Mbakyu, Mbakyu!!' serunya.