#bacahorror #horror #ceritahorror #Spirituality #pengalamanspiritual #memetwit
A THREAD : Pengalaman pribadi sebagai anak indigo dan pelaku spiritual (Episode 8)
Untuk episode-episode sebelumnya bisa dilihat di tab likes profil saya yaa :D
Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku di Candi Sumberawan, Malang. Bagaimana ceritanya? Kuy simak!
Suasana kelas saat itu memang hening dan membosankan. Bayangan hitam tinggi sedang mengawasi kegiatan perkuliahan membuatku semakin suntuk dalam menjalani perkuliahanku
Ketika aku hendak membalas chat dari Az mengatakan bahwa aku ingin pergi ke Candi Sumberawan tiba-tiba aku mendengar bisikan sesorang.
"Kenapa?", jawabku spontan
"Ikutilah perkataanku, jangan pergi ke Candi Sumberawan ketika kamu datang bulan.", respon bisikan itu.
"Ah, apa boleh buat, aku harus menunggu seminggu lagi.", jawabku ketus
"Loh? Kok kamu tau kalau ada pantangan untuk tidak pergi kesana ketika ada wanita yang sedang datang bulan?", tanya Az.
"Putri! Kamu dari tadi berbicara sendiri saja, ada apa?", dosenku berteriak mengagetkanku
"Lah? Berarti dari tadi aku bicara sendiri dong!", gumamku kaget.
Dosenku hanya menatap kebingungan sekaligus khawatir, dengan cepat aku memalingkan wajahku ke buku teks yang ada di meja ku dan menghiraukan perasaan beliau.
"Ya. ada apa", jawabku via chat
"Kalau kamu ada waktu ayo meet up.", jawabnya
"Wah! Main ke Candi! Aku suka Candi! Ayo kesana!", jawabnya kegirangan
"Oke, fix ya kita kesana.", jawabku.
"Kayaknya keren nih , semedi. Ajari aku ya!", jawabnya girang.
"Okayy.", jawabku.
Lalu berangkatlah aku menuju stasiun untuk menjemput Christian.
"Oh, ya kenalin nih, ini temanku, dia orang Sumatra tapi sekarang dia kuliah di Surabaya. Namanya Christian.", ucapku sambil menunjuk Christian.
"Salam kenal juga, aku Az!", jawab Az kemudian membalas jabatan tangan dari Christian
"Putri , kamu tidak apa-apa?", tanya Az
"Nggak, nggak apa-apa.", jawabku
Tak jarang banyak sekali sosok cantik layaknya bidadari berkeliling di sekitar candi, yah tapi tetap ada sosok hitam bertaring yang sedang berteduh di bawah pohon besar.
Aku datang menghampiri Christian dan berbisik , "Kamu mau jalan-jalan dulu atau semedi?"
"Langsung saja bagaimana?", dia bertanya balik.
Sekitar sepuluh menit aku berkeliling mencari spot yang nyaman dan teduh untuk bersemedi.
"Apa menghadap stupa ya? Hmm rasanya kurang pas.", batinku.
"Ga apa-apa, aku nurut kamu.", jawabnya
Aku menyuruh Christian untuk mengikuti gayaku bersemedi dan tak lupa aku memberikannya kebebasan dalam menentukan posisi tangan saat bersemedi.
"Oke.", jawabnya serius.
Setelah itu kami bersemedi, sepuluh menit kemudian aku menyelesaikan semediku dan beranjak pergi sambil mengawasi Christian.
Belum selesai aku mendengarkan bisikan aturan itu, aku melihat ada seorang wanita berpakaian ketat sedang memasuki candi.
"Ada yang ga beres nih.", jawabku curiga
"Ga tau nih, tiba-tiba sakit setelah masuk sini.", jawab laki-laki itu khawatir
"Mbak, sampeyan sedang datang bulan ya?", tanyaku
"I-iya...", jawab wanita itu terbata-bata
"Mohon maaf mbak, sampeyan kalo keluar dulu gimana? biar agak enakan.", aku menyarankannya untuk pergi
"Mbak--", belum selesai aku melanjutkan kalimatku tiba-tiba dia berteriak dan mengerang-ngerang, "AKKH!! TAU APA SIH KAMU TENTANG CANDI INI!?"
Dalam hitungan detik tiba-tiba aku teringat Christian, AKU MENINGGALKANNYA!!
Dengan cepat aku berlari dan menghampirinya. Terlihat Christian masih tetap dalam sikap semedinya . "Phew , syukurlah.", aku menghela nafas.
"Oh" , dia terbangun dan membuka matanya
"Kamu tertidur gak pas semedi?", tanyaku
"Tidak, tetapi aku merasa jauh lebih tenang, sudah lama aku tidak merasa setenang ini."
"Iya.", jawabnya
"Wow tiga puluh menit di semedi pertamamu, hebat! Aku saja cuma bisa bertahan sepuluh menit!", ucapku memujinya
"Aku mau keliling lihat candinya nih, yuk jalan-jalan!", jawabnya seraya mengajakku untuk berkeliling
"Yuk!", aku mengangguk menyetujuinya