, 50 tweets, 8 min read
My Authors
Read all threads
@bacahorror @InfoMemeTwit

#bacahorror #horror #ceritahorror #Spirituality #pengalamanspiritual #memetwit

A THREAD : Pengalaman pribadi sebagai anak indigo dan pelaku spiritual (Episode 8)

Untuk episode-episode sebelumnya bisa dilihat di tab likes profil saya yaa :D
Haloo! Bagaimana kabarnya? Bagaimana puasanya bagi yang menjalankan? Semoga senantiasa baik-baik saja ya :D
Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku di Candi Sumberawan, Malang. Bagaimana ceritanya? Kuy simak!
"Huh.. Membosankan", ucapku lirih sembari menghela nafas.
Suasana kelas saat itu memang hening dan membosankan. Bayangan hitam tinggi sedang mengawasi kegiatan perkuliahan membuatku semakin suntuk dalam menjalani perkuliahanku
"Putri, kamu minggu ini kamu free?", tiba-tiba handphone ku menyala dan menunjukkan chat dari temanku Az. Aku tetap diam mengamati handphone ku yang kemudian ada chat lanjutan dari Az, "Kalau kamu free, ayo kita jalan-jalan ke Candi Sumberawan."
"Candi Sumberawan? Dimana itu?", gumamku kemudian membalas chat dari Az . Seolah melupakan perkuliahanku yang membosankan, aku segera membuka aplikasi mesin pencari dan mencari sejarah tentang Candi Sumberawan.
Ah, lagi-lagi peninggalan kerajaan Singosari hanya saja berbentuk stupa, dan aku rasa candi Sumberawan merupakan peninggalan dari agama Buddha, dan aku teringat ketika masa SMA , guruku pernah menjelaskan bahwa Agama Buddha tidak mengenal candi.
"Candi itu digunakan untuk pendharmaan raja-raja serta tempat pemujaan umat agama Hindu di jaman dahulu, sedangkan Boroboudur bukan merupakan candi melainkan stupa.", tetiba suara guruku sejarah terngiang-ngiang dalam ingatanku.
"Ah, berarti ini namanya Stupa Sumberawan ya. Ah tapi terlanjur salah jadi aku sebut candi saja", gumamku.
Ketika aku hendak membalas chat dari Az mengatakan bahwa aku ingin pergi ke Candi Sumberawan tiba-tiba aku mendengar bisikan sesorang.
"Putri, hari ini kau datang bulan. Jangan pergi kesana."
"Kenapa?", jawabku spontan
"Ikutilah perkataanku, jangan pergi ke Candi Sumberawan ketika kamu datang bulan.", respon bisikan itu.
"Ah, apa boleh buat, aku harus menunggu seminggu lagi.", jawabku ketus
"Maaf nih, Az gimana kalau kita perginya minggu depan saja? Aku sedang datang bulan.", jawabku kepada Az melalui chat.
"Loh? Kok kamu tau kalau ada pantangan untuk tidak pergi kesana ketika ada wanita yang sedang datang bulan?", tanya Az.
"Aku tau dari internet.", jawabku berbohong.
"Putri! Kamu dari tadi berbicara sendiri saja, ada apa?", dosenku berteriak mengagetkanku
"Lah? Berarti dari tadi aku bicara sendiri dong!", gumamku kaget.
"Tidak, apa-apa bu!", jawabku ngelantur
Dosenku hanya menatap kebingungan sekaligus khawatir, dengan cepat aku memalingkan wajahku ke buku teks yang ada di meja ku dan menghiraukan perasaan beliau.
Waktu berlalu, di hari berikutnya , aku mendapat chat dari temanku yang berasal dari Sumatra bernama Christian . "Putri, kamu kuliah di Malang kan?"
"Ya. ada apa", jawabku via chat
"Kalau kamu ada waktu ayo meet up.", jawabnya
"Bagaimana kalau minggu depan? Sekalian ke Candi Sumberawan.", jawabku spontan
"Wah! Main ke Candi! Aku suka Candi! Ayo kesana!", jawabnya kegirangan
"Oke, fix ya kita kesana.", jawabku.
Aku dan Christian adalah teman , kami berdua bertemu di Facebook. Christian berkuliah di Surabaya. Aku lupa bagaimana kita bertemu, dan kami jarang berinteraksi. Kami baru berinteraksi secara intens ketika dia bercerita bahwa dia sering pergi ke Malang untuk refreshing.
Hari demi hari aku chattingan bersama Christian, dan lambat laun dia bercerita bahwa dia menderita depresi, dia juga sering melakukan self harm. Merasa iba , akhirnya aku mencoba membantu untuk menenangkannya melalui semedi.
"Orang depresi memang butuh bantuan medis sih tapi, anggap semedi ini sebagai penahan agar kamu tidak semakin depresi sebelum kamu minta bantuan medis.", balasku kepada Christian
"Kayaknya keren nih , semedi. Ajari aku ya!", jawabnya girang.
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Wakunya berkunjung ke Candi Sumberawan! Aku kegirangan bahkan aku bangun terlalu pagi saking girangnya. Akhirnya ku sempatkan diriku untuk pergi ke Staisun Malang Kota Baru untuk menjemput Christian.
"Aku tunggu kamu di dekat patung singa ya.", Az tiba-tiba mengirimkanku chat.
"Okayy.", jawabku.
Lalu berangkatlah aku menuju stasiun untuk menjemput Christian.
Setibanya di sana , aku segera mencari Christian. Setelah kami berdua bertemu, kami langsung mencari Az di dekat patung singa menggunakan sepeda motorku.
"Akhirnya ketemu juga nih!", jawabku ketika aku bertemu dengan Az.
"Oh, ya kenalin nih, ini temanku, dia orang Sumatra tapi sekarang dia kuliah di Surabaya. Namanya Christian.", ucapku sambil menunjuk Christian.
"Salam kenal, aku Christian!", responnya sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Az
"Salam kenal juga, aku Az!", jawab Az kemudian membalas jabatan tangan dari Christian
Melihat keduanya berjabat tangan, aku merasa ada dua aura yang berbeda dari mereka terutama pada Christian, energi spiritual di dalam tubuhnya nampak besar namun belum terasah . "Hmm, dia punya bakat juga nih.", gumamku.
Setelah berkenalan, kami langsung berangkat menuju Candi Sumberawan. Perjalanan yang sangat macet terutama di sekitar Singosari membuatku sangat kesal,namun aku berusaha untuk tetap sabar, terlebih lagi ketika Christian sangat tidak sabar untuk melihat candinya membuatku lega.
Kesan pertama ku ketika aku sampai disana adalah, kepalaku sedikit pusing seperti orang yang mabuk kendaraan. Aku merasa energiku sedang bertabrakan dengan energi spiritual di sekitar candi.
"Perasaan ini... Sama seperti perasaan waktu aku di Candi Badut.", gumamku sambil memegang kepalaku
"Putri , kamu tidak apa-apa?", tanya Az
"Nggak, nggak apa-apa.", jawabku
Aku merasa ditolak oleh leluhur di sekitar sini, namun penolakannya tidak se-vulgar ketika aku di Candi Badut, aku merasa lebih tenang disini terlebih lagi mendengar gemercik air sumber yang terletak di sekitar candi membuatku merasa sangat tenang.
Ketika dilihat-lihat, sepertinya Candi Sumberawan ini merupakan taman kerajaan bentuknya sangat indah.
Tak jarang banyak sekali sosok cantik layaknya bidadari berkeliling di sekitar candi, yah tapi tetap ada sosok hitam bertaring yang sedang berteduh di bawah pohon besar.
"Dimana-mana ya mesti ada saja sosok yang mengerikan.", gumamku.
Aku datang menghampiri Christian dan berbisik , "Kamu mau jalan-jalan dulu atau semedi?"
"Langsung saja bagaimana?", dia bertanya balik.
"Hmm.. nampaknya aku harus mencari spot yang bagus untuk bersemedi, tapi dimana ya?", batinku
Sekitar sepuluh menit aku berkeliling mencari spot yang nyaman dan teduh untuk bersemedi.
"Apa menghadap stupa ya? Hmm rasanya kurang pas.", batinku.
"Gimana kalau menghadap sumbernya?", tanyaku kepada Christian
"Ga apa-apa, aku nurut kamu.", jawabnya
Aku menyuruh Christian untuk mengikuti gayaku bersemedi dan tak lupa aku memberikannya kebebasan dalam menentukan posisi tangan saat bersemedi.
"Usahakan tenangkan pikiranmu ya. Tetap konsentrasi agar tidak kosong pikiranmu. Lupakan semua kejadian negatif yang menimpa dirimu.", pesanku padanya
"Oke.", jawabnya serius.
"Aku akan "mengantarmu" bersemedi sampai sepuluh menit nanti kamu lanjutkan sendiri, tenang saja aku tetap mengawasimu dari belakang.", ucapku
Setelah itu kami bersemedi, sepuluh menit kemudian aku menyelesaikan semediku dan beranjak pergi sambil mengawasi Christian.
Sembari mengawasi Christian dari kejauhan, lagi-lagi aku mendengar sayup-sayup bisikan . Aku tak begitu mendengar bisikan itu jelas namun , aku menangkap inti dari bisikian itu yakni, aturan ketika berkunjung ke Candi Sumberawan.
Wanita yang sedang datang bulan tidak disarankan untuk masuk ke area candi, jangan berkata atau bertindak yang melanggar norma, dan lain sebagainya.
Belum selesai aku mendengarkan bisikan aturan itu, aku melihat ada seorang wanita berpakaian ketat sedang memasuki candi.
Wanita itu nampak merasa kesakitan, dia terus memegang kepalanya dan berjalan sempoyongan. "Ada apa?", tanya Az
"Ada yang ga beres nih.", jawabku curiga
Dengan cepat aku menghampiri wanita itu bersama rekan laki-lakinya kemudian bertanya, "Ini mbaknya kenapa, Mas?"
"Ga tau nih, tiba-tiba sakit setelah masuk sini.", jawab laki-laki itu khawatir
"Waduh, jangan-jangan mbaknya melanggar aturan disini nih.", gumamku curiga
"Mbak, sampeyan sedang datang bulan ya?", tanyaku
"I-iya...", jawab wanita itu terbata-bata
"Mohon maaf mbak, sampeyan kalo keluar dulu gimana? biar agak enakan.", aku menyarankannya untuk pergi
"Tapi, aku pengen lihat candinya.", jawabnya sedikit mengerang
"Mbak--", belum selesai aku melanjutkan kalimatku tiba-tiba dia berteriak dan mengerang-ngerang, "AKKH!! TAU APA SIH KAMU TENTANG CANDI INI!?"
Aku melihat, nampaknya tubuh wanita ini hampir dikendalikan oleh jin penunggu daerah sini. Sebelum terlambat aku menyuruh Az dan rekan laki-laki wanita itu untuk membawa keluar, "BAWA DIA KELUAR CEPAT! SEBELUM DIA KESURUPAN!"
Kedua laki-laki itu menuruti perkataanku. Tanpa pikir panjang aku memgang dahi wanita itu seraya mengucapkan doa-doa yang ada di benakku dengan harapan jin itu keluar dengan segera.
Akhirnya, jin itu berhasil keluar dan aku berkata pada jin itu "Maafkan wanita ini karena ketidaktahuannya dalam aturan-aturan di candi ini. Tolong jangan marah dan cepat pergi."
Tanpa menghiraukan respon dari jin itu, aku segera memberi wanita itu minuman. Wanita itu tersadar kemudian aku berkata, "Mbak, lain kali kalo kesini, pakaiannya dijaga dan jangan masuk sini pas datang bulan ya."
Wanita itu mengangguk lemah.
Dalam hitungan detik tiba-tiba aku teringat Christian, AKU MENINGGALKANNYA!!
Dengan cepat aku berlari dan menghampirinya. Terlihat Christian masih tetap dalam sikap semedinya . "Phew , syukurlah.", aku menghela nafas.
"Christian , bangun! Sudah tiga puluh menit kamu beremedi!", teriakku sambil menggoyang-goyangkan badannya.
"Oh" , dia terbangun dan membuka matanya
"Kamu tertidur gak pas semedi?", tanyaku
"Tidak, tetapi aku merasa jauh lebih tenang, sudah lama aku tidak merasa setenang ini."
"Syukurlah, kalo di rumah coba semedi ya buat penahan depresimu. Tapi kamu tetap harus minta bantuan medis lho ya.", responku tersenyum
"Iya.", jawabnya
"Wow tiga puluh menit di semedi pertamamu, hebat! Aku saja cuma bisa bertahan sepuluh menit!", ucapku memujinya
"Oh ya?", jawabnya tersipu malu
"Aku mau keliling lihat candinya nih, yuk jalan-jalan!", jawabnya seraya mengajakku untuk berkeliling
"Yuk!", aku mengangguk menyetujuinya
Aku berjalan mengikuti Christian dan Az yang sedang menikmati pemandangan di sekitar candi. Terlepas dari tabrakan energi yang semakin membuatku kelelahan aku takjub melihat pencapaian Christian dalam semedi pertamanya.
"Dia punya bakat juga!", gumamku seraya tersenyum.
Ya berikut akhir dari thread ini! Untuk episode kedepannya aku akan bercerita tentang urge untuk ke Goa Selomangleng dan kunjungan pertamaku di Pura Penataran Agung Kilisuci, Kota Kediri! So stay tuned ya!
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Yanto S.

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!